Bab Kedua

241 36 0
                                    

Airy adalah seorang pemuda manis yang tinggal dan menetap di salah satu komplek perumahan yang cukup nyaman dan asri. Ia merupakan anak kedua dari pasangan pebisnis Donghae dan Yoona Wigantari. Menjadi anak bungsu yang selalu dilimpahkan banyak kasih sayang dan cinta membuat Airy tumbuh menjadi sosok yang ramah, supel dan banyak bicara, membuat orang di sekitarnya merasa gemas dan senang melihatnya.

Airy merupakan salah satu mahasiswa Design Interior di salah satu Universitas yang cukup terkenal di Bandung. Memilih jurusan tersebut karena tertarik dengan pekerjaan sang ayah yang sudah dilakoni sejak 10 tahun yang lalu. Ayahnya bahkan memiliki perusahaan konstruksi interior yang cukup terkenal di beberapa kota.

"Airy, kamu ada kelas hari ini, nak?" tanya Donghae saat melihat anaknya yang baru keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam ruang makan.

"Enggak ada, ayah. Tapi hari ini Airy mau keluar, cari referensi buku untuk tugas minggu depan." Donghae hanya mengangguk saat mendengar jawaban anaknya itu.

"Bunda dimana, Yah? Kenapa ayah yang masak?" tanya Airy.

"Bunda tadi ke rumah nenek sebelah mengantarkan roti kering. Kemarin putri dan cucunya baru saja tiba dan katanya akan menetap disini," jawab Donghae.

"Ayah sudah bertemu dengan mereka?" Donghae menggeleng.

"Kenapa tanya seperti itu? Kamu sudah bertemu mereka?" tanya Donghae balik.

"Airy baru ketemu sama cucunya, ayah. Dia kaku, tidak banyak bicara. Kemarin Airy ajak ngobrol, dianya malah jawab singkat terus," jawab Airy. Donghae terkekeh mendengarnya.

"Mungkin karena belum saling kenal, jadi dia masih merasa canggung." Pasangan ayah dan anak itu berhenti mengobrol saat mendengar suara wanita satu satunya di rumah itu.

"Ayah, ayah tahu gak? Cucunya nenek Shin itu tampan sekali. Dia memang tak banyak bicara tapi dia gak pelit senyum. Ibunya bilang kalo dia itu memang pendiam dari kecil, gak terlalu suka bicara," ucap Yoona dengan tatapan binar.

"Mungkin dia kurang bergaul saat kecil, jadi dia tak bisa berkomunikasi banyak," sahut Donghae.

"Bunda sempat kenalan dengannya?" tanya Donghae.

"Sempat dong, ayah. Namanya Laut. Sifatnya perais kaya namanya. Diam, tenang dan tidak terlalu banyak suara. Bunda suka melihatnya."

"Sayang, dia satu kampus loh sama kamu. Dia ambil jurusan Manajemen Bisnis dan sekarang ada di tingkat dua, sama kaya kamu, " lanjut Yoona lagi.

"Sepertinya adek dan Laut akan berteman dekat dari sekarang," sahut Donghae setelah meletakkan semua makanan yang ia masak di atas meja.

"Ayah~~~"

"Kenapa? Ayah kan cuma ngomong saja. Kalo benar, ya syukur. Kalo engga, ya gak apa apa." Sehun mengerucutkan bibirnya dan mengambil nasi dan lauk untuk ia santap. Keluarga Wigantari itu mulai menikmati makan siang mereka sambil mendengar celotehan Yoona tentang cucu tetangganya.

¤¤¤

"Airy, mau kemana nak?" Airy yang menatap nenek Shin pun tersenyum dan mendekati pagar kayu rumah itu.

"Airy mau ke toko buku, nek. Mau cari buku untuk tugas kuliah," jawab Airy dengan lembut.

"Gak diantar sama ayah atau bunda?" Airy menggeleng.

"Airy mau jalan kaki saja, nek. Hitung hitung olahraga. Airy sudah lama tidak olahraga soalnya."

"Jangan, nak. Ini panas loh, nanti kamu keringetan sampai di toko bukunya. Nenek minta tolong ke Laut ya buat antar kamu. Ke toko buku yang di depan itu kan?" tawar dan tanya nenek Shin.

Ma moitié de vie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang