Bab Ketujuh

118 17 0
                                    

"Selamat sore, bibi. Lautnya ada?" tanya Airy saat melihat Tiffany setelah pintu terbuka.

"Mau apa kamu kesini?" tanya Tiffany.

"Saya mau ketemu dengan Laut, bibi. Lautnya ada?" tanya Airy kembali.

"Ada, nak. Dia lagi tidur di kamarnya. Masuk saja, sekalian bangunkan Laut ya? Dia belum makan dari pulang kuliah tadi." Airy mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumah. Ia melihat seorang gadis cantik sedang duduk di sofa ruang tengah rumah ini.

"Airy boleh masuk ke kamarnya Laut, nek?"

"Boleh sayang. Masuk saja." Airy mengangguk lagi dan langsung naik ke lantai atas rumah itu.

"Kenapa ibu kasih izin anak itu buat masuk ke kamar Laut? Ibu tau sendiri kan kalo Laut itu gak suka orang asing masuk sembarangan ke kamarnya," ucap Tiffany.

"Itu hanya berlaku untuk orang yang benar benar asing. Airy adalah orang yang dekat dengan Laut, jadi secara tidak langsung, Airy bukan orang asing," ucap nenek Shin sambil menatap gadis berambut coklat yang ada di hadapannya.

Berbeda dengan suasana di ruang tengah, di kamar Laut,  Airy tengah berusaha membangunkan kekasihnya itu.

"Mas ayo bangun iihh. Ini sudah sore loh. Kata bunda, pamali tidur sore sore. Nanti bisa diculik sama setan," ucap Airy sambil menggoyang pelan tangan Laut.

"Sayang," panggil Laut saat matanya sudah menatap dengan jelas.

"Ayo bangun terus mandi. Aku mau kasih hadiah untuk kamu." Laut masih mengumpulkan nyawanya. Ia menggenggam tangan Aury lalu mengecupnya.

"Sudah lama?" Airy menggeleng.

"Baru 5 menit mas. Sudah ayo bangun terus mandi. Di bawah kayanya ada teman kamu mas," ucap Airy.

"Teman? Siapa sayang?"

"Gak tau mas tapi dia perempuan, cantik lagi." Laut terdiam dan mencoba untuk mengingat ingat siapa temannya yang sesuai dengan desktipsi kekasihnya itu.

"Kok malah melamun sih, mas. Mandi sana, biar gak kemalaman. Aku tunggu di bawah ya?" Laut hanya mengangguk dan menatap punggung Airy yang sudah menghilang dari pandangannya.

"Lautnya sudah bangun, nak?" tanya nenek Shin.

"Sudah, nek. Lautnya lagi mandi sekarang," jawab Airy dan langsung duduk di samping nenek Shin.

"Halo, namaku Airy. Aku tetangganya nenek Shin. Nama kamu siapa?" tanya Airy sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Roseanna," jawab gadis itu tanpa membalas uluran tangan Airy.

"Nama kamu bagus persis seperti kamu yang cantik," ucap Airy lagi. Gadis bernama Rose itu hanya mengangguk.

"Kamu bawa apa nak?" tanya nenek Shin.

"Ini hadiah khusus untuk Laut, nek. Airy membelinya dari online dan baru sampai kemarin malam."

"Kamu beli apa untuk Laut?"

"Rahasia, nek." Nenek Shin terkekeh mendengarnya dan langsung mencubit pipi Airy dengan gemas.

 "Rose, ini minuman untukmu nak. Kamu pasti lelah karena baru sampai kan?" Tiffany meletakkan secangkir teh di meja.

"Terimakasih bibi. Bibi memang yang terbaik," ucap Rose lalu menikmati teh buatan Tiffany.

"Berarti kamu akan lanjut kuliah disini, nak? Mau kuliah dimana?"

"Rose juga belum tau bibi. Mungkin nanti Rose mau kuliah di tempat Laut saja, jadi bisa berangkat bersama," jawab Rose.

"Wah boleh sekali nak. Kamu nanti mau tinggal dimana?"

Ma moitié de vie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang