"Dorr!" Cinta menepuk punggung seseorang, membuat Miko yang sedang duduk sendirian di salah satu coffee shop itu terlonjak kaget. Bahkan ponsel yang dipegang lelaki itu hampir jatuh.
Mulut Miko hampir saja akan mengumpat kasar, tapi untung langsung terhenti ketika pelaku yang dilihatnya adalah Cinta. Mulutnya mengatup, menelan dengan paksa lagi umpatan yang hampir keluar. Perempuan seperti Cinta, tidak pantas mendengar ucapan kotor. Jiwa tentu akan meninju mulutnya sampai lebam jika hal itu sampai terjadi.
"Ngagetin aja anjir." Miko mengusap dadanya, memastikan jantungnya aman di dalam sana.
Sementara Cinta malah tertawa seperti tidak berdosa. Ia kemudian duduk di depan Miko sambil menyerutup segelas caramel latte yang telah dibelinya. Mereka berdua kini sedang berada di coffee shop seberang kantor. Jatah jam istirahat masih lumayan panjang. Butuh asupan kopi dan makanan manis untuk menyegarkan kembali kepala mereka yang hampir mengepulkan asap.
"Tumbenan lo ceria amat. Abis menang judol ya?" goda Miko sambil memasang ekspresi tengil.
"Dih, lo kali yang main slot gacor." cibir Cinta tak terima. Merasa tangannya ini masih bersih, belum pernah mengunjungi situs judol.
"Udah balikan nih sama Jiwa?"
"Belum." jawab Cinta cepat, ㅡmengalahkan kecepatan cahaya.
"Kok belum?" tanya Miko sambil menyuapi mulutnya dengan sesendok strawberry cheese cake milik Cinta tanpa ijin.
"Lah kok tanya gue?!" Cinta kali ini terdengar kesal. Lalu merebut sendok yang habis dipakai Miko. "Ah elo! Ambil sendok sendiri kek!"
Sambil cekikan, Miko bangkit dari duduknya menuju kasir untuk meminta sebuah sendok kue lagi sebelum Cinta mengeluarkan sungut. Lumayan dapat cemilan gratis sebelum jam istirahat kerja habis. Suasana hati Cinta terlihat bagus, makanya sedang tidak pelit dirusuhi makanannya oleh Miko. Biasanya dalam situasi seperti tadi, Cinta akan berteriak dan menyuruh Miko untuk membeli kue sendiri. Tapi tadi dengar sendiri bukan? Cinta menyuruh Miko mengambil sendok sendiri. Yang berarti ia mengijinkan Miko memakan strawberry cheese cake kesukaannya.
"Tumben lo nggak bareng Elsa?" tanya Miko setelah kembali duduk membawa sendok dan memulai aksi mencurangi makanan Cinta.
"Nggak. Dia masih ada kerjaan ngurus surat kontrak buat anak magang."
Miko mengangguk paham. Lalu kembali lagi memulai investigasinya terhadap perkembangan hubungan Jiwa dan Cinta.
"Jadinya udah sampai mana lo sama Jiwa?"
Bukan Miko namanya jika tidak mencampuri hubungan percintaan orang lain, ㅡyang dimaksud adalah hubungan rumit antara Cinta dan Jiwa. Tapi Cinta tidak keberatan sama sekali, karena Miko sendiri sering berjasa.
Dulu sewaktu awal Jiwa dan Cinta berhubungan jarak jauh, Miko yang selalu mendapat tugas Jiwa untuk memfoto Cinta diam-diam ketika sedang di kampus. Jangan lupakan juga saat Miko jadi satu-satunya orang yang kena amuk Cinta ketika Jiwa memutuskan hubungan secara sepihak. Miko menjadi tameng, mengikhlaskan tubuh besarnya dihujami pukulan Cinta yang kala itu sedang sangat kacau. Miko menjadi orang selalu bersama mereka ketika hubungan mereka sedang dipuncak kebahagiaan dan bahkan sampai akhirnya mereka terjun ke jurang yang paling dalam. Miko menjadi saksi hidup.
"Chat-an doang kok. Beberapa kali telpon juga." jawab Cinta santai.
"Dia nggak minta ketemu?"
"Minta. Cuma dianya lagi sibuk. Palingan besok minggu ngajak nonton."
Miko mengangguk lagi. "Terus Elang gimana, Ta?"
Pertanyaan Miko sukses membuat Cinta menghentikan pergerakannya. Strawberry cheese cake yang berada di dalam mulutnya seketika hambar. Mendengar nama Elang seketika dadanya merasa perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Jiwa
FanfictionCinta dan Jiwa, masih berdiri di tempat yang sama. Mereka berdua terjebak dalam kerinduan yang tak terobati. Terbenam dalam kenangan manis yang pernah mereka lalui. Namun, apakah luka yang pernah menggores hati akan kalah dengan rasa cinta yang ma...