03. Dia adalah Jiwa

178 32 0
                                    

Cinta segera menjatuhkan dirinya ke kasur setelah ia berhasil sampai rumah sekitar pukul setengah dua belas malam. Tubuhnya seperti kehabisan energi, tapi anehnya sama sekali tidak mengantuk. Ia hanya ingin merebahkan dirinya sebentar sebelum rutinitas membersihkan diri sebelum tidur. Suara hujan masih terdengar dari luar diselingi suara petir yang mengagetkan.

Ketika Cinta sedang menikmati suasana itu, ponselnya yang masih berada dalam tas tiba-tiba berisik. Mau tak mau Cinta harus bergerak merogoh tas lalu mengambil benda elektronik pipih itu dan mengecek siapa yang telah berisik mengganggunya. 

Ada puluhan chat dari aplikasi WhatsApp dari grup bersama teman-teman perempuannya. Lalu keningnya mengkerut ketika kedua matanya menangkap ada sebuah grup baru bernama "Qta Celamanyah"

Alay banget? Batin Cinta. Oh, pantas saja si Miko admin dari grup yang isinya anak-anak yang ikut reuni tadi. Dibukanya grup alay buatan Miko yang sudah ramai, Cinta menemukan beberapa chat lucu, stiker alay, stiker bapak-bapak dan foto-foto mereka di sana. Lalu tiba-tiba matanya tertuju pada salah satu bubble chat obrolan dari Benjamin dan Miko.

Benjamin : Jiwa dimasukin grup ini gak Mik? Mau nanya IG nya nih biar bisa gue tag, mau upload selfie.

Miko : Ada, cuma sok sokan jadi sider tu orang. Japri aja Ben.

Setelah membacanya, Cinta buru-buru mengecek informasi grup baru itu. Ia sibuk meneliti siapa saja yang berada di dalam grup. ternyata memang tidak semua orang dimasukkan Miko ke dalam grup, hanya yang tadi masih dekat dan mengobrol saja. Ada sekitar dua puluhan orang berada di grup alay ini dan ada tiga nomor yang tidak ada di kontak ponsel Cinta.

Cinta semakin penasaran yang mana nomornya Jiwa? Ketiga-tiganya tidak memperlihatkam foto profil dan tidak ada tampilan nama atau informasi lainnya. Ah payah, Cinta tidak bisa menebak yang mana nomor Jiwa.

Cinta menggigit bibir bawahnya, lalu menutup aplikasi WhatsApp tanpa membalas chat satu pun. Ia menyerah. Namun tiba-tiba terbesit dipikirannya untuk membuka aplikasi Instagram. Benar, ada puluhan notifikasi di sana. Berbagai macam tag foto-foto reuni tadi dari Rossa, Elsa, Yumna, Jihan, Elang dan terakhir Benjamin.

Jari Cinta berhenti di akun Benjamin, melihat banyaknya story yang cowok alay itu unggah. Gila, sudah seperti selebgram sampai story-nya titik-titik. Bahkan Rossa yang memang selebgram saja kalah eksistensinya dengan story Benjamin. Pacar Elsa itu memang paling heboh, semua makanan difoto untuk diunggah. Sampai foto sepatu, foto gelas, foto lampu juga ada. Sudah gila si Benjamin. Tapi entah kenapa Cinta mampu bersabar melihat foto-foto tidak penting itu hingga akhir. Tentunya karena ia sedang penasaran dengan sesuatu hal.

Lalu jackpot, akhirnya Cinta mendapatkan apa yang ia cari. Foto selfie Benjamin dan Jiwa dengan menandai akun instagram Jiwa di sana. Segera Cinta klik akun itu berharap mendapat sedikit informasi tambahan tentang Jiwa dari foto-foto di feeds atau highlight-nya. Namun ternyata Cinta harus menelan pil pahit lagi, akunnya terlihat kosong. Tidak ada satu foto pun di sana, bahkan foto profilnya juga kosong. Lebih mirip seperti akun bodong yang tidak terpakai. Lagi lagi Cinta tak menemukan apa-apa. Sial. Cinta melempar ponselnya ke kasur. Kenapa susah sekali mengorek informasi tentang Jiwa? Tak satu pun berhasil ia dapatkan.

Akhirnya ia menyerah. Dengan sisa-sisa tenaga, ia terpaksa bangkit untuk menuju ke kamar mandi membersihkan badan. Meskipun daya tarik kasurnya sangat berat, tapi ia tetap memaksa dirinya untuk bangkit. Hari ini sepertinya sudah cukup tentang Jiwa. Cinta tidak punya nyali sebesar itu untuk berani mengikuti akun instagram Jiwa apalagi untuk mengirimkan sebuah pesan sapaan.

Setelah selesai dari kamar mandi dan melakukan rutinitas skincare, ia kembali menjatuhkan dirinya ke kasur. Dengan pikiran yang masih belum selesai tentang Jiwa, ia membuka ponselnya lagi.

Cinta & JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang