Chapter XVI

1.8K 224 44
                                    

"Kenapa Junghwan gak diajak?" Protes Doyoung setelah mobil yang Asahi bawa mulai membelah jalan yang dipenuhi dedaunan, suara mesin mobil seakan menjadi satu-satunya pemecah keheningan di tengah hutan.

Manajernya itu menyeretnya keluar dari rumah, berkata kalau mereka butuh beberapa bahan makanan karena banyak yang sudah habis sejak semalam.

"Kamu literally semaleman penuh udah bareng-bareng sama dia." Omel Asahi, sebenarnya bukan tanpa alasan dirinya mengajak Doyoung keluar hanya berdua, Junghwan dan Jaehyuk memiliki sesuatu yang harus diurus tanpa melibatkan mereka.

"Tetep aja!" Bibir Doyoung merengut maju, "Kan lebih seru kalau keluarnya rame-rame."

"Nanti rumahmu ilang karena gak ada yang jagain."

Alasan macam apa, pencuri juga pasti enggan masuk ke dalam rumah yang dikelilingi ratusan pohon tinggi itu.

"Kamu bebas pilih jajan apapun di sana, aku yang bayar." Ucap Asahi dan disambut baik dengan Doyoung yang mulai tersenyum jahil di kursi penumpang.

Memang tidak seharusnya Asahi menjanjikan apapun pada orang gila seperti Doyoung, atlet kesayangannya itu menghabiskan hampir seluruh gaji bulanan hanya untuk makanan manis yang memenuhi troli, juga beberapa botol minuman keras yang Asahi yakin akan langsung dibuang oleh Junghwan begitu laki-laki itu melihatnya.

Tapi Asahi juga tidak dapat menolak karena Doyoung yang mengancam akan pulang seorang diri jika ia tidak menuruti permintaannya. Sungguh, sebuah rencana yang buruk. Asahi hanya berharap agar Junghwan dan Jaehyuk sudah selesai dengan urusan mereka begitu ia dan Doyoung sampai rumah.

"Makasih Kak Asa." Ucap Doyoung dengan suara yang dibuat-buat, jika bukan Doyoung yang menggajinya selama ini, ia pasti sudah melempar tubuhnya keluar dari mobil.

"Aku udah lama gak minum, nanti malem minum sama aku ya?" Lanjut Doyoung lagi, sedangkan Asahi hanya tersenyum jengah.

"Oh masih inget kalo aku ikut tinggal di rumah kamu? Bukannya kamu lebih suka ngabisin waktu sama pacar barumu itu?" Sindir Asahi yang dibalas dengan tawa keras yang lebih muda.

"Kak Asa cemburu? Kakak juga bisa kok habisin waktu berdua sama Jaehyuk, aku sengaja kasih dia kamar di lantai satu supaya suara kita gak beradu kalau malem."

Asahi tidak peduli dengan plester luka yang masih menempel di kening Doyoung, karena ia dengan cepat memukul bagian belakang kepalanya yang entah kenapa malah dipenuhi hal-hal kotor.

"Bisa stop mesum gak? Aku masih bisa liat ya tanda di leher kamu meski kamu tutupin pake turtle neck itu, sama luka di bibir Junghwan juga. Duh, kamu brutal banget jadi anak, siapa sih yang ngajarin?"

"Kak Asa yang ngajarin." Jawab Doyoung, diiringi dengan tawa jahil di ujung kalimat. "Tapi Kak Asa kok gak pernah cerita sih soal Jaehyuk? Aku taunya orang penakut itu cuma temen kakak pas kuliah."

"Gak ada yang perlu diceritain, dia gak jelas."

Tidak ada satupun kebohongan di sana, Jaehyuk adalah orang paling aneh yang pernah Asahi kencani. Lulusan teknik yang enggan bekerja dan memilih menjadi asisten Psikiatri, saat pertama mendengar hal itu Asahi harus memeriksa telinganya berulang kali.

Doyoung mengangguk setuju, "Bener, gak kayak sepupunya. Junghwan jauh lebih seru dibanding Jaehyuk, Kak Asa tau gak dia tuh beberapa kali cium aku pas kita belum jadian. Mesum dikit, tapi aku suka sih." Lanjutnya, dan perjalanan mereka diisi dengan Doyoung yang terus mengoceh perihal Junghwan tanpa henti.

Asahi hanya mendengarkan sambil sesekali tertawa, keputusan Junghwan untuk mengajaknya dan Jaehyuk tinggal bersama di rumah Doyoung sepertinya tepat. Kondisi Doyoung makin membaik tiap harinya, ia juga tidak lagi bicara soal kakaknya yang dulu kerap muncul di hadapan.

Moonlight [Hwanbby]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang