Happy reading
***
08:00 AM
Pagi ini Samuel dan Josselin tengah berada di dalam mobil untuk pergi bekerja, tapi seperti biasa, Samuel akan mengantarkan Josselin terlebih dahulu ke toko sebelum ia pergi ke kantor.
Tidak ada percakapan di dalam mobil, hanya terdengar deru nafas halus dari arah sebelah kiri Samuel. Samuel yang mendengar itu hanya tersenyum kecil. Benar Josselin tengah tertidur di dalam mobil tanpa merasa terganggu sedikitpun. Ia nampak terlihat lelah dengan kepala yang menunduk.
Bagaimana tidak lelah mereka pulang di jam 02 dini hari, bukan tanpa alasan tapi Samuel lah yang menyebabkan hal ini terjadi, dia tidak ingin pulang dengan alasan yang sama dia masih merindukan Josselin padahal waktu sudah tidak mendukung. Mau tidak mau Josselin membujuk sekuat tenaga agar mereka pulang, akhirnya setelah melewati waktu yang panjang Samuel pun mengiyakan perkataan Josselin untuk pulang.
Samuel menepikan mobilnya. Ia mendekat ke arah Josselin, dapat di lihat wajah gadis itu yang terlihat sangat cantik walaupun sedang tertidur.
"Sayang bangunlah" Samuel menepuk-nepuk pipi Josselin pelan.
Josselin yang merasa terganggu segera membuka matanya perlahan, pandangan pertama yang dia lihat adalah wajah Samuel yang terlihat sangat dekat. Josselin mendudukkan tubuhnya lebih tegak.
"Apa sudah sampai?" Tanya Josselin dengan suara serak khas bangun tidur.
"Belum" jawab Samuel.
"Lalu kenapa kita berhenti?"
"Kau terlihat sangat lelah apa perlu kita pulang lagi?"
"Tidak tidak jangan, aku hanya sedikit mengantuk saja"
"Apa kau akan fokus bekerja dengan keadaan seperti ini?"
"Don't worry aku hanya sedikit mengantuk saja"
"Kita membeli kopi dulu agar matamu terbuka lebar dan tidak mengantuk"
"Tidak sam, kita lanjutkan saja, aku bisa membelinya nanti sesampai disana" tolak Josselin.
"Kau keras kepala"
"Kau tahu itu, cepatlah aku tak ingin terlambat"
Samuel segera menghidupkan kembali mobil mewah nya, dan berjalan perlahan menuju tempat tujuan awalnya.
Sampai akhirnya mereka sampai di toko tempat josselin bekerja. Mereka keluar dari mobil dan berdiri di depan toko tersebut. Dapat mereka lihat jika Marsha sudah berada di dalam dengan sapu di tangan nya.
"Pergilah aku akan masuk, dan terimakasih untuk tumpangannya" ucap Josselin dengan merapatkan tubuhnya kepada Samuel, membenarkan dasi yang sedikit miring dan sedikit menepuk-nepuk dada pria yang ia cintai untuk menghilangkan debu bandel yang menempel di baju mahalnya.
"Iya sayang. Kau jangan terlalu lelah bekerja dan jangan melewatkan makan siang mu, hubungi aku jika kau memiliki waktu kosong, mengerti?"
Josselin mengangguk faham Samuel yang melihat hal itu mengecup pucuk kepala Josselin dengan gemas.
"HEII!!! nyonya Josselin bisakah kau segera masuk dan membantuku?!!"
Suara cempreng dari gadis berambut pendek itu, menggema di indra pendengaran Samuel dan Josselin yang sukses membuat mereka tertawa.
"Haha lihatlah dia nampak geram melihat kita" ucap josselin.
"Dia seperti gadis yang frustasi melihat cinta kita" timpal Samuel.
Marsha yang mendengar hal itu menatap tajam mereka, dengan memegang sapu yang mengudara di atas seakan siap untuk melempar mereka berdua dengan benda itu kapan saja.
"Berhentilah membicarakanku manusia biadab. Josselin kau masuklah kedalam dan kau Samuel pergilah dari sini" perintah Marsha
Josselin segera melepas genggaman tangan nya pada tangan Samuel "baiklah nyonya Marsha yang terhormat" ucap Josselin yang membungkuk hormat dan lari begitu saja.
Samuel yang melihat itu hanya tersenyum, bagaimana ia melihat dan mendengar tawa Josselin yang begitu lepas.
"Berhentilah tersenyum seperti orang bodoh sam, sekarang pergilah dari sini sebelum aku melemparkan sapu ini dan menembus otak CEO mu itu"
"Baiklah nenek sihir saya permisi" Samuel membungkuk seperti apa yang Josselin lakukan dan berjalan memasuki mobil dengan senyum yang masih terlihat.
"Sialan" gumam Marsha dengan masuk kedalam toko.
Saat memasuki toko kembali Marsha mrlihat Josselin yang sedang merapihkan baju-baju yang terlihat tidak beraturan, Marsha mendekat ke arah gadis bersurai panjang itu. Hanya berdiri di sampingnya tidak ada percakapan apapun.
Josselin melirik Marsha sekilas "ada apa?" Tanya Josselin.
"Apa kau sudah menanyakannya kepada Samuel?"
"Tentang?"
"Tentang bagaimana dia terlahir kaya"
"Oh soal itu aku tidak menanyakannya" saut Josselin.
"Dalam hati kecilku terselip rasa ingin membunuhmu sselin"
"Kau akan di juluki psychopath jika melakukan hal itu"
"Tak apa, setidaknya aku bisa memusnahkan manusia sepertimu"
"Sangat menakutkan"
"Aku serius Josselin, apa kau sudah membicarakannya dengan Samuel?" Marsha mengulang kembali pertanyaannya.
"Tentu saja, saat kami menghabiskan waktu semalam ak-"
"Katakan intinya saja, tidak perlu mengatakan jika kau menghabiskan waktu bersamanya, aku tahu karena melihat postingan kalian" ucap Marsha dengan memotong perkataan Josselin.
Josselin yang mendengar itu terkekeh kecil "baiklah-baiklah maafkan aku. Aku sudah mengatakannya pada Samuel soal itu dan dia mengatakan jika maksud dia tidak mengenalkanku pada keluarga karena sedang mencari waktu yang tepat. Melihat siapa itu keluarga Samuel yang tidak pernah terlepas dari kata sibuk dan bisnis. Tapi dia mengatakan dia akan mempertemukan aku dengan keluarnya di akhir pekan nanti"
"Wah seriously?!"
"Ya dia yang mengatakannya." jawab josselin.
"Syukurlah"
"Kenapa kau terlihat nampak bahagia?" Tanya Josselin
"Entah apa yang aku rasakan, tapi aku merasakan bahagia saat mendengar hal itu, itu artinya dia benar-benar serius dengan hubungan ini, aku tidak ingin kau tersakiti karena hubungan yang tidak jelas"
"Kau teman terbaikku" Josselin merasa terharu mendengar penuturan Marsha yang terlihat memperdulikan dirinya
"Karena aku adalah temanmu satu-satunya jadi aku terpaksa melakukan hal itu"
Mereka tertawa bersama dan berpelukan satu sama lain seperti menyalurkan rasa sayang persahabatan mereka lewat sebuah pelukan hangat.
_TBC_

KAMU SEDANG MEMBACA
JOSSELIN [ON GOING]
Fiksi Remajajosselin seorang gadis yang harus merasakan sakit hati yang teramat sangat ketika kekasihnya sekaligus kebahagiaannya di jodohkan dengan orang lain. *** Josselin gadis 22 tahun yang hidup sebatang kara. Orang tuanya telah meninggal saat josselin ber...