***
Sinar matahari menerobos masuk di sela-sela tirai yang terlihat masih tertutup. Seorang gadis masih terjaga disana. Wajahnya terlihat damai nyaman dengan aktifitasnya sekarang.
Dreet Dreet
"Ya Tuhan bisakah aku menikmati hariku sehari saja??? Arghhh." Ia bangkit seraya menatap pantulan dirinya di cermin.
"Berantakan." Kekehnya. Ia menyambar handuk dan menghilang di balik pintu kamar mandi.
Sesekali terdengar senandung yang menandakan mood gadis ini terlihat baik.
Dreet Dreeet
"Assalamualaikum hallo, Iya Bu. Sarapan-sarapan, baik kok. Ibu dan ayah baik-baik ya sehat selalu. Love you Ibu."
Senyumannya mengembang melihat pantulan dirinya di cermin. Segera menyambar tas dan tidak lupa laptop yang tergeletak di meja kerja.
***
"Shil? Bisa tolong back up?" Gadis bertubuh mungil ini mengangguk_Alma segera merapikan barang-barangnya. Menyambar kunci mobil yang ia miliki berjalan dengan cepat meninggalkan tempat tersebut.
"Bisa ya ayo, Aku bisa." Tangannya bergetar masih meremas setir mobil_tubuhnya sedikit mengigil dengan dada yang terasa sesak.
Bruughh
Ia berjalan memasuki bangunan tersebut_keringat sudah membasahi keningnya. Sesekali membuang nafas beratnya.
"Apa kau baik-baik saja?" Alma mengangguk pelan.
"Bu Meta di dalam?"
"Ada. Kamu butuh istirahat?" Ia menggeleng pelan_Ratih hanya bisa menghela nafas seraya mempersilahkan Alma masuk.
"Eh Alma. Silahkan masuk."
Alma segera memasuki ruangan_terlihat nampak rapi dan mewah. Wajah bu Meta tersenyum hangat menyambut kedatangan Alma.
"Selamat ya atas keberhasilanmu, kamu hebat." Alma tersenyum seraya menerima uluran tangan bu Meta.
Setelah hampir empat tahun berlalu kini Alma sudah menjadi dosen muda di salah satu universitas swasta ternama. Alma pergi meninggalkan kota kelahirannya ia memilih menekuni bisnis coffee shopnya seraya melanjutkan kuliah. Sudah hampir dua tahun ia mengajar sebagai dosen muda di kampus ini. Dan hari ini ia menerima kabar bahwa ia berhasil menerima dana hibah penelitian. Memang ini bukan yang pertama kalinya, namun kali ini penelitian yang ia lakukan sedikit berbeda dari biasanya membuatnya tidak menyangka akan mendapatkan dana hibah.
"Terimakasih bu, mohon bimbingannya." Setelah bertemu bu Meta_Alma segera pamit wajahnya seketika berubah datar masih dengan keringat yang membasahi wajahnya.
***
"Makannya teratur?"
"Tidurnya? Konsumsi kopi? Atau minuman sejenisnya?"
"Banyak pikiran?"
Alma hanya tersenyum tipis menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diberikan dokter_setelah bertemu bu Meta tadi Alma segera menuju rumah sakit ia sudah tidak bisa menahan sesak di dadanya_sudah hampir tiga hari ia merasa sesak dan nyeri pada lambungnya.
Dreet Dreet
Alma melirik sekilas ponselnya_ia kembali menejamkan matanya berusaha menahan sakit dikarenakan jarum suntik yang menusuk tangannya.
"Saudara atau walinya menunggu dimana?"
"Saya sendiri." Dokter terdiam ia mengangguk pelan.
"Saya resepkan obat ya. Jika dalam tiga hari belum membaik sebaiknya Mbak kembali ke sini." Alma mengangguk paham_ia tersenyum getir seraya memijit keningnya sedikit pusing.