12. Heran

23 16 0
                                    

Gadis berambut sebahu dengan poni itu melangkah dengan teratur di koridor sekolahnya. Tiap ia melangkah pasti banyak orang yang menyapa dirinya dengan tersenyum sangat lebar. Siapa lagi jika bukan Sabrina?

Sabrina baru saja datang ke sekolah padahal waktu jam pelajaran sudah akan dimulai 5 menit lagi, sudah hampir telat.

"Na.." Panggil cowok yang berjalan dibelakang gadis cantik itu. Yap! Dia adalah Radit yang bernotabe sebagai adik kelasnya. Sabrina menoleh kebelakang sembari bergumam.

"Aku duluan ke kelas." Ujar Radit memberitahu. Sebenernya dia sudah sangat was was dengan tatapan membunuh yang banyak orang berikan kepadanya saat melewati koridor tadi.

Merinding dirinya.

"Okee, hati hati ya!"

Radit mengangguk dan berlalu pergi dari sana dengan berlari kecil. Aduh dirinya sudah hampir telat masuk kelas.

Ini semua gara gara Sabrina yang terlambat bangun dan terpaksa Radit harus menggedor-gedor pintu apartemen milik Sabrina dulu.

"Woi tumben lu hampir telat!" Seru Niskala yang sedang makan bekal yang ia bawa dari rumah dibangkunya.

"Telat bangun gue." Jawab Radit sembari cengengesan.

"Seorang lo telat? Secara ini kan Radit gitu, yakali telat bangun." Ejek Niskala sembari mengunyah sosis tempura yang ia makan.

"Ya namanya juga manusia ege!"

"Ooo gitu, gue kira lu setan."

"Gundulmu!"

"Kal gue join bekal lo dong..." Itu bukan suara dari Radit. Melainkan dari cewek yang baru saja menghampiri bangku mereka. Siapa lagi kalau bukan Naya, gadis yang selalu join bekal ke Niskala.

"Nihh."

Radit yang melihat interaksi mereka berdua hanya terkekeh kecil. "Cocok kalian." Celetuk Radit yang membuat kedua manusia itu menoleh.

"Gak." "Ogah!" Seru mereka berdua berbarengan membuat mereka berdua saling pandang menatap satu sama lainnya.

"Apa lo liat liat?" Sewot Niskala membuat Naya mencibir lalu melahap dua tempura milik Niskala lalu pergi dari bangkunya.

"Dit." Panggil Niskala pada temannya itu. Radit bergumam sembari memainkan handphone nya.

"Nanti ikut gue yok." Mendengar ajakan Niskala itu, Radit terdiam sejenak lalu menggelengkan kepalanya nya. "Gue nanti ada keperluan, Kal." Jelas Radit.

Niskala memincingkan matanya menatap Radit curiga. "Keperluan sama Sabrina?" Tanya Niskala lagi membuat Radit terkekeh kecil.

"Engga kok."

"Terus apa dong?"

"Rahasiaaa."

"Ga asik lo!"

Tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi. Radit segera mengambil tas nya dan keluar dari kelas meninggalkan Niskala yang masih tidur dibangkunya. Sedari tadi memang Niskala tertidur saat guru menerangkan.

Saat Radit berbelok akan menuju parkiran, dirinya dihadang oleh kelompok nya Doris. "Jangan buru buru." Ujar salah satu teman Doris disana.

"Gue mau nanya." Seru Doris sembari melangkah mendekati Radit. Radit yang merasakan posisinya tidak menguntungkan pun hanya diam saja menanti hal berikutnya yang akan terjadi kepadanya.

"Lo... pacarnya Sabrina?" Tanya Doris berbisik ditelinga Radit. Bulu kuduk Radit berdiri merasakan hembusan nafas ditelinganya.

"E-enggak bang." Jawab Radit gugup.

Persona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang