Satu setengah milenium dari awal Era Sekarang hingga akhir abad ke-15 merupakan era keemasan sejarah Indonesia, periode ketika negara-negara pribumi di nusantara mencapai puncak kejayaan geografis, politik, sastra, dan ilmu pengetahuan, sebelum kemunduran mereka yang lambat. kemunduran ke dalam penaklukan kolonial dimulai. Pada periode inilah candi-candi besar dan monumen keagamaan, termasuk Borobudur dan Prambanan, dibangun; bahwa tokoh pahlawan romantis Gajah Mada dan Airlangga melakukan prestasi yang membuat mereka mendapatkan keabadian; dan epos seperti Negarakrtagama dan Pararaton telah ditulis. Dan, mungkin yang paling penting bagi cerita kita, pada periode inilah muncul negara-negara pertama yang mengklaim kedaulatannya atas seluruh wilayah Indonesia saat ini.
Wajar saja, tidak seluruh wilayah nusantara sama-sama terkena dampak perkembangan saat ini. Memang benar bahwa banyak masyarakat yang mengalami dampak yang kecil atau bahkan tidak sama sekali, karena sejarah mereka berada di luar arus utama nusantara. Pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dipenuhi dengan masyarakat agraris, seperti Batak, Dayak, dan Toraja, yang wawasannya baik secara harafiah maupun kiasan tidak melampaui wilayah lokal mereka. Masyarakat lain yang berlokasi di pulau-pulau kecil dan terpencil bahkan memiliki lebih sedikit kontak dengan dunia luar di luar komunitas mereka sendiri. Periode ini menyaksikan munculnya dua pusat kekuasaan utama, sosial dan politik, serta ekonomi yang mendominasi sebagian besar sejarah Indonesia sejak saat itu: Selat Malaka di sebelah barat nusantara, dan Jawa di tengah.
Ada dua kekuatan yang menggerakkan sejarah sebagian besar negara kepulauan Indonesia pada periode ini. Salah satunya adalah agama, yang lainnya adalah perdagangan. Ini adalah masa ketika tiga agama besar dunia, Hindu, Budha dan Islam, diperkenalkan ke Indonesia, dan pencapaian serta nilai-nilai linguistik, ilmu pengetahuan, hukum dan administrasi yang terkait dengannya mempunyai dampak yang signifikan terhadap budaya daerah. Pengaruh-pengaruh baru ini tidak tersebar secara merata di seluruh nusantara, dan bahkan di tempat-tempat yang berpengaruh sekalipun, pengaruh-pengaruh tersebut tidak pernah diadopsi secara keseluruhan. Namun mereka mempunyai pengaruh yang besar tidak hanya dalam membentuk sejarah pada zaman mereka, tetapi juga Indonesia saat ini.
Kekuatan pendorong kedua adalah perdagangan, baik di dalam negeri maupun, khususnya bagi negara-negara di tengah dan barat, secara internasional. Jaringan perdagangan yang berkembang pada periode ini menghubungkan negara-negara nusantara dan menghubungkannya dengan dunia luar, khususnya Tiongkok dan anak benua India. Dan seperti yang akan kita lihat, jalur perdagangan ini tidak hanya merupakan saluran pertukaran barang, tetapi juga merupakan saluran pertukaran gagasan dan manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Singkat Indonesia: Bangsa yang Tak Terduga
Narrativa StoricaNovel Terjemahan Mohon maaf apabila ada salah dalam menerjemahkan karena saya juga masih belajar