Airy adalah anak yang sangat ceria, itu kenapa banyak orangtua dan anak anak yang menyukai dirinya. Namun, 3 tahun yang lalu, ia didiagnosis mengidap penyakit kanker yang membuatnya harus meminum obat setiap hari.
Pertemuannya dengan Laut 2 tahun yang lalu membuatnya semakin bersemangat untuk bisa segera sembuh. Ia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Laut tanpa terhalang oleh penyakit yang ia derita. Namun satu tahun yang lalu, ia merasakan perubahan yang cukup signifikan pada tubuhnya. Dua hari sebelum anniversarry mereka yang pertama, Airy mendatangi dokter yang selama ini menanganinya. Dokter itu mengatakan jika obat obatan itu sudah tidak bisa menahan penyakitnya dan ia harus melakukan kemoterapi untuk mematikan kanker yang ada di dalam tubuhnya.
Airy menyetujuinya. Ia akan melakukan kemoterapi tersebut tapi tidak di Indonesia. Ia tidak ingin Chanyeol merasa kasihan padanya dan membuat lelaki itu bersedih. Airy membicarakan hal tersebut pada kedua orangtuanya dan akhirnya memutuskan untuk melakukannya di Singapura. Airy tidak mengatakan rencananya itu pada Laut karena ia ingin Laut fokus memperbaiki hubungannya dengan sang ibu. Tapi sepertinya keputusannya untuk meninggalkan Laut begitu saja cukup membuatnya merasa bersalah.
Perubahan drastis dari Laut membuatnya merasa sedih. Meskipun hubungan Laut dengan ibunya sudah mulai membaik, namun tubuh kurus dan wajah yang tidak terurus membuat pria tinggi itu seperti tidak punya gairah untuk hidup. Tapi semuanya akan kembali seperti dulu lagi. Ia akan selalu berada di samping Laut untuk menemani pria itu menjalani hari harinya lagi.
"Apa aku masih terlihat tampan?" tanya Airy. Saat ini keduanya berada di kamar Airy dan saling membagi kehangatan dengan pelukan.
"Kamu cantik dan manis, sayang. Kamu terlihat semakin mempesona di mataku," jawab Laut. Airy memukul dada Laut dan menggerutu pelan.
"Katakan dengan jujur, Mas. Aku pasti terlihat aneh tanpa rambut kan?"
"Sayang, ada atau tidaknya rambut di kepalamu tidak akan mengubah fakta jika kamu adalah pria termanis yang pernah aku lihat dan tidak akan ada yang bisa menentangnya," ujar Laut.
"Kamu ternyata masih sama Mas. Masih suka mengeluarkan kata kata manis yang membuatku tidak bisa jauh darimu," balas Airy.
"Sayang, berjanjilah padaku. Kamu akan mengatakan apapun yang kamu rasakan padaku. Aku merasa bersalah karena tidak bisa menemanimu di saat saat terendahmu. Aku selalu menyalahkan diriku karena tidak bisa menahanmu untuk selalu bersamaku bahkan aku menyalahkan Mama karena tidak merestui hubungan kita," ucap Laut kembali. Airy menatap wajah kekasihnya dan mencium bibirnya sekilas.
"Aku akan berusaha, Mas. Aku ingin tau bagaimana hari harimu tanpaku, Mas. Wajah dan tubuhmu kelihatan tidak terurus, apa kau mengabaikan jam makanmu lagi?" tanya Airy. Laut mengangguk.
"Aku tidak bisa menikmati makanan apapun, sayang. Aku hanya akan makan saat aku benar benar merasa lapar saja. Jika tidak lapar, aku hanya akan meminum air putih saja. Aku juga lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan bekerja sampai aku tidak punya banyak waktu untuk istirahat," ujar Laut. Airy menghela nafasnya.
"Apa bibi tidak marah dan semakin menyalahkanku?"
"Tentu saja Mama marah, sayang. Awal awal setelah kepergianmu, tiada hari tanpa berdebat dan bertengkar. Tapi setelah berjalannya waktu, kami mulai mencoba untuk memahami satu sama lain meskipun kami masih berdebat juga," jawab Laut.
"Lalu bagaimana dengan Rose?" tanya Airy.
"Aku tidak tau, sayang. Tadi pagi ia datang ke rumah untuk pamit. Ia akan ikut dengan ayahnya dan tinggal bersama. Tadi malam ayahnya datang ke rumah dan memintaku untuk menikahi Rose karena Rose sedang hamil saat ini."