Tetap up walaupun ga ada yang nungguin😌
Author POV
Setelah kabur dari sekolah dan menghabiskan waktu dengan kegiatan yang tidak berfaedah hingga magrib menjelang, Sheilla baru pulang saat adzan Maghrib berkumandang.
Gadis itu memasuki rumah dengan langkah santai. Bahkan gadis itu masih mengenakan seragam sekolah.
"Assalamualaikum!" salam Sheilla lantang.
Walaupun sudah tau bahwa tidak akan ada yang menjawab salamnya, Sheilla tetap melakukan itu sebagai bentuk sopan santun saat memasuki rumah.
Langkah kaki Sheilla terhenti di ruang tamu saat melihat seorang cowok jangkung berdiri di sana sembari bersedekap dada menatap Sheilla datar.
Sheilla kembali melangkah hingga langkahnya kembali berhenti tepat satu meter di depan Zayn.
"Ngapain lo ada di rumah gue?" tanya Sheilla dengan alis terangkat.
"Memastikan anak om Bram sudah tiba di rumah sebelum magrib, dan ternyata dugaan gue bener. Lo balik di saat waktu udah mau malam," jawab Zayn datar.
Kedua netra gadis itu merotasi malas. "Lo gabut banget ya sampe mau mastiin gue segala," degus Sheilla pelan.
"Gue ga segabut itu kalau ga ada alasannya," balas Zyan dengan tangan yang masih bersedekap dada.
Lagi-lagi Sheilla mendegus kasar mendengar balasan cowok itu. Selalu saja ada cara untuk membungkam Sheilla.
Dan baru kali ini Sheilla kalah berdebat dengan lawan bicaranya. Bahkan saat sedang berdebat dengan Bram pun, Sheilla selalu dapat membungkam pria setengah baya itu. Namun, kali ini sepertinya tidak.
Sheilla melangkah menuju kamarnya dengan kaki di hentak-hentakkan. Moodnya benar-benar buruk saat sudah berurusan dengan Zayn.
Sebelum Sheilla benar-benar menaiki anak tangga, ucapan Zyan selanjutnya membuat gadis itu kembali menghentikan langkahnya.
"Gue udah buatin sarapan, dan untuk satu minggu ke depan bik Monik akan cuti karena salah satu keluarganya meninggal dunia."
Perkataan datar Zayn barusan membuat Sheilla mencak-mencak di tempat. Itu artinya jika tidak ada bik Monik, 99,9% Sheilla akan berurusan dengan Zayn. Dan itu benar-benar membuat Sheilla kesal setengah mati.
_oOo_
Langkah kaki Sheilla membawanya menuju meja makan yang ada di dapur.
Rumah bertingkat dua dengan gaya modern itu nampak sunyi. Hanya terdengar langkah kaki Sheilla yang terdengar teratur menuruni anak tangga.
Gadis remaja yang sebentar lagi akan memasuki fase dewasa itu mengedarkan pandangannya menatap sekeliling rumah yang nampak sunyi. Tak ada satupun manusia selain dirinya sendiri. Dalam hati, Sheilla mengucap syukur. Itu artinya Zayn sudah pulang.
"Syukur deh," gumam Sheilla pelan.
Dengan riang, Sheilla melangkah menuju meja makan, dan langsung menyantap makanan yang sepertinya sudah di siapkan Zayn.
Setelah selesai, Sheilla hendak kembali ke kamar. Namun, langkah kaki gadis itu terhenti di pembatas antara dapur dan ruang tengah saat melihat seseorang yang sedang duduk dengan membelakanginya di ruang tengah.
Sudah duga menduga bahwa Zayn sudah pulang, ternyata Sheilla salah besar saat mendapati Zayn duduk di ruang tengah sembari memainkan ponselnya.
Gadis itu mendegus pelan saat melihat lelaki itu ternyata benar adalah Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hujan Berhenti [ Hiatus ]
Novela Juvenil"Gue lebih baik sering ngerasain cape fisik daripada cape batin." "Kenapa gitu?" "Soalnya cape fisik cuma sebentar, tapi kalo cape batin cape nya lebih lama. Bahkan akan tetap membekas di hati sampai rasanya mau mati." °°° Balapan, baku hantam...