Bagian 9 ||KHB

40 6 0
                                    


Author POV

Setelah tiga tahun pindah ke kota Bandung. Hari ini, Zayn dapat berkumpul lagi bersama teman-temannya di markas geng BlackMoon.

Sebuah gedung tak terpakai di ujung kota, kini sudah di sulap menjadi sebuah markas yang begitu bersih nan indah. Jika di lihat dari luar, gedung itu seperti tidak ada penghuninya. Tetapi jika di lihat dari dalam, sebagian orang mungkin akan merasa takjub dengan desain dalam gedung itu. Perabot yang ada di dalam gedung itu terlihat seperti rumah pada umumnya.

"Mari kita sambut kedatangan perisai BlackMoon yang sudah 3 tahun tidak bergabung bersama kita! Dan hari ini Zayn sudah resmi kembali bersama kita!" seru Marcel selaku wakil BlackMoon.

Senyuman tipis terukir di bibir, Zayn. Ternyata teman-temannya masih sama seperti dulu. Asik dan selalu menjadi penghibur di kala sedang merasa sedih.

Geng yang awalnya mereka buat karena iseng-iseng saat masih SMP dulu. Ternyata kini sudah menjadi geng yang di kenal kalangan masyarakat. Bukan karena kerusuhan, melainkan karena solidaritas yang mereka junjung tinggi, serta sering kali membantu warga sekitar dan membagikan makanan untuk anak jalanan dan orang-orang yang berpapasan dengan mereka saat sedang membagikan makanan di jalanan. Geng positif able emang.

"Thanks!" Zayn tersenyum tipis.

"Hari ini kita akan mengadakan pesta makan-makan, dan Bos Galang yang teraktir!" seru Naufal heboh, diikuti seruan heboh seluruh anggota yang ada di sana.

Galang? cowok itu mendegus malas mendengar ucapan Naufal yang seenaknya. Namun, tak apa, hari ini ia akan meneraktir semua anggotanya karena kembalinya Zayn bersama mereka. Yah, kehadiran Zayn memang seberpengaruh itu untuk geng BlackMoon.

"Hm," dehem Galang singkat.

"Gue ga nyangka kalian akan seexcited ini nyambut kehadiran gue." Tak dapat Zayn tahan senyuman haru terukir di bibirnya.

"Sejak lo pergi tiga tahun lalu. Ga pernah sekalipun kita ngelupain lo." Galang merangkul bahu Zayn sambil tersenyum tipis.

Afzal ikut menimpali. "Iya, karena lo emang masih bagian dari BlackMoon."

Persahabatan mereka memang sehebat itu. Sejauh apapun salah satu dari mereka pergi. Tidak sekalipun mereka akan melupakan orang itu. Karena menurut mereka, raganya mungkin tidak ada bersama mereka. Namun, jiwanya akan selalu berada bersama mereka.

"Thanks bro!"

Hanya di sinilah Zayn dapat tertawa. Merasakan bahagia yang selalu dia dambakan sejak dulu. Kebahagiaan yang tidak pernah Zayn dapatkan dari ayahnya.

Senyuman Zayn itu palsu, selalu dapat memanipulasi orang-orang yang berada di dekatnya, seolah ia terlihat baik-baik saja. Padahal, siapa sangka jika di dalam benaknya sangat berisik. tak ada satupun yang tau bagaimana pikiran cowok itu saat sedang sendirian.

"Mau kemana lo?" tanya Zayn saat melihat Naufal beranjak dari sofa.

"Mau ngambil, Ketty." jawaban Naufal barusan menciptakan kernyitan bingung di dahi Zayn.

"Siapa?" kali ini Zayn bertanya pada Galang karena Naufal sudah pergi.

"Lo liat aja nanti," jawab Galang cuek.

"Woi, Roy, lo yang pesan makanannya yak?!" ujar Marcel pada salah satu anggota BlackMoon dengan suara keras.

"Siap Bang!"

Afzal yang berada tepat di samping Marcel, memukul pelan bibir cowok itu.

"Ga usah teriak bego!" degus cowok itu.

Marcel mencebikkan bibirnya. "Bang Afzal kok tega sih sama dedeq," cetus Marcel dramatis.

"Muka lo kalo dijadiin tempat eek Ketty pasti cocok dah, Mar," cetus Naufal yang baru kembali dari dapur sembari menggendong hewan kecil di tangannya.

"Najis, Yang ada muka gue tambah najis kalo kena anak babi lo itu!" Marcel berlagak hendak muntah.

"Enak aja lo! Adek gue yang cantik membahana kayak gini, lo bilang najis?!" Naufal melotot menatap Marcel tak terima. 

"Ngok, ngok!" seolah mengerti, anak babi yang ada di gendongan Naufal itu bersuara sembari menatap tajam wajah Marcel. Enak saja dirinya dikatai najis, tentu saja anak babi itu tak terima.

"Apa lo? Hah!" Marcel melotot tajam pada babi mungil itu.

"Gini nih kalo babi sama babi di satuan." Afzal merotasi bola mata malas melihat kelakuan teman-teman super absurdnya itu.

Zayn yang sejak tadi memperhatikan keduanya, seketika tertawa kecil. Oh ternyata Ketty yang di maksud Naufal tadi adalah seekor bayi babi. Sangat-sangat membagongkan.

"Kalo Tante Maya denger, bisa nangis darah dia gara-gara denger pengakuan anaknya barusan." timpal Zayn terkekeh kecil.

"Heran gue, Tante Maya yang cantik, anggun, , bin ramah tamah gitu malah dapat anak modelan begini." Afzal menggelang heran menatap Naufal.

"Tau tuh, jangan-jangan lo bukan anak Tante Maya kali, Fal," timpal Marcel mengompori.

"Enak aja lo! Gini-gini gue anak kesayangan Mama gue kali," ungkap Naufal percaya diri.

"Halah, paling-paling Tante Maya bilang gitu di depan lo doang," kali ini Galang ikut menimpali percakapan teman-temannya.

Galang itu cuek dan irit bicara. Tapi, sekali ia bersuara, mampu membuat teman-temannya merasa tertekan.

Kini Naufal benar-benar merasa terpojokkan oleh teman-temannya. Kampret memang. 

"Ayo Ketty, kita pergi aja. Mereka semuaaa... jahat!" ketus Naufal dramatis.

Lalu melangkah keluar markas. Sedangkan teman-temannya terkekeh kecil melihat kelakuan cowok yang katanya sudah dewasa itu.

Sejenak mereka diam, hingga pertanyaan Galang pada Zayn kembali memecah keheningan.

"Oh yah, bdw lo balik lagi ke Jakarta kenapa?" tanya Galang penasaran.

Dia bukannya tidak senang. Hanya saja ia penasaran saat mendapat kabar bahwa temannya ini kembali ke Jakarta.

"Bokap balik kerja ke sini lagi. Ya otomatis gue sama yang lainnya ikut bokap ke sini." Jawab Zyan.

Galang mengangguk-anggukkan. Lalu mereka kembali heboh saat makanan yang mereka pesan susah tiba.

Bahagia itu sebenarnya sederhana, hidup damai berkumpul bersama keluarga dan teman-teman saja sudah lebih dari cukup. Namun, kebahagiaan yang pertama mungkin sebagian orang-orang begitu sulit untuk mendapatkannya.

Begitupun dengan Zayn. Kebahagiaan opsi pertama mungkin tidak pernah ia dapatkan semasa hidupnya. Tetapi Zayn merasa bersyukur karena mendapatkan teman-teman seperti mereka. Setidaknya, walaupun mereka bukan keluarga, Zayn dapat merasakan berada di tengah-tengah keharmonisan bersama teman-temannya.





Hello Gess. Akhirnya bisa up pagi ehehe:)
Jangan lupa tekan bintang dan penuhi kolom komentar yah ^_^

Oh yah, thank you yang udah mampir ke cerita ini❤️❤️

Ketika Hujan Berhenti  [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang