Happy reading
***
Josselin tengah sibuk menyapu lantai dengan bersenandung kecil. Pekerjaannya tidak terlalu berat seperti toko pada umumnya. Josselin merasa beruntung bisa bekerja di tempat ini karena pekerjaan yang ringan dan memiliki bos yang sangat baik.
Saat tengah asik bersenandung tiba-tiba Josselin terkejut saat pundaknya di tepuk dari belakang.
"sselin ikut aku" ucap gadis berambut sebahu dengan menarik satu tanganku.
"Ada apa sha" ucap ku penasaran.
"Ayo cepat tuan Roman sudah menunggu kita " ucap Marsha dengan nafas yang terengah-engah.
Ya dia adalah Marsha teman sekaligus sahabat josselin satu-satunya. Marsha adalah gadis periang dan penyayang tentunya garang dengan gummy smile nya yang ia miliki. Josselin sudah menganggap Marsha sebagai kakaknya sendiri. Gadis yang memiliki umur yang sama itu sudah menemani Josselin saat dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
"Sepertinya penting, baiklah ayo" josselin segera menyimpan sapu nya dengan asal, yang membuat sapu itu terjatuh dan menghantam lantai yang berhasil mengeluarkan bunyi yang nyaring.
Kedua gadis itu berlari keruangan utama dimana tuan Roman menunggu. Mereka memasuki ruangan tersebut dengan perlahan.Saat memasukinya Terlihat pria yang sudah hampir berkepala lima itu tengah memandang sebuah manekin yang memakai gaun pengantin yang ekornya menjulang panjang.
"Kalian sudah datang? Kemarilah" ucap tuan Roman tanpa melirik sedikitpun.
Josselin dan Marsha yang merasa terpanggil segera mendekat dan berdiri di samping tuan Roman.
"Lihat gaun pernikahan yang aku bicarakan kepada kalian berdua sudah selesai, aku merancangnya sendri"
"Terlihat sangat cantik tuan" puji josselin dengan memegangi ujung tangan gaun tersebut.
Tuan Roman yang mendengar hak itu tersenyum hangat "memang, aku rasa ini gaun istimewa yang ku buat"
"Aku rasa jika suatu saat nanti ada seseorang yang membeli gaun ini untuk acara pernikahannya dia adalah wanita yang sempurna"
"Bagaimana jika itu dirimu?" Tanya Marsha polos yang membuat josselin geram dan berhasil menginjak kaki gadis itu.
Tuan Roman yang melihat tingkah kedua karyawannya hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Bantu aku mengangkat patung ini dan memajang nya di depan toko kita"
Josselin dan Marsha mengangguk patuh, mereka segera mengambil posisi untuk mengangkat manekin tersebut tanpa membuka gaunnya. Harus hati-hati agar tidak kusut dan tidak ada manik-manik yang lepas.
Josselin mengambil posisi untuk memegang bagian kepala manekin sedangkan tuan Roman bagian kaki dan Marsha memegangi bagian perut dengan gaunnya.
"Berjalanlah perlahan pastikan kalian tidak tersandung" peringat tuam Roman.
Saat sampai di kaca depan toko mereka bertiga meletakkan patung manekin tersebut dengan perlahan seakan jika itu adalah barang yang sangat berharga.
Kini hanya ada Josselin dan Marsha berdua karena tuan Roman mendapat panggilan penting. Josselin merapihkan gaun tersebut dengan senyum yang merekah, ia memegang setiap manik berbentuk bunga tulip itu dengan mata yang berbinar.
Sementara Marsha yang melihat hal itu tersenyum kecil "kau nampak menyukai gaun itu sselin"
"Gaun ini terlihat sangat cantik, aku yakin kau juga merasakan hal yang sama denganku"

KAMU SEDANG MEMBACA
JOSSELIN [ON GOING]
Teen Fictionjosselin seorang gadis yang harus merasakan sakit hati yang teramat sangat ketika kekasihnya sekaligus kebahagiaannya di jodohkan dengan orang lain. *** Josselin gadis 22 tahun yang hidup sebatang kara. Orang tuanya telah meninggal saat josselin ber...