Ceklek
"D-dokter bagaimana anakku?!" Ucap mama terbata-bata.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin" celetuk Dahyun pelan.
Jeongyeon langsung membekap mulut Dahyun dan Chaeng menoyor kepalanya. Yang lainnya hanya menggelengkan kepala termasuk Somi. Sedangkan kedua orangtua Lisa setia menunggu jawaban dari dokter.
"Perutnya berdarah akibat tertusuk pecahan botol, kepalanya terbentur akibat tak memakai pelindung kepala" ucap Dokter.
"B-botol?" Bingung mama Lisa.
"Dari salah satu saksi, pasien membawa beberapa botol minuman kaca dan meletakkannya diantara perut dan tangki bensin motornya, disaat jatuh botol itu pecah dan mengenai perut pasien, lukanya sudah dibersihkan kemungkinan kecil pasien kehilangan ingatannya" jelas dokter.
Mama Lisa shock, papa mengusap punggung mama dengan lembut. Teman-teman yang duduk langsung terperanjat berdiri mendengar itu.
"Bisakah aku melihat anakku? Apa dia sudah sadar?" Tanya mama.
"Pasien belum sadar sekarang, tapi ia bisa mendengar apa yang kita ucapkan, untuk saat ini pasien akan dipindahkan ke ruang rawat inap, kalian bisa bergantian melihatnya dengan syarat jangan berisik" ucap dokter.
Para suster keluar dengan membawa ranjang yang ditiduri oleh Lisa. Terlihat tubuh kurusnya yang terbalut pakaian rumah sakit.
"Lisayaa.." lirih mama. Mereka mengikuti suster itu hingga ke ruang inap Lisa.
"Kalian bisa menjenguknya sekarang, teruslah ajak pasien berbicara, ia bisa mendengar dibawah alam sadarnya, kalau begitu saya tinggal" ucap dokter lalu pergi.
"A-aku akan mengurus administrasinya" ucap papa hendak pergi namun mama dengan cepat menarik pergelangan tangan suaminya.
"Jenguklah anakmu dulu!" Mama kemudian masuk kedalam dengan papa.
Mama duduk dikursi disisi ranjang Lisa, menatap wajah polos anaknya yang tertutupi segala macam selang. Meraih tangan anaknya lalu mengusap dengan penuh kasih sayang.
"Maafkan mama" ucapnya mencium tangan Lisa. Sedari tadi papa hanya berdiri mengalihkan pandangannya.
Mama mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Lisa, menyingsingkan poni anti badai anaknya ke kanan dan ke kiri.
"Cepat sembuh, mama tidak akan marah" mama menitikkan air matanya lalu mencium kening Lisa yang terekspos.
Papa keluar lebih dulu tanpa mengucapkan apapun, mama melihat itu hanya menundukkan kepalanya. Ia berdiri lalu ikut keluar dan duduk dikursi diluar ruang inap Lisa.
"Kalian masuk dulu, gue nanti aja" suruh Somi kepada teman-teman Lisa.
Seulgi dan yang lainnya masuk ke dalam, Jeongyeon menarik tangan Dahyun dan menutup mulutnya agar tak berisik seperti biasanya. Wendy menutup pintu lalu ikut bergabung bersama mereka.
"Ck ck ck, Lisayaa.. bangun" ucap Seulgi. Jisoo duduk dikursi dan menggenggam tangan Lisa.
"Yaa Lalisa, kenapa lo jatuh huh? Pengen balapan kaya di scene mv nya Lisa blekping? Lo mau niru gitu juga? Ga cocok, lo sama dia ga mirip, miripnya sama author" ucap Jisoo.
"Yaa Lisayaa, Seulgi kemaren cengeng banget, masa habis pulang sekolah nangis gara-gara brantem sama Suho" celetuk Moonbyul membuat Seulgi menginjak kakinya.
"Gue kemaren nembak Sana, tapi.." jeda Dahyun.
"Ditolak" lanjutnya.
"Pffttt" Jeongyeon menahan tawa nya saat mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYS WITH YOU [JENLISA]
FanfictionJennie sangat ingin merasakan berpacaran, tapi hal itu tidak dibolehkan oleh orang tuanya. Satu hal yang terlintas dibenak Jennie agar ia diperbolehkan dekat dengan lawan jenisnya, yaitu menyatakan dirinya sebagai penyuka sesama jenis. Namun ia gaga...