ch. four

995 98 0
                                    

Happy Reading
.
.
.











__


Malam ini harusnya Kanza gunakan untuk malam mingguan bersama Gama, namun semua hancur ketika Papanya dengan tegas mengatakan.. "Cowok itu atau orangtua kamu!".


Kanza tidak memiliki pilihan lain akhirnya. Dan sekarang ini dia bersama Mama Papanya berada disalah satu Restoran bintang lima hanya untuk makan malam dan membahas perihal perjodohannya dengan Mahesa.


"Ini jadi gak sih, ngaret banget". Sinis Kanza karena memang sudah hampir 15 menit namun keluarga Mahesa belum terlihat. Dan dia adalah orang yang tidak menyukai keterlambatan.


Mama Tiff dengan mata tajamnya menatap sang putri, takut takut jika keluarga Mahesa mendengarnya.


"Terserah deh, aku mau ketoilet dulu". Kanza beranjak. Dia begitu muak untuk duduk menunggu disana terlebih pembahasan yang akan dilakukan sangat membuatnya benci.


Kanza meletakan ponsel disisi wastafel dan membasuh tangannya kasar. Dia rasanya ingin kabur saja.


"Lah Kanza lo ngapain disini". Mendengar suara yang cukup familiar Kanza lantas menoleh dan mendapati teman jaman SMA nya dulu yang sudah sekitar tiga tahun tidak bertemu.


Sosok yang keluar dari bilik toilet itu tersenyum penuh, mendapati teman yang dirindukannya bisa bertemu seperti ini. "Yesara". Dan keduanya saling memegang tangan saling melampiaskan rindunya.


"Lo dalam rangka apa nih di Jakarta?".


"Liburan aja sih hehe, rencana mau pindah lagi Jakarta. Tapi bentar gue mau ngurus surat surat dulu di Paris".


"Sumpah gue kangen ngumpul bertiga sama lo juga Jijel". Yesara berseru antusias tanpa sadar jika raut wajah Kanza mulai murung ketika nama Giselle disebut.


Sudah tiga minggu dan mereka belum terlibat obrolan, malah Kanza mendengar kabar jika Giselle sedang berada di Jepang. Jujur Kanza sangat rindu dan kehilangan, dia ingin ngobrol tapi rasa canggungnya selalu menghalangi.


"Kapan kapan kita ngumpul kalo gitu". Tak ingin membuat Yesara bingung. Kanza segera mengembalikan ekspresi wajahnya.


"Betewe lo kesini sama siapa, gue gabung boleh gak? Gue sendiri huhu". Dan untuk kali ini Kanza tanpa repot menyembunyikan raut kesalnya, dia mendesah berat membuat alis Yesara terangkat bingung.


"Gue benci banget kalo bahas ini, gue dijodohin sama ortu dan malam ini kita makan bareng sama keluarga tuh cowok". Yesara tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, jaman sekarang masih ada orang tua yang berfikiran kolot seperti itu..


"Emang lo gak ada pacar sampe segala dijodohin?".


"Ya karna gue ada pacar makanya mereka mau jodohin gue. Katanya pacar gue gak baik jadi biar gue putus mereka jodohin gue sama entah siapa gue gak tau".


"Ya ampun Za miris banget nasib lo".




..


Kanza kembali setelah mengobrol dengan Yesara. Di sana pada meja orangtuanya sudah ada keluarga lain yang bergabung dan Kanza bisa langsung paham jika itu keluarga Mahesa yang katanya akan jadi Tunangannya.


Dengan salam seadanya Kanza menarik kursi untuk didudukinya, Mama Tiff menyenggol lengan anaknya yang dirasa kurang sopan, tapi Kanza hanya bodo amat.


Kenakalan, Perjodohan, dan Cinta [ Tidak Di Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang