Bab 12 || KHB

29 9 4
                                    

Huhu akhirnya bisa up lagi😭

Masih adakah yang nungguin nih cerita?😌

Author POV




"Anjing, malu banget!"

Tak henti-hentinya Sheilla merutuki dirinya sendiri saat mengingat kejadian memalukan beberapa tahun silam. Sebenarnya bukan hal yang terlalu memalukan. Hanyalah saja Sheilla merasa malu saat ternyata ia telah salah memberikan Zayn pukulan padahal cowok itu berniat membantunya.

Sheilla menggigit pelan jarinya sembari mengguling-gulingkan tubuhnya di atas ranjang.

"Tapikan gue ga tau kalo dia mau nolongin gue," molong Sheilla sembari mengubah posisinya menjadi duduk.

Tapi jangan salahkan Sheilla, dia kan tidak tau kalau Zayn berniat akan menolongnya. Sheilla hanya waspada saja.

"Gue kenapa jadi malu gini anjir!" rutuk Sheilla pelan.

Sial! kenapa dia bisa menjadi semalu sekarang?

Setelah Zayn menceritakan niatnya tiga tahun lalu. Yah walaupun bukan hal yang penting. Sheilla langsung berlari menuju kamarnya.

"Dahlah ngapain juga gue mikirin hal ga guna gitu. Mending gue keluar aja, mumpung sih Zayn setan itu udah pulang." Sheilla berbicara layaknya orang gila sembari cekikikan. Gadis itu segera mengambil jaket denim hitam di lemarinya. Lalu segera keluar dari rumah. Mumpung ada kesempatan.

_oOo_

Di sinilah Sheilla berada, di salah satu tongkrongan yang sering ia datangi. Kali ini Sheilla datang bersama Aruna dan Cheryl.

"Tumben sih Zayn ga ikut lo?" tanya Aruna.

Sheilla mengedikan bahu. "Udah gue kurung di kamar," jawab gadis itu asal.

Brak!

"Lo abis itu-ituan ya sama, Zayn?!" heboh Cheryl sembari menggebrak meja.

Suaranya yang sekeras toa membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka dengan berbagai macam pandangan.

Peletak!

Geplakan cantik melayang mengenai bibir Cheryl, dan pelakunya tentu saja Sheila.

"Bibir lo belum pernah ngerasain tangan gue ya!" delik Sheilla kesal.

"Serius lo abis main kuda-kudaan sama si, Zayn?!" kali ini Brian yang melontarkan pertanyaan dengan raut syok.

Di sana memang bukan hanya ada mereka saja. Melainkan ada Brian dan teman-temannya.

"Ya enggak lh anjing!" sewot Sheilla dengan nada ngegas.

"Alhamdulillah, gue kira beneran," seorang cowok dengan jaket kulit hitam mengusap kedua tangannya di wajah seraya berkata syukur.

"Lo naksir sama Zayn ya?" lontaran kalimat yang keluar dari bibir Aruna membuat yang lainnya terbahak. Kecuali cowok itu yang menatap Aruna jengkel.

"Amit-amit! Yakali gue suka sama batang, gak enak dong!" ujar cowok itu frontal. Bima namanya.

Satu geplakan mendarat di punggung Bima. "Kata-kata lo vulgar banget anjir," cibir Haikal menimpali.

"Mulut lo ngomong gitu lagi, gue mampus-in ya! Ga liat di sini ada bocah!" ketus Sheilla menatap Bima tajam.

"Ampun Kanjeng ratu." Bima menangkup kedua telapak tangan di depan dada seraya menatap Sheilla cengengesan.

"Perasaan di sini ga ada bocah deh," celetuk Cheryl polos.

"Elo bocah nya, Meimunah!" teriak Sheilla dan Aruna bersamaan.

Cheryl memberengut tak terima. "Gue bukan bocah! enak aja ngatain gue bocah. Lo ga liat gue udah kelas tiga SMA??" sewot Cheryl.

"Umur doang udah gede, tapi tubuh lo kayak bocah SD!" ejek Brian.

Yah, tubuh Cheryl memang sependek itu untuk ukuran anak SMA, maka dari itu dia sering mendapatkan ejekan dari Aruna dan Sheilla. Bestie kampret nya.

"Gpp dong, itu artinya gue awet muda! Ga kayak lo, umur masih muda tapi muka udah kayak om-om!" ledek Cheryl sembari tersenyum kemenangan.

"Mampus, langsung di ulti!" Haikal dan Bima tertawa ngakak saat melihat wajah Brian pias.

Brian memberengut kesal. Ternyata menggoda Cheryl harus menyiapkan mental terlebih dahulu agar tidak terkena mental seperti saat ini.

Keenam remaja itu asyik berbincang-bincang. Hingga tak lama kemudian muncul kehadiran Zayn dan teman-temannya.

"Gue cariin, ternyata di sini," suara Zayn barusan membuat Sheilla menoleh cepat.

Tatapan matanya langsung bertubrukan dengan netra santai Zayn. Hingga lima detik kemudian Sheilla mengalihkan pandangannya.

"Ngapain lo nguntit gw??" Sheilla mendelik kesal.

Zayn tak menjawab, cowok itu memilih duduk di kursi di samping Sheilla. Diikuti, Galang, Afzal, Naufal, dan Marcel.

"Apa kabar bro?" tanya Marcel sok asik pada ketiga cowok di sana. Cowok itu duduk di samping Cheryl.

"Seperti yang lo liat, kita baik-baik aja," jawab Brian mewakili.

"Ehh, bukannya lo Zayn perisai BlackMoon yaa?" Kali ini Haikal yang membuka suara dengan dahi mengerut.

"Lo bener, dia Zayn si perisai BlackMoon." Bukan Zayn yang menjawab, melainkan Naufal sembari merangkul bahu Zayn.

"Tangan lo bau," komentar Zayn sembari menyingkirkan tangan Naufal. 

Naufal melototkan matanya sembari mengendus-endus tangannya. "Taik lo, Zayn! Tangan gue harum gini, lo katain bau," degus Naufal kesal.

"Heleh, tangan lo itu bau petasan kali," nyiyir Cheryl. Cewek bertubuh paling pendek itu tersenyum mengejek ke arah Naufal.

"Untung lo cewek Marcel, kalo enggak. Udah gue buang lo ke sungai Amazon!" Naufal mendegus pelan.

"Sebelum lo buang cewek gue, lewati dulu mayat gue." Songong Marcel sembari menyugar rambutnya ke belakang.

Benar-benar dua anak manusia yang sangat cocok bila di satukan. Yang ceweknya polos-polos bangsat, yang cowoknya lebay bin songong.

"Perpaduan bebek sama angsa, sama-sama bangsa itik," cibir Afzal membuat semua yang ada di sana menertawakan kedua sejoli itu.

"Kocak anjir," kekeh Brian menabok punggung Bima.

"Sakit nyet!" Bima mendegus sembari menjauh dari Brian bila tak ingin terkena serangan jantung.

"Sama emak-emak aja takut, sok-sokan mau lawan gue," Naufal berdecih sinis. Cowok itu nampak seperti orang yang memiliki dendam tersembunyi pada Marcel.

"Lo berdua sama aja, banyak bacot." timpal Sheilla sinis. "Lagian ngapain juga lo pada nguntit kita sih?" lanjut Sheilla jengkel.

Baru saja ingin terbebas dari pengawasan Zayn. Dan sekarang ia sudah harus berurusan dengan cowok itu lagi. Sangat menyebalkan.

"Tau tuh, kayak ga ada kerjaan aja,"timpal Aruna datar.



TBC

Jangan lupa vote and coment 💕

Ketika Hujan Berhenti  [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang