32. Are We Back?

744 44 1
                                    

"Dan kali ini.. juara pertama yang sangat-sangat ditunggu, jatuh kepada.."

"Kim Namjoon!!"

Harapan Lisa pupus sudah. Ia tersenyum pahit ketika namanya tidak disebutkan diantara ketiga juara tersebut.

"Lisa-ya.." panggil Rosè.

"It's okay Rosie, hanya perlombaan"

"Tapi lo berkerja terlalu keras buat ini.." Rosè meraih kedua tangan Lisa.

Jisoo dan Seulgi sudah kembali dari toilet. Seulgi membiarkan Jisoo menenangkan hatinya sejenak, lalu kembali kesini agar tidak ada kecurigaan.

Jennie pun ikut keluar dengan mengendap-endap. Ia terpaksa membuka hoodienya dan memakai baju kaos berwarna putih cerah, membuat siapapun yang memandangnya langsung jatuh cinta dengan gadis tersebut.

"Kamu tetap pemenangnya Lili, meski tidak disini, tetapi dihatiku kamu adalah juara utamanya" Jennie bergumam dihatinya.

"Yaaahh.." suara frustasi dari teman-temannya terdengar.

Penggemar atau pihak sekolah Kim Namjoon bertepuk tangan hingga bersorak. Lisa hanya bisa tersenyum menanggapi itu.

"Ah astaga.. ada kesalahan pada nama yang tercantum pada juara pertama.. mohon maaf untuk tadi.."

"Huuuuuu!!"

Suara host itu mencuri perhatian Lisa. Ia berharap bahwa itu adalah namanya, tapi ia juga tak ingin terlalu berharap tentang hal itu.

"Aku yakin itu kamu, sayangku akan selalu menang" batin Jennie yang takkan bisa didengar oleh siapapun.

"Lisa! Lisa! Lisa! Lisa! Lisa! Lisa! Lisa! Lisa! Lisa!" Teriak para sahabat Lisa yang memberi semangat dibelakang.

"Yapss.. para hadirin, ini lah juara pertama yang sebenarnya.."

Lisa menggigit bibirnya dan menutup mata. Rosè merangkul gadis itu untuk memberinya semangat. Jisoo melihat itu hanya membuang wajahnya.

"LALISA MANOBAN!"

"YUHUUUUU!!!!"

"Cukhaeee!!"

Nafas Lisa terhenti sementara. Matanya tak berkedip sekalipun. Menelan saliva pun susah.

Perlahan senyumannya terbit, kedua sudut bibir itu terangkat membentuk lengkungan yang indah. Senyumnya yang lebar seakan menggambarkan kegembiraan hatinya saat itu juga.

"Selamat kepada juara satu, dua, dan tiga.."

Jennie pov

Kekasihku.

Masih pantaskah aku memanggilnya seperti itu? Bahkan memilikinya saja tidak pernah.

Senyumnya yang melengkung seakan membahagiakan hatiku ini. Disaat dia tersenyum, disitulah aku merasa baik, bahkan lebih baik daripada ia menangis karenaku.

Dia memeluk Rosè dengan erat, sungguh.

Perasaan bahagiaku langsung menciut menjadi rasa cemburu.

Seperti yang Jisoo katakan tadi, apakah itu benar?

Apakah benar kekasihku menyukai Rosè temanku?

Apakah Rosè selalu menemani Lisa dalam keadaan apapun? Lalu, sedekat apakah mereka?

Jujur, hatiku teriris. Melihatnya merangkul Rosè, begitupun sebaliknya, bukankah seharusnya itu terjadi padaku?
Tapi akupun merasa, aku seperti tak pantas lagi mendapatkannya, setelah apa yang sudah ku perbuat pada manusia setengah malaikat itu.

DAYS WITH YOU [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang