Tidur Junghwan tidak nyenyak sama sekali.
Entah sebab lampu kamar yang terasa remang atau karena pemandangan di luar hanya dipenuhi oleh pohon besar tanpa satu pun rumah di sekelilingnya, mimpi Junghwan diisi oleh hal buruk dan menyeramkan.
Pendingin ruangan bahkan tidak sanggup untuk menghentikan keringat yang keluar dari tubuhnya, membuat tenggorokannya terasa kering begitu ia terjaga. Dan laki-laki itu memutuskan untuk berjalan keluar kamar, netranya melirik jam besar yang tergantung di dekat tangga, pukul enam pagi, cahaya matahari malu-malu menampakkan diri dan mengintip samar lewat celah jendela.
Junghwan hampir berteriak saat melihat pemilik rumah yang duduk di dekat dapur, tepat di depan pintu yang mengarah langsung ke halaman belakang.
"Kim Doyoung?"
Yang dipanggil hanya menoleh sebentar sebelum kembali memfokuskan diri melihat ke depan, Junghwan yang penasaran ikut bergabung setelah meraih satu botol air mineral dingin dari dalam kulkas.
"Ngapain?" Tanya Junghwan, ia pun duduk di kursi kosong yang ada di samping Doyoung.
"Berjemur."
Junghwan tahu Doyoung gila tapi ia tidak menyangka bahwa atlet itu akan semengkhawatirkan ini kondisinya.
"Matahari bahkan belum terbit." Jawaban yang keluar dari mulut Junghwan membuat Doyoung terkekeh pelan.
"Dokter ngapain di sini? Biasa bangun pagi, atau gak bisa tidur?"
"Opsi ke dua."
Doyoung mengangguk samar, "Rumah ini emang kurang nyaman buat dipake istirahat." Jelasnya singkat.
"Terus kenapa kamu milih buat tinggal di sini?"
Yang lebih kecil menoleh, senyum tipis terukir di wajah manisnya. "Pertanyaan itu, masuk ke dalam sesi pengobatan kita?"
Junghwan mengalihkan pandang, sesuatu yang aneh berdesir dalam dirinya saat melihat wajah Doyoung yang entah kenapa nampak polos dan tidak berdosa.
Walau ia tahu kalau di balik wajah itu terdapat iblis yang sangat mudah lepas kendali.
Hening cukup lama setelahnya, Junghwan yang malas menanggapi kalimat Doyoung, dan Doyoung yang enggan mencari keributan. Keduanya kembali memandang halaman belakang yang cukup luas di depan.
Di sana bahkan terdapat kolam renang yang mungkin sengaja ditutup karena jarang digunakan, itu sepertinya akan memudahkan Junghwan dalam sesi pengobatan yang harus secepatnya ia lakukan.
"Saya mandi dulu." Ucap Junghwan sebelum beranjak dari kursinya, lagi-lagi Doyoung mengangguk dan membiarkan dokter pribadinya berjalan menjauh menuju kamar yang ada di lantai dua.
Untuk saat ini ia hanya ingin berdiam diri sambil menikmati udara pagi, sembari mengingat-ingat entah kapan terakhir kali hidupnya setenang ini.
***
Junghwan keluar dari kamar menggunakan pakaian rapi selayaknya ia akan benar-benar pergi bekerja hari ini, kemeja biru muda sebagai atasan serta celana bahan hitam sebagai bawahan, dan jangan lupakan snelli yang membuat tubuhnya makin terlihat tinggi.
Laki-laki itu berjalan menuju ruang kerja yang telah Doyoung siapkan di salah satu kamar di lantai dua, ia menyempatkan diri untuk merapikan beberapa perlengkapan yang ia bawa dari kliniknya tempo hari.
Ia masih sibuk membaca rekam medis milik Doyoung yang sebelumnya ia simpan dalam-dalam di lemari, beberapa tahun lalu Doyoung pernah menjadi pasiennya dan Junghwan berhasil membuatnya sembuh walau tidak sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight [Hwanbby]✔️
Fiksi PenggemarWherein Athlete!Doyoung met Psychiatrist!Junghwan, Will they find the way? Or even make it worse by living together under the same roof? Moonlight ; Clair De Lune.