Airy melempar batu kecil ke kaca pintu balkon kamar Laut membuat yang punya kamar merasa sedikit kesal.
"Ada apa?" tanya Laut setelah membuka pintu balkonnya.
"Kamu sudah tidur?"
"Belum, masih mengerjakan tugas. Kenapa?" taya Laut kembali.
"Aku bosan di rumah, mau keluar? Aku akan membawamu ke tempat makan yang enak."
"Tidak perlu, aku sudah makan." Laut ingin kembali ke kamarnya tapi suara rengekan Airy menghentikannya.
"Ayolah Laut, aku akan mentraktirmu. Kamu tidak perlu takut keluar uang," bujuk Airy sekali lagi.
"15 menit lagi. Aku ingin menyelesaikan tugasku dulu."
"Okay, aku akan bersiap dulu. Bye Laut." Aury masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkonnya.
"Apa anak itu selalu bersikap seperti itu pada semua tetangganya? Dasar manusia aneh." Laut masuk ke dalam kamarnya dan melanjutkan pekerjaan yang sempat ia tinggalkan tadi.
¤¤¤
"Kamu tahu? Ini adalah warung pecel ayam terenak disini. Kamu harus mencobanya, aku yakin setelah ini kamu pasti akan datang lagi ke tempat ini." Laut dan Airy sudah duduk di salah satu meja. Aury sudah memesankan dua nasi ayam pecal ayam.
"Disini juga terkenal dengan sambalnya. Sebenarnya aku suka semua jenis sambal mereka, tapi sambal pecak adalah sambal favorit disini," lanjut Airy kembali.
"Kau belum makan dari rumah? Kenapa pesan makanan berat malam malam begini?" tanya Laut.
"Aku sudah makan tadi tapi aku lapar lagi dan aku pengen makan pecel ayam, itu kenapa aku mengajakmu untuk makan denganku."
"Kau tak takut gendut?" tanya Laut.
"Tentu saja tidak. Aku itu rajin olahraga, jadi aku tidak akan gendut dengan mudah," jawab Airy dengan mata berbinar. Makanan yang mereka tunggu akhirnya selesai juga.
"Selamat makan, Laut." Airy mulai menikmati makanannya, ia sangat senang karena bisa menikmati makanan kesukaannya ini bersama tetangga barunya.
"Apa kau membawa semua tetangga barumu untuk makan di tempat ini? Apa semua tetanggamu sudah tahu tempat favoritmu ini?" Airy menggeleng.
"Tidak ada yang tahu tempat ini bahkan kedua sahabatku sekali pun. Kamu orang pertama yang aku bawa karena aku pikir kamu layak untuk tahu," jawab Airy.
"Kenapa?"
"Entahlah. Aku berpikir kamu itu beda dan spesial, jadi aku mau tempat spesialku mebjadi tempat spesialmu juga,"
"Aku spesial? Kenapa?"
"Karena kamu cucunya nenek Shin. Nenek Shin adalah orang yang dekat denganku. Sejak kecil, aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang nenek karena mereka sudah pergi meninggalkanku. Aku baru mendapat kasih sayang seorang nenek setelah aku bertemu dengan nenek Shin, itu kenapa kamu itu spesial untukku," jawab Airy.
"Terus...."
"Ssshhhh jangan bicara terus. Nanti kamu tersedak kalo kebanyakan bicara. Habiskan makananmu baru bertanya," ucap Airy dan melanjutkan acara makannya kembali. Laut hanya menggelengkan kepalanya dan menikmati makannya.
"Terimakasih ya pak, makanan bapak selalu enak," ucap Airy setelah membayar makanan mereka.
"Tumben bawa teman kesini nak, pacarnya ya?" tanya bapak penjualnya.
"Ish bapak ini, kebiasaan sekali asal ucap. Dia itu tetangga baru saya pak, cucunya nenek Shin yang selalu saya bicarakan itu loh pak."
"Kau sering membicarakanku dengan bapak ini?" tanya Laut.