ch. five

1K 103 0
                                    

Happy Reading

.
.
.











__


Nafas Winston terengah-engah usai memanjat tembok belakang sekolahnya. Niat hati mau sarapan sekalian menghindari jam pertama bahasa Mandarin eh malah kena kejar satpol pp yang lagi razia para gelandangan.


"Bego emang tuh bapak bapak. Gue anak Papi Teddy yakali dikira gembel. Gak tau apa nih gue udah kayak bank berjalan". Dumelnya dengan nafas yang masih menderu. Dia kesal acara bolosnya gagal, kan harusnya dia kembali ke sekolah nanti jam istirahat bukan malah jam 8 seperti ini.


"Kampret gue ngaso sini ajalah, males banget pelajaran Bu haohao". Winston mengedarkan pandangannya dan matanya dengan gesit melihat bangku panjang dibawah pohon asem.


"Bjir kok gue merinding". Winston mengusap tengkuknya melihat pohon asem yang begitu besar dengan dahan yang rendah, sejuk sih tapi kok serem.


"Bodolah, ini kalo gue jalan ke Cyber bakal ketauan soalnya jam jam guru bk muter. Dah santai dulu gak sih". Dan akhirnya Winston mengesampingkan rasa merindingnya seraya merebahkan tubuh letihnya dengan berbantal tasnya.


Hebusan angin ringan membuat tubuh Winston terasa rileks, matanya kian memberat, dia tidak pernah tahu jika tidur dibawah pohon seperti ini akan terasa nyaman.


Suara alam yang samar mulai tidak terdengar dan Winston sudah tertidur disana hingga jam istirahat berbunyi dia baru bangun.




..



Sudah empat hari Winston tidak masuk sekolah, dan tiga hari juga Winston berada di rumah sakit karena tubuhnya yang terus deman dan tidak juga turun. Entah apa yang terjadi tapi tubuhnya sering kali mengigil.


"Lo tuh aneh deh Win gak ada ujan gak ada angin tiba-tiba demam kek bocah". Marsha duduk disisi ranjang Winston menyuapi pria itu yang sulit sekali makan.


"Sha gue gak nafsu, itu makanan gak enak gak ada rasa ya anjir". Winston menepis tangan Marsha menyingkir suapan yang akan diberikannya.


"Ngeyel banget setan. Mau sembuh gak sih lo". Winston membuang muka, merebahkan tubuhnya dan menutupinya dengan selimut.



15 menit kemudian pintu VVIP disana terbuka sedikit gusar, ada Rajen dan Yehezkiel bersama dua teman sekelasnya sebagai perwalikan juga Kanza selaku wali kelas 12-A.


Lucas meletakan parsel buah diatas nakas.


"Bu Kanza?". Marsha segera bangkit dari ranjang, mempersilahkan Guru muda itu mendekat.


Yehezkiel Rajen dan dua teman sekelasnya sudah mengerubungi brankar Winston, mengujarkan bebrbagai pertanyaan.



Sementara Kanza teramat malas tapi sebagai wali kelas yang bertanggung jawab dia harus profesional. Padahal tadi dia sudah janjian untuk pergi bersama Gama.


"Brok kok lu bisa tumbang bjir, aneh liat lo lemes gini". Rajen memukul dada Winston membuat korban terpekik kesakitan.


"Setan sakit beneran hahah". Yehezkiel tertawa bersama Rajen. Memang teman laknat.


Mereka semua berbincang soal keadaan Winston sebab akibatnya bisa sakit seperti ini, hingga tiga puluh menit berlalu dua teman sekelasnya berpamitan untuk pulang begitu pula dengan Kanza tapi...


Kenakalan, Perjodohan, dan Cinta [ Tidak Di Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang