"Kak Airy!!" panggil salah satu anak panti yang bernama Marka.
"Marka? Ada apa ganteng?" tanya Airy.
"Tadi Marka dapat tugas dari ibu guru tapi Marka gak paham, kak. Kakak mau ajarin Marka gak?" tanya Marka.
"Coba kakak lihat tugasnya." Marka langsung memberikan bukunya kepada Airy. Airy pun langsung mengajari Marka cara untuk menyelesaikan tugasnya.
"Ssttt kakak pacarnya kak Airy ya?" Laut yang mendengar pertanyaan itu langsung berjongkok untuk mensejajarkan tinggi mereka.
"Dari mana kamu tahu?" tanya Laut.
"Soalnya Kak Airy pernah bilang kalo dia akan membawa pacarnya kesini kalo mereka sudah resmi pacaran," jawab anak yang berpipi gembil itu.
"Benarkah?" Anak itu menganggukkan kepalanya, membuat rambut bagian depannya sedikit bergerak.
"Aku juga punya pacar loh, kak. Namanya Marka, itu yang minta ajarin sama kak Airy," ucap anak itu sambil menunjuk anak laki laki yang ada di dekat Airy.
"Kamu masih kecil kenapa sudah pacaran? Belajar dulu yang bagus baru pikirin soal pacar." Anak itu mengerucutkan bibirnya.
"Kan gak salah sih, kak. Kata teman aku di sekolah, kalo kita punya pacar kita bisa lebih semangat untuk belajarnya," ucap anak itu.
"Lebih baik kamu ganti teman saja. Masih kecil kok sudah bahas cinta cintaan, gak cocok sekali bocah," ujar Laut.
"Jenan? Kenapa ada disini? Pr-nya sudah selesai?" tanya Airy. Ternyata pria manis itu sudah selesai mengajari salah satu anak panti itu.
"Airy, dia sudah punya hmmpp--" Laut tidak melanjutkan ucapannya karna mulutnya sudah ditutup oleh tangan gempal anak yang bernama Jenan itu.
"Ada apa? Kenapa mulut kakaknya ditutup begitu? Itu tidak sopan, Jenan." Anak itu hanya menyengir dan menarik kembali tangannya. Laut yang kesal langsung mencubit pipi anak itu dengan sedikit kuat
"Aahhh kak Airy, tolongin Jenan," ucap Jenan dengan dramatis.
"Dasar bocah drama, masih kecil sudah pandai palying victim." Airy hanya menggeleng melihat kelakuan dua manusia yang berbeda tinggi itu.
"Jenan, ayo kerjakan tugasnya sekarang. Kakak gak mau dengar ya dari ibu panti kalo kamu itu dihukum karena tidak menyelesaikan tugas lagi," ucap Airy.
"Iya kak, Jenan mau mengerjakan tugasnya sekarang. Bye kakak telinga lebar." Jenan berlari meninggalkan Laut dan Airy. Laut sudah ingin mengejar anak itu tapi ditahan oleh Airy.
"Kenapa kesal begitu mukanya?" tanya Airy.
"Kamu gak dengar dia mengejekku, sayang? Aku harus menarik telinganya itu biar tidak mengejekku lagi," jawab Laut.
"Dia tidak mengejekmu, sayang. Telingamu memang besar kan?" Laut mendengus kesal.
"Jangan kesal begitu, mau minum apa?" tanya Airy.
"Apa saja, sayang."
"Kalo begitu, aku akan buatkan teh khusus untukmu. Kamu duduk dulu ya?" Aury mengecup pipi Laut dan meninggalkan Laut sendirian.
Laut memandangi foto yang ada di ruang tamu itu. Ada banyak foto kebersamaan antara Airy dan juga anak anak panti. Ia tersenyum saat melihat foto yang terbingkai dengan apik. Foto Airy dengan Jenan dan Marka yang ada di sisinya.
"Sayang, ini minumannya. Aku lanjut mengajar anak anak lagi ya? Kalo bosan, kamu bisa jalan jalan di sekitar sini. Ah, di depan gang ada penjual bakso dan mie ayam. Baksonya yang paling juara disitu," ucap Airy.