LAKUNA_Bagian 4

27 7 1
                                    


***

Langit terlihat mendung awan-awan yang menghitam membuat Alma bergegas berangkat menuju sekolah.

"Hai. Bagaimana Kabar kalian? Baiklah Ibu mulai dengan mengabsen dulu ya." Semuanya mengangguk setuju.

Semua siswapun tenggelam dalam kegiatannya masing-masing ada yang terlihat fokus, mencatat bahkan, tertidur. Alma masih setia menjelaskan beberapa materi. Mata hitam Alma bergerak cepat saat terlihat seorang gadis tengah berdiri tepat di depan pintu.

"Hmm Nadin. Darimana kamu?" Gadis ini terlihat acuh_Ia berjalan santai menghampiri Alma yang tengah menatapnya penuh tanda tanya. Ini bukan yang pertama kalinya ia terlambat.

"Maaf Bu. Tadi ada kepentingan." Ucapnya asal.

"Kepentingan?" Nadin terlihat kesal_ia menyilangkan tangan di dada. Menatap Alma dengan pandangan yang ntah apa namanya.

"Ya. Kenapa sih? Ribet." Alma terbelalak mendengar ucapan Nadin_Ia bangkit seraya menatap Nadin tajam.

"Hmm. Ini bukan yang pertama kalinya Nadin, sekarang tolong keluar." Alma terlihat masih menahan amarahnya_Nadin bergeming masih menatap Alma dengan tatapan acuh.

"Jangan sok berkuasa deh bu, Sok tegas."

"Tolong keluar sekarang!" Nadin tersenyum miring_Alma menatap tajam kearah Nadin.

Sebenarnya bukan hanya perkara terlambat, hanya saja selain sering mengabaikan kelas Nadin juga terkenal sebagai siswa yang sering menindas. Beberapa kali Alma mendapatinya tengah membully dan juga mengerjai siswa-siswi lainnya.

"Untuk yang lain. Ibu hanya minta tolong untuk bisa lebih sopan dengan guru yang lain ya, ibu izin ke toilet sebentar. Kalian lanjutkan baca  ya."

***

Alma mempercepat langkahnya_mencari sosok Nadin. Dari kejauhan terlihat seorang gadis tengah asyik memainkan ponselnya.

"Nadin." Gadis itu tidak bergeming_Alma mempercepat langkahnya agar segera menyusul Nadin.

"APA!" Alma tersentak kaget dengan suara Nadin_Wajahnya memerah menatap Alma dengan tajam.

"Tolong jangan seperti tadi, itu tidak enak dipandang dan juga kurang sopan. Jangan ulangi lagi terlambatnya, suaranya juga tolong direndahkan. Ibu ini gurumu."

Nadin terkekeh _ia mendekat kearah Alma yang tengah berdiri tepat di hadapannya.

"Kau terlalu ikut campur Bu!"

*Flashback

Braaak

"Kamu tidak pantas disini, dekil dan bau." Nadin menumpahkan seluruh isi tas yang dimiliki Anna. Seorang siswi yang selalu menjadi korban bullying yang dilakukan Nadin. Siswa lain terlihat diam menatap Anna dengan tatapan iba, tidak ada yang berani menolongnya karena takut dengan Nadin yang notabene anak pemilik Yayasan.

"Jangan sok pintar di sini!" Anna masih diam wajahnya sudah sedari tadi ia tundukkan_Nadin mendekat mulai menginjak-injak buku Anna yang berserakkan.

"Jangan Nadin, Aku mohon." Nadin tidak menggubris_ia masih dengan kegiatannya menginjak-injak semuanya.

"DIAM! Aku sudah bilang mundur, ya mundur!" Bentak Nadin_wajahnya  merah padam menatap Anna penuh amarah.

"Aku tidak akan mundur, ini satu-satunya kesempatanku untuk mengambil kuliah kedokteran Nadin." Anna masih menunduk tangisnya sudah pecah.

Sreeeggg

Semuanya melotot melihat krudung yang Anna gunakan sobek menampakkan rambut hitam miliknya. Alma yang tidak sengaja tengah melewati kelas XI IPA 2 seketika berlari menghampiri Anna.

LAKUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang