chapter: 17

44 23 5
                                    

Happy reading

***

WORLD STAR

Disinilah Samuel berada, di sebuah restoran mewah yang bernuansa modern, dengan perpaduan warna gold dan putih menjadi warna tetap di restoran ini, dengan ciri khas memiliki sang juru masak dari berbagai belahan dunia untuk memperlihatkan kemewahan tempat makan tersebut. Samuel berjalan menaiki lift untuk menuju ke ruangan (VVIP) yang berada di lantai delapan. Setelah sampai di ruangan yang di tuju Samuel langsung memasuki ruangan tersebut tanpa berfikir terlebih dahulu, Terlihat orang-orang yang sudah menunggu Samuel sedang menatapnya dengan tatapan yang berbeda, Samuel yang tidak menghiraukan hal itu terus berjalan dan mendekat ke arah mereka.

"Siang daddy, mommy dan keluarga Willson, maaf aku sedikit terlambat" ucap Samuel dengan sedikit membungkukkan badannya.

"Tidak apa-apa duduklah nak" ucap Tuan David yang hanya di angguki oleh Samuel.

Samuel mendudukkan dirinya di samping sang ayah dengan wajah dinginnya, Samuel mencoba senyaman mungkin untuk duduk atau berinteraksi tetapi tetap saja hatinya menolak dan tidak menyukai situasi seperti ini.

"Baiklah jangan berbasa-basi kita langsung membahasnya" ucap Tuan Alexander.

"Itu lebih baik, jadi bagaimana Samuel tentang perjodohan ini?" Tanya Tuan David.

Sebuah pertemuan yang tuan Alexander katakan beberapa hari yang lalu tidaklah bohong, Samuel harus bertemu kembali dengan keluarga Willson untuk memastikan apakah Samuel benar-benar menerimanya atau tidak, dan hal ini membuat Samuel muak, tapi mau tidak mau Samuel menurutinya demi keluarganya. Pertemuan yang dilakukan di tempat private agar lebih menghormati keluarga Willson, seperti itu ucapan tuan Alexander.

"Aku tetap pada pendirian awal ku jika aku tidak menyukai ini dan aku menolak-" Samuel menghentikan ucapannya saat sebuah tangan laki-laki tiba-tiba menggenggam tangan miliknya, Samuel tidak menghiraukan hal itu dan kembali memfokuskan diri untuk menatap tuan David "Tapi karena aku tidak ingin membuat orang tuaku kecewa, membuat orang tuaku sedih, aku terpaksa menerimanya demi mereka" sambung Samuel yang membuat tuan Alexander maupun nyonya Allena tersenyum senang.

"Benarkah?!" Teriak Willona dengan wajah yang berseri.

Samuel yang melihat hal itu semakin muak, dimana ia harus dihadapkan dengan wanita centil dan pastinya merepotkan.

"Astaga sayang jangan berteriak" ucap nyonya Elysia dengan lembut.

"Maafkan anakku dia terlalu bersemangat mendengar hal ini" ucap Tuan David.

"Tidak apa-apa sahabat, aku mengerti perasaan putrimu dia pasti bahagia" timpal Tuan Alexander.

"Aku senang mendengar jawabanmu Samuel, dan aku berterimakasih dengan sangat kau sudah menerima putriku sebagai tunanganmu, walaupun unsur keterpaksaan tapi aku tidak akan khawatir karena perasaan bisa berubah kapanpun, mungkin kau belum mencintai anakku tapi aku yakin suatu saat nanti kau akan mencintainya" ucap tuan David dengan senyum di bibirnya.

"Berdoalah yang terbaik untuk anakmu" ucap Samuel datar.

"Baiklah kita melangsungkan pertunangannya sekarang saja, private lebih baik" ucap nyonya Allena.

"Sekarang?" Tanya Samuel.

"Tentu saja sekarang, aku tidak ingin harus menunda-nundanya lagi, lebih cepat lebih baik" ucap Willona dengan senyum licik di bibirnya.

Samuel yang mendengar hal itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dengan santai tanpa menjawab ucapan Willona.

"Baiklah lakukan" ucap Samuel.

JOSSELIN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang