Author POV
"Sheilla Krystal Alundra!"
Brak!
Suara teriakan membahana yang mampu memekakkan telinga beradu dengan suara seorang gadis yang baru saja terjatuh dari kursi panjang, memecah keheningan di taman belakang sekolah SMA Panca Darma.
"Sssh..."
Gadis yang baru saja di sebutkan namanya itu meringis pelan sembari mengusap bokongnya.
Nyawanya yang tadinya belum terkumpul sempurna, seketika kedua netranya langsung terbuka sempurna saat melihat seorang guru perempuan tengah berkacak pinggang dengan mata melotot ke arahnya.
"Enak ya kamu! Bukannya menyelesaikan hukuman, kamu malah enak tiduran di sini!" Buk Wati namanya. Guru BK itu menatap gadis itu dengan tajam seolah baru saja menemukan mangsa yang siap akan di terkam.
"Yaelah buk, saya capek tau, saya cuma istirahat bentar kok," belanya saat tatapan buk Wati kian melototinya.
Mistar kayu yang sejak tadi ada di genggaman tangan buk Wati, seketika langsung melayang mengecup mesra pantat gadis itu.
"Sakit buk! Ibu bisa terkena pidana karena sudah memukul pantat saya tau!" gadis itu menatap kesal pada buk Wati yang berkacak pinggang.
Plak!
Sekali lagi, mistar kayu itu mendarat sempurna di pantat gadis itu.
"Tau apa kamu tentang pidana hah?! Yang ada bukan ibu yang akan di pidana, tapi kamu yang sudah sering membuat guru darah tinggi, hingga ada yang masuk rumah sakit karena kelakuan kamu!" omel buk Wati berapi-api.
Bukannya merasa bersalah, gadis itu justru terkekeh kecil mendengar ucapan buk Wati. "Yaelah buk, itu mah bukan salah saya. Salahin aja pak Adit yang mudah darah tinggi."
Ntah keberanian dari mana yang gadis itu dapatkan sehingga mempunyai nyali untuk membalas ucapan buk Wati barusan.
Buk Wati? Jangan di tanya, bahkan kedua bola matanya sepertinya sebentar lagi akan keluar jika saja ia tidak mengucapkan istighfar dalam hati menghadapi tingkah gadis di hadapannya ini.
Menghembuskan nafas panjang, Buk Wati menatap gadis itu malas. "Sudahlah Sheilla, sebelum ibu benar-benar menambah hukuman kamu, sebaiknya kamu segera lanjutkan hukuman sebelum ibu berubah pikiran."
"Tapi bu--" gadis itu kembali hendak protes sebelum ia benar-benar bungkam saat mendengar ucapan buk Wati.
"Bersihkan kolam renang! tidak ada bantahan!" setelah menyela ucapan gadis itu, buk Wati langsung membalikkan badan meninggalkan gadis itu sebelum ia benar-benar terkena serangan jantung.
Sedang gadis itu mencibir pelan melihat punggung buk Wati yang sudah mulai menghilang dari pandangannya. Dengan malas-malasan ia segera melaksanakan hukuman sebelum wanita itu kembali menghampirinya.
"Sialan!"
Namanya adalah Sheila Krystal Alundra, gadis super duper biang onar di SMA Panca Darma. Tiada hari tanpa membuat onar dan membuat para guru mengelus dada.
Seperti hari ini contohnya. Datang ke sekolah setelah KBM berlangsung selama dua jam, lalu bukannya langsung masuk kelas ia malah asik nongkrong di kantin menikmati sepiring nasi goreng. Hingga di temukan oleh buk Wati yang sedang keliling hingga berakhir di sini.
"Emang sialan tuh guru." Sheilla tak henti-hentinya menggerutu sembari tangannya yang terus membersihkan pinggiran kolam.
"Gue kan cuman telat satu setengah jam doang, masa mesti di hukum seberat ini sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hujan Berhenti [ Hiatus ]
Teen Fiction"Gue lebih baik sering ngerasain cape fisik daripada cape batin." "Kenapa gitu?" "Soalnya cape fisik cuma sebentar, tapi kalo cape batin cape nya lebih lama. Bahkan akan tetap membekas di hati sampai rasanya mau mati." °°° Balapan, baku hantam...