ch. eighteen

1.5K 168 26
                                    

Happy Reading

.
.
.









__

Sudah lima hari Kanza tinggal bersama Giselle, dia sama sekali tidak keluar karena takut Mahesa akan menemukannya dan kembali memaksanya terlebih orangtuanya yang berada di Bangkok. Ponsel Kanza yang tertinggal dimobil Mahesa, membuatnya tak bisa menghubungi siapapun termasuk sang kekasih yang kalang kabut mencarinya.

Kemanapun Kanza ingin keluar, Giselle akan menemaninya.

"Jel anterin gue ke rumah Winston". Kanza berujar lemah. Dia begitu merindukan pelukan hangat sang kekasih, hari-harinya terasa tidak nyaman.

Kanza juga bingung kenapa dia bisa begitu memikirkan dan merindukan pria yang lebih muda darinya itu. Dengan mantan-mantannya yang lain bahkan Gama, dia tidak pernah merasakan seperti ini. Terlalu rindu hingga merasa begitu sakit.

"Lo tau rumahnya?". Sahut Giselle dari ujung pantry, gadis itu tengah mengoles roti tawar dengan selai coklat.

Kanza mengerang frustasi karena dia sama sekali tidak tahu dimana rumah kekasihnya, yang ia tahu hanya Apartemen Winston yang selalu ia datangi.

Kanza terdiam memikirkan caranya untuk bisa menemui Winston hingga otaknya teringat suatu hal yang membuatnya seketika berdiri melempar bantal sofa."Royal Village!". Seruan semangat Kanza berhasil mengejutkan Giselle yang tengah menenggak sodanya.

Kanza ingat jika dulu Winston mengatakan rumahnya berada dikawasan elit Royal Village.

"Jel Winston tinggal di Royal Village, anterin gue kesana cepat". Kanza terlihat begitu gusar mencari tas dan membenarkan penampilannya, Giselle hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan sahabatnya ini.

Giselle jadi penasaran seperti apa sosok Winston sampai berhasil membuat Kanza melupakan Gama dan membuatnya begitu awut-awutan hanya karena tidak bertemu.

"Za tapi seenggaknya lo ganti baju atau kalo perlu mandi sana, lo mau ketemu cowok lo dengan penampilan mbak-mbak sayur?". Komen sang sahabat membuat Kanza berdecak meski tak ayal segera pergi ke kamar dan mengganti bajunya dengan milik Giselle. Karena memang Kanza yang datang tidak membawa apapun.



..

"Jadi ini rumah pacar brondong lo itu?". Tak dipungkiri bahwa Giselle cukup kagum dengan rumah mewah nan megah milik keluarga Winston. Seharusnya dia tidak perlu kaget ketika Kanza mengatakan bahwa Laurent High School adalah milik keluarga Winston, tapi tetap saja dia cukup kagum.

Giselle hanya diam ketika Kanza berbicara dengan satpam. Beruntung seseorang menunjukkan rumah Winston yang berada dikawasan elit itu.

"Tunggu sebentar, saya akan panggilkan tuan muda". Satpam yang berbicara pada Kanza, meminta izin untuk undur diri, memastikan jika sosok didepan sana benar-benar orang yang tuan mudanya kenal.

Kanza menatap Giselle dengan harap harap cemas, yang tentu juga segera Giselle tenangkan. Dia baru pertama kali melihat Kanza sefrustasi ini hanya karena ingin bertemu seseorang. Giselle jadi semakin penasaran seperti apa sosok Winston Laurentius Watson.

"Jel ini kalo salah rumah gimana?".

"Yaelah kan tadi lo sendiri yang udah mastiin sama satpamnya, dan bener kan ini rumah Winston lo itu".

Kenakalan, Perjodohan, dan Cinta [ Tidak Di Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang