Chapter XVII

1.7K 220 35
                                    

"Doyoung mana?" Tanya Asahi pada Junghwan yang berjalan ke dapur sendirian.

"Tidur, nanti makannya saya bawain aja ke atas."

Suasana hati Doyoung memang tidak baik sebab therapy dadakan yang Junghwan terapkan, ditambah satu botol soju yang ia habiskan, maka Junghwan memutuskan untuk membiarkannya terlelap di kamar sendirian. Ia hanya harus mengonsumsi kafein jika ingin menemani Doyoung terjaga semalaman.

Asahi mengangguk dan kembali fokus dengan makanan yang ada di atas meja, lengkap bersama Jaehyuk yang duduk di sampingnya, mantan kekasihnya itu tidak berhenti mengoceh perihal hubungan singkat mereka.

"Hubungan kalian kayaknya lancar-lancar aja." Ucap Junghwan tiba-tiba, membuat Asahi refleks mendorong kepala Jaehyuk yang makin dekat ke arahnya.

"Lancar berantemnya." Balas Asahi singkat, kalau bukan karena Doyoung, jelas ia enggan menghadapi dua sepupu ini seorang diri.

Jaehyuk dan Junghwan adalah perpaduan yang aneh, walau mereka sama-sama memiliki tingkat percaya diri yang tinggi juga paras yang rupawan, tapi Junghwan jelas lebih baik karena ia memiliki otak cerdas untuk diandalkan. Sedangkan Jaehyuk, Asahi sama saja bertemu Doyoung versi sedikit waras jika memutuskan untuk kembali menjalin hubungan.

Cukup Doyoung yang terus merepotkan, Asahi enggan mengurus orang yang bahkan tidak memberinya bayaran.

"Minggir gak?" Omel Asahi lagi ketika Jaehyuk terus mencoba mendekat, ia siap untuk menyeret Jaehyuk ke kolam renang di belakang jika mantan kekasihnya itu berbuat yang tidak-tidak.

Junghwan hanya tertawa melihat tingkah dua orang di depannya, Jaehyuk yang bodoh memang cocok dengan Asahi yang sangat tidak sabaran, tapi entah kenapa hubungan mereka malah kandas di tengah jalan.

Seingat Junghwan, Jaehyuk tidak pernah berhubungan dengan siapapun setelah putus dengan manajer Doyoung itu. Jelas karena ia tidak mungkin menemukan orang sesabar Asahi di manapun.

Jaehyuk memilih bekerja dengan Junghwan bukan tanpa alasan, orang tuanya tidak mengizinkan anak mereka untuk repot bekerja di perusahaan lain karena Ayah Jaehyuk memang memiliki bisnis yang lumayan, hanya menunggu waktu hingga perusahaan itu beralih ke tangan anak semata wayang mereka.

Dan klinik Junghwan hanya pelarian karena Jaehyuk enggan disebut pengangguran.

Teriakan Doyoung dari lantai dua mengejutkan mereka yang sibuk dengan kegiatan masing-masing, Junghwan dan Asahi sempat bertukar pandang sebelum berlari ke sumber suara.

Jaehyuk yang belum paham dengan situasi juga ikut serta, jelas karena ia tidak ingin ditinggal di bawah sendirian.

Dengan tergesa Junghwan membuka pintu dan ia menemukan Doyoung sudah berdiri di depan balkon kamar, "Doyoung!" Teriak Junghwan, ia berlari dan menarik tubuh Doyoung sebelum kekasihnya lompat dari sana.

"Oh my God." Ucap Jaehyuk dan Asahi bersamaan, kalau bukan karena reflek Junghwan yang cepat, Doyoung pasti sudah jatuh menghantam entah apa yang ada di bawah.

Mereka tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya tapi yang jelas Doyoung pasti lagi-lagi melihat sosok kakaknya, karena ia terus menunjuk ke ujung ruangan, berkata bahwa Sechan ada di sana dan siap membunuhnya saat itu juga.

Doyoung tidak berhenti meronta di pelukan Junghwan, Jaehyuk meraih tas milik sepupunya, mengeluarkan segala peralatan yang Junghwan butuhkan untuk memberi injeksi pada pasiennya.

Mabuknya seakan menguap begitu saja, digantikan oleh panik yang juga dirasakan oleh semua penghuni rumah. Asahi bahkan hampir menangis saat melihat tubuh Doyoung yang makin lemas di pelukan Junghwan,

Moonlight [Hwanbby]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang