Bab Pertama

552 45 4
                                    

"Laut, hari ini temani Mama menjenguk nenek di rumah sakit ya?" Laut mendongakkan wajahnya dan langsung menatap wajah indah dari wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya selama 18 tahun ini.

"Nenek di rumah sakit? Dari kapan?" tanya Laut yang kembali membaca novel romansa yang ada di tangannya.

"Dari kemarin sore. Sesak nafasnya kambuh, untungnya pamanmu langsung membawa nenek ke rumah sakit dan bisa mendapat pertolongan pertama."

"Yasudah, Mama akan siap siap dulu. Mama tunggu di bawah ya? Jangan lama lama." Wanita yang masih terlihat muda itu berjalan meninggalkan sang putra di kamarnya.

Leonardo Aksara Utama, dipanggil Laut karena singkatan dari namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leonardo Aksara Utama, dipanggil Laut karena singkatan dari namanya. Setelah lulus SMA dua tahun lalu, ia memutuskan untuk pindah ke rumah Mamanya yang ada di Bandung. Ia merupakan anak tunggal dari Mama dan Papanya dan anak pertama dari Papa dan ibu tirinya. Memilih untuk pindah karena ia sadar jika ia sudah dewasa dan ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Mamanya. Mengambil jurusan Manajemen Bisnis di salah satu Universitas Swasta karena permintaan sang ibu. Lahir dan besar di keluarga yang lebih dari kata cukup tak membuatnya menjadi seseorang yang tinggi hati dan manja. Ia bahkan sudah memiliki satu bisnis yang sudah ia tekuni sejak ia berada di bangku pertama sekolah menengah.

"Sudah siap, nak?" Laut hanya mengangguk.

"Hari ini kamu yang menyetir ya? Mama merasa kurang sehat karena harus tidur larut beberapa hari ini," ucap wanita itu.

"Iya, Ma." Laut menerima kunci mobil dari ibunya itu dan langsung masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan, tidak ada pembicaraan yang khusus. Hanya pertanyaan ringan yang selalu dilontarkan dari sang ibu yang dijawab dengan kata tidak, ya dan hmm.

¤¤¤

"Bagaimana keadaan ibu, Mas?" tanya ibunya Laut saat melihat sang paman yang baru saja keluar dari ruangan.

"Ibu baik baik saja. Kata dokter, ibu cuma kelelahan dan butuh banyak istirahat." Wanita itu mengangguk dan mengucapkan kalimat syukur.

"Mas mau kemana?"

"Mau ke depan, Tiff, mau beli makanan untuk ibu. Kalian sudah makan? Mau mas belikan makanan juga?" Wanita yang dipanggil Tiff itu hanya menggeleng.

"Yasudah, kalian masuk saja. Ibu masih bangun karena dari kemarin kebanyakan tidur. Aku tinggal ya." Lelaki itu melangkah menjauh, meninggalkan Laut dan ibunya yang sudah masuk ke dalam ruangan.

"Ibu kenapa bisa kelelahan? Tiff kan sudah bilang ke ibu kalo ibu jangan terlalu banyak bergerak atau melakukan pekerjaan yang menguras banyak tenaga. Ibu kenapa gak mau mendengarkan Tiff sih?" ujar dan tanya wanita itu.

"Ibu bosan kalo hanya duduk diam dan tidak melakukan apapun, Tiffany. Lagipula, ibu hanya membersihkan rumah dan merapikan taman saja. Kamu tahu sendiri kan kalo rumah ibu gak terlalu besar, jadi ibu pikir ibu akan baik baik saja. Toh selama ini ibu tak pernah merasa kelelahan saat melakukannya," jawab wanita yang sudah berumur itu.

Ma moitié de vie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang