Jika manusia membutuhkan matahari untuk menghangatkan mereka, maka matahari membutuhkan langit untuk memeluknya.
Hari ini adalah hari yang sangat menegangkan untuk Laut. Ia akan melakukan sidang akhir untuk studinya. Meskipun sedikit telat, ia tetap bersyukur bisa sampai di tahap ini. Ia memperhatikan orang orang di sekitarnya sambil mencari dimana keberadaan kekasihnya.
"Sepertinya dia belum datang?" gumam Laut pelan.
"Wah, akhirnya si budak cinta sidang juga. Gimana? Jantungan kagak lo?" tanya Bian. Bian dan Dion sudah selesai sidang beberapa bulan lalu dan kini keduanya sedang sibuk dengan bisnis yang baru mereka buka bersama.
"Biasa saja. Gue mah pintar, gak kaya lo yang bolak balik toilet karena jantungan kagak jelas," cibir Laut, membuat Bian merasa kesal.
"Dimana Dion? Gak bareng sama lo?" tanya Laut.
"Lagi di toilet. Tiba tiba mau boker tuh anak," jawab Bian. Laut hanya mengangguk.
"Gue perhatiin, lo makin berisi saja. Lo sudah mulai bisa memperbaiki pola makan lo yang jelek itu?" tanya Bian.
"Sudah, gue mau terlihat lebih tampan di depan Airy." Bian tersenyum kecil. Ia tidak tahu bagaimana kabar pria manis itu, tapi melihat Laut yang mulai bisa hidup sehat kembali membuatnya berharap agar kekasih sahabatnya itu bisa kembali lebih cepat. Ia ingin sahabatnya ini mendapatkan kehidupannya yang dulu saat kekasihnya masih ada di dekatnya.
"Mas," panggil seseorang. Laut tersenyum saat melihat siapa yang baru saja memanggilnya itu.
"Kamu kesini naik apa sayang? Diantar sama ayah?" tanya Laut.
"Engga Mas, aku diantar sama bunda tapi karena bunda ada urusan dengan temannya di cafe, jadi bunda langsung pergi tanpa nemuin Mas lebih dulu," jawab Airy dan dibalas anggukan oleh Laut.
"Airy? Kamu sudah kembali? Kemana saja baru balik sekarang?" tanya Bian. Dion yang baru bergabung dengan mereka pun ikut terkejut.
"Minggu lalu, Bi. Memang sengaja gak mau kasih tau siapa siapa dulu, biar jadi surprise gitu," jawab Airy.
"Pantas saja si galah berjalan ini terlihat berseri seri. Kesayangannya sudah balik ternyata," ucap Bian. Laut yang mendengar hal itu hanya bisa mendengus dan memeluk Airy.
"Mas sudah siap kan untuk sidangnya? Nanti jangan terlalu tegang ya? Relax saja, pasti nanti mas bisa menjawabnya dengan baik. Semangat Mas," ucap Airy sambil mengusap punggung kekasihnya itu.
"Terimakasih, sayang. Mas masuk dulu ya? Sudah waktunya Mas untuk masuk." Airy mengangguk dan menatap punggung Laut yang sudah hilang diyelan pintu.
"Kamu gak bawa hadiah untuk Laut, Airy?" tanya Dion. Airy tersenyum.
"Bawa kok, cuma lagi aku titipin di parkiran sama beberapa anak panti. Nanti kalo Mas Laut sudah selesai sidangnya, tolong sampein kalo aku nunggu di parkiran ya? Mau siapin kejutan untuk Mas soalnya." Bian dan Dio mengangguk bersamaan. Setelah mendapat jawaban dari keduanya, Airy meninggalkan mereka dan menghampiri anak anak yang sudah menunggunya di parkiran.
"Akhirnya selesai juga. Gimana hasilnya?" tanya Bian.
"Gue dapat A. Akhirnya gue selesai tanpa ada revisian lagi. Hidup gue sekarang bebas. Sekarang gue bisa fokus untuk melanjutkan bisnis gue dan menemani Airy. Dimana Airy?" tanyanya saat tak melihat sang kekasih dimana pun.
"Jangan panik begitu. Dia ada di parkiran, dia titip pesan katanya kalo lo sudah selesai sidangnya, lo bisa temuin dia di parkiran." Laut mengangguk. Ia langsung berlari ke parkiran dan disusul oleh kedua sahabatnya itu.