Teriakan bergemuruh di stadion terdengar samar di telinga Doyoung yang bergerak cepat di sepanjang lintasan, dengan jantung yang berdegup kuat, ia akhirnya berhasil menjadi orang pertama yang sampai di sisi kolam lainnya. Nyanyian khas yang selalu didengar tiap keluar sebagai pemenang lagi-lagi menjadi pengiring olimpiade terakhir yang ia ikuti.
Dengan tidak sabar Junghwan memakaikan bathrobe ke Doyoung yang baru keluar dari kolam, "You shows too much skin." Protesnya sambil memastikan tubuh Doyoung tertutup sepenuhnya, dan disambut dengan tawa Doyoung serta Asahi yang memandang bangga ke arahnya.
"잘 했어." Puji Asahi, ini adalah tugas terakhirnya sebagai manajer Doyoung setelah hampir sepuluh tahun menemani.
Kondisi Doyoung membaik jauh lebih cepat dibanding perkiraan, ia bisa kembali berenang tidak lama setelah pulang dari Iksan. Junghwan dan semua metode pengobatan memiliki andil besar, serta peran orang-orang yang ada di sekitarnya.
Jaehyuk, Asahi, bahkan kedua orang tua Junghwan juga selalu membantu Doyoung agar tidak lagi berpikiran soal Sechan. Berada di lingkungan yang suportif memang memiliki andil besar dalam proses penyembuhan penderita penyakit mental.
Berita soal Doyoung yang akan pensiun setelah olimpiade berakhir menjadi topik terhangat di seluruh stadion, hampir semua orang merasa sedih sebab Korea kini harus merelakan salah satu atlet renang terbaik mereka.
Tapi umur Doyoung memang tidak lagi muda, hampir mencapai batas umur maksimal. Dan Doyoung rasa, ratusan medali emas yang berhasil ia dapat sudah cukup membuatnya puas, tidak ada lagi penyesalan atau hal yang belum ia capai selama karirnya,
Setelah proses selebrasi dan wawancara singkat, Doyoung berjalan menuju loker untuk berganti pakaian, tentu ditemani oleh Junghwan yang terus berada di sampingnya.
Hubungan mereka tidak pernah dirahasiakan karena Junghwan adalah manusia paling posesif yang pernah Doyoung kenal, tentu dalam hal baik karena Junghwan tidak pernah meninggalkannya mau sejauh apapun Doyoung berada.
Atlet di Korea memiliki bayaran tinggi, uang yang ia hasilkan terlalu banyak dan bisnis kekasihnya hampir bangkrut, Doyoung yang juga berperan sebagai tersangka, ikut serta dalam membangkitkan klinik Junghwan.
Tidak lagi menyewa tahunan, dengan uang yang Doyoung beri, Junghwan berhasil membeli gedung tanpa repot membayar cicilan.
Dan pernikahan adalah jaminan yang Junghwan janjikan. Walau awalnya Doyoung tidak peduli, karena yang terpenting adalah sosok Junghwan di sampingnya, status tidak terlalu ia pikirkan.
"Habis ini ke mana dulu?" Tanya Doyoung yang baru selesai berpakaian, Junghwan meraih tas besar yang ada di bahu kekasihnya sebelum menarik tangannya keluar dari stadion.
"Katanya mau ke tempat Sechan?"
Doyoung mengangguk, tersenyum dan mengeratkan pegangannya di tangan Junghwan.
Perjalanan menuju rumah abu Sechan bersemayam tidak membutuhkan waktu lama, setengah jam kemudian mereka sampai ke tempat tujuan. Entah ini sudah kunjungan ke berapa, Junghwan memang rutin mengajak Doyoung mengunjungi kakaknya karena ingin kekasihnya lebih berani untuk menghadapi kenyataan.
Dan sosok yang berdiri tepat di depan lemari Sechan cukup mengejutkan keduanya.
Itu Ayah dan Ibu tirinya.
Tadinya Doyoung ingin lari, tapi senyum yang entah kapan terakhir kali ia lihat tersungging di wajah sang Ayah membuatnya mengurungkan niat. Masih dengan tangan yang digenggam kuat oleh Junghwan, mereka berjalan mendekat.
Orang tuanya tidak berhenti meminta maaf atas semua kesalahan yang mereka juga Sechan perbuat, Doyoung tidak tahu rasanya selega ini, seakan semua beban yang menumpuk di dadanya hilang begitu saja beriringan dengan air mata yang sempat membasahi wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight [Hwanbby]✔️
FanfictionWherein Athlete!Doyoung met Psychiatrist!Junghwan, Will they find the way? Or even make it worse by living together under the same roof? Moonlight ; Clair De Lune.