Happy reading
***
"Siapkan saja gaunnya aku akan menyuruh bodyguard ku untuk mengambilnya"
"Baik tuan saya akan menyiapkan se-rapih mungkin"
"Terimakasih" ucap Tuan Alexander dan langsung mematikan panggilan.
Tuan Alexander berjalan menghampiri ruang tamu yang sudah terdapat Willona disana yang tengah berbincang dengan istri tercintanya.
"Apa kabar dirimu menantu?" Tanya tuan Alexander.
"Sangat baik Daddy" ucap Willona dengan ramah.
"Aku tidak menyangka anak kecil yang dulu sering aku gendong kini akan menjadi menantuku" ucap Tuan Alexander.
"Kau benar sayang, dulu Willona selalu meminta kita untuk membelikannya ice cream setiap kali kita berkunjung kerumahnya"
Willona yang mendengar hal itu hanya tersenyum senang, tuan Alexander dan nyonya Allena sangat mengagumi Willona sedari kecil bukan hanya kagum tapi juga mereka menyayangi Willona seperti anaknya sendiri dikarenakan Willona adalah anak yang berperan sebagai sahabat Tuan Alexander.
"Sayang kemana Samuel? Kenapa dia belum turun? Apa dia masih tidur?" Tanya tuan Alexander kepada nyonya Allena.
"Entahlah aku juga belum melihatnya pagi ini, tunggulah sebentar aku akan melihat ke kamarnya"
Nyonya Allena berjalan menaiki tangga untuk menuju kamar Samuel. Terlihat pintu yang masih tertutup rapat dan sunyi.
Tok-tok-tok
"Sam apa kau di dalam?"
Dan tidak ada jawaban, nyonya Allena menekan tombol yang berada di pintu tersebut dan pintu terbuka.
Nyonya Allena berjalan masuk dan merasakan hawa dingin di kamar punya semata wayangnya, saat tengah menelisik isi ruangan tersebut tiba-tiba matanya tertuju pada seseorang yang masih tertidur di atas kasur dengan tubuh yang tertutup selimut.
"Sam, bangunkanlah ini sudah siang" ucap nyonya Allena.
Samuel yang merasa tidurnya terusik kini mulai menggeliat, ia terbangun dari tidurnya dan mendudukkan diri untuk mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.
"Ada apa mom?" Ucap Samuel dengan suara serak nya.
"Bangunlah, kenapa kau masih tidur hm?"
"Aku sangat lelah sungguh, aku seperti kehilangan 100% tenagaku"
"Kau berlebihan sekali, cepatlah bangun dan temui Daddy mu di ruang tamu"
"Tapi aku masih mengantuk"
"No No No tidak boleh tidur kembali" ucap nyonya Allena.
"Baiklah-baiklah Mommy keluarlah aku akan membersihkan tubuhku"
Nyonya Allena keluar dari kamar Samuel, dan Samuel bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai dengan mandinya dan mengenakan pakaian formal nya Samuel bergegas segera turun menemui sang ayah seperti apa yang ibundanya katakan.
Saat kaki nya berpijak di ruangan utama lebih tepatnya ruang tamu mata Samuel tiba-tiba melihat punggung seorang gadis yang tengah berbincang dengan orang tuanya, Samuel mengetahui siapa pemilik punggung itu.
"Mom Dad"
"Oh Sam kau sudah selesai? Duduklah" ucap nyonya Allena.
Samuel segera mendudukkan tubuhnya di sofa kosong yang tentunya tidak berdekatan dengan Willona.
"Kenapa kau bangun siang?" Tanya Tuan Alexander.
"Karena aku ingin" jawab Samuel dingin.
Tuan Alexander hanya mendengus kasar mendengar jawaban putranya.
"Lihatlah Willona sudah menunggu sedari tadi"
"Aku bahkan tidak memiliki janji dengannya" ucap Samuel.
"Bersikaplah sopan bocah tengil" ucap Tuan Alexander dengan sorot mata yang tajam.
"Apa yang membawamu kemari Willona?" Tanya Samuel.
"Daddy yang menyuruhku kemari" jawab Willona.
Samuel menatap Daddy nya datar, ia sudah tahu Willona datang kemari karena permintaan ayahnya.
"Apa Daddy memiliki janji dengannya?" Tanya Samuel.
"Lebih tepatnya kau yang memiliki janji dengannya"
"Aku?"
"Yeah kau harus segera mencari cincin pernikahan karena waktunya tidak banyak, dan tenang saja soal gaun pengantin aku sudah memilihkannya untuk acara nanti yang pastinya cocok untuk calon menantuku" ucap tuan Alexander.
Willona yang mendengar hal itu tersenyum lebar, terlihat dari perlakuan tuan Alexander jika ia sangat menyayangi Willona.
"Ini seperti pernikahanmu dad bukan pernikahanku"
"Jaga mulutmu Sam" tegur nyonya Allena dengan halus.
"Kenapa tidak Daddy saja yang mencari cincin nya dan biarkan aku beristirahat dengan tenang"
"Kau yang akan menikah jadi alangkah baiknya kau yang mencarinya"
"Aku lelah sungguh" ucap Samuel.
"Daddy tidak menerima alasan apapun, sekarang pergilah dan carilah cincin yang terbaik untuk calon menantuku"
Tanpa menjawab ucapan tuan Alexander Samuel langsung bergegas pergi keluar yang langsung di susul oleh Willona.
Samuel masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan, dia terduduk di kursi kemudi dengan wajah yang memerah. Samuel sangat merasa geram dengan tingkah ayahnya yang sangat menyanjung Willona yang bahkan belum menjadi menantu yang sesungguhnya. Terlihat pintu terbuka menampilkan Willona yang tengah tersenyum kearahnya.
"Sam aku tidak menyangka kita akan segera menikah dengan hanya hitungan hari lagi" ucap Willona.
"Apa kau sangat ingin sekali menikah denganku?"
Willona mengangguk antusias mendengar pertanyaan Samuel "sangat, aku sangat menginginkannya"
"Bagaimana jika sebelum pernikahan itu berlangsung aku memberikan sedikit peringatan untukmu" ucap Samuel dengan mata yang menyorot tajam kepada Willona.
"A-apa itu" ucap Willona dengan terbata-bata.
"Tutup mulutmu dengan rapat jangan membicarakan pernikahan sialan ini kepada orang terdekatku termasuk Josselin kekasihku"
"P-peringatan macam apa itu?"
"Itu peringatan yang harus kau patuhi, jika sampai saja mulutmu membongkar semuanya dan Josselin mengetahuinya dari mulutmu, aku-"
"Aku apa hah?!" Teriak Willona
"Aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!" Ancam Samuel.
"Sam apa kau sadar dengan ucapanmu? Aku calon istrimu yang-"
"Yang tidak aku inginkan" potong Samuel dengan menatap tajam Willona.
"Samuel!!" Teriak Willona yang menggema di telinga Samuel.
"Aku harap kau mendengar ucapanku jika kau tidak ingin menyesal dikemudian hari" ucap Samuel dengan menekan setiap kalimatnya.
Willona menatap tajam dapat di rasakan matanya memanas karena ucapan Samuel.
"Sialan kau" Batin Willona.
part terpendek sumpah:(
maafken yaaw ini doang kok_TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
JOSSELIN [ON GOING]
Teen Fictionjosselin seorang gadis yang harus merasakan sakit hati yang teramat sangat ketika kekasihnya sekaligus kebahagiaannya di jodohkan dengan orang lain. *** Josselin gadis 22 tahun yang hidup sebatang kara. Orang tuanya telah meninggal saat josselin ber...