Lisa tergesa-gesa masuk ke dalam rumah besarnya untuk melampiaskan amarahnya didalam kamar. Ia membuka pintu kamarnya tapi dikunci dari dalam. Lisa mengetok pintu dengan kuat, pasalnya ia sangat ingin memukul samsak tinjunya sekarang juga.
"Brengsek siapa yang ngunci pintu kamar gue!" Teriak Lisa mengendor pintu kamarnya.
Bruk bruk bruk
"Ih siapa sih ganggu aja!" Jennie memelas dari dalam.
"Kenapa sayang?" Suara Tae, mereka belum mematikan panggilan video itu.
"Itu pasti Lisa, ih males banget" ucap Jennie.
"Jennie buka pintunya!" Teriak Lisa dari luar kamar sambil menggedor pintu.
"Buka sana, nanti lagi telponnya aku mau main game dulu" ucap Tae.
"Main game aja terus" ucap Jennie.
"Udah ah aku udah dipanggil Suho, daa sayang"
Tut
Panggilan itu berakhir, Jennie yang kesal dengan lunglainya berjalan ke pintu dan membukanya untuk Lisa.
Ceklek
Lisa mendorong pintu itu dengan kuat, alhasil Jennie juga ikut terdorong dan terhempas ke belakang.
"Akh" ringis Jennie.
"Brengsek!"
Lisa mengumpat melewati Jennie lalu berjalan ketempat alat gymnya berada, memukul samsak tinju dengan kuat dan berteriak. Jennie tercengang, Lisa tak seperti biasanya sore ini.
"Lisa!" panggil Jennie meraih tangan Lisa.
"Kita balik ke korea hari ini juga!" Tegas Lisa.
Jennie kaget bukan main, bukankah Lisa merindukan tempat tinggalnya dulu? Tapi apa yang dia lakukan sekarang, Jennie benar-benar tak mengerti.
"Kenapa?" Tanya Jennie.
Lisa diam membelakanginya, nafasnya naik-turun, matanya memerah hinga tangannya mengepal. Jennie memeluk Lisa dari belakang, meletakkan dahunya dibahu Lisa, tentunya dengan kaki yang sedikit berjinjit.
"Ada masalah?" Tanya Jennie dengan lembut.
Lisa menyentuh tangan Jennie yang melingkar dipinggangnya, melepaskannya lalu berbalik. Jennie terkejut saat Lisa memeluknya dengan erat, terkejut saat merasakan punggung Lisa bergetar, isakan tangis lolos dari mulut Lisa.
Jennie mengusap punggung Lisa, usapan bergiliran dengan kepala yang bersandar dibahunya.
"Ada masalah apa?" Tanya Jennie lagi.
Lisa menggeleng, mempererat pelukannya.
"Jennie buat salah?" Tanya Jennie.
Lisa menggeleng dan ia melepaskan pelukan. Wajah lelahnya, wajah yang dibilang sangat ceria itu berubah begitu saja. Jennie sedikit kasihan melihat Lisa yang menangis, apalagi jika menangis karenanya nanti.
"Jangan gila, ini demi masa depan.. yeah Jennie.. masa depanmu.." batin Jennie.
"Masih banyak yang belum kita kunjungi disini, kamu juga pastinya kangen kan sama tempat ini, jadi kita disini aja dulu sampe pikiran kamu tenang" ucap Jennie membelai rambut Lisa.
"Cerita ke aku sebisanya ya" ucap Jennie menangkup pipi Lisa dan menghapus airmata menggunakan ibu jarinya.
Lisa meraba tangan Jennie yang berada dipipinya, menyentuh dari ujung ke pangkal, mengunci tubuh Jennie agar tak lepas darinya. Lisa mendekatkan wajahnya kewajah Jennie, Jennie mengalungkan tangannya ke leher Lisa dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYS WITH YOU [JENLISA]
Hayran KurguJennie sangat ingin merasakan berpacaran, tapi hal itu tidak dibolehkan oleh orang tuanya. Satu hal yang terlintas dibenak Jennie agar ia diperbolehkan dekat dengan lawan jenisnya, yaitu menyatakan dirinya sebagai penyuka sesama jenis. Namun ia gaga...