ch. twelve

1.2K 140 1
                                    

Happy Reading

.
.
.












__

Kriinggggg....

Bunyi bel istirahat berbunyi membuat murid-murid yang tadinya mengantuk seketika membuka lebar matanya dengan semangat, bahkan ada yang dengan berani mengusir gurunya ketika sang guru masih berbincang padahal bel sudah berbunyi.


Yehezkiel sudah berlari lebih dulu menghampiri kelas 12-H dimana Marsha berada, lelaki jangkung itu sudah tergila gila oleh pesona adik kembar Winston. Berbeda dengan Winston yang tampak datar sejak pagi karena Kanza yang berangkat dengan diantar oleh Tunangannya, Mahesa.


"Win yuk kantin, jangan kek gadis abis hilang perawannya lo duduk mulu". Rajen masuk dan menggeplak pundak Winston, membuat si korban mendelik dingin.


"Buset berasa di kutub utara". Ucap Rajen merangkul tubuhnya, seolah kedinginan.


"Canda boss, buru ah keburu abis makanannya, hari ini menunya favorit guweh". Dan Rajen menarik kerah seragam Winston seperti membawa kelinci.


"Lepas". Winston menghempas tangan Rajen dan berjalan sendiri hingga sampai kantin kekesalannya meningkat ketika melihat Kanza makan satu meja dengan Kris.


"Bangsat". Lirihnya. "Lo ngatain gue?". Rajen menatap Winston dengan drama, namun Winston abaikan dan memilih mendekati meja Kanza untuk menarik kekasihnya menjauhi Kris.



..


"Lo apaan sih". Dengus Kanza kesal. Pasalnya ia sangat lapar dan dengan kurang ajarnya Winston datang langsung menarik tangannya, memasuki Cryber.


Winston mengunci ruangan dan menekan tombol sebuah remote hingga semua jendela tertutup tirai.


"Gue jemput gak mau ternyata berangkat sama tunangan lo, kenapa.. udah mulai ada rasa sama dia?". Langsung Winston meluapkan kecemburuannya.


Kanza mendelik tidak suka pada tuduhan Winston, karena ia jelas-jelas membenci sosok bernama Mahesa Putra Wijaya.


"Gak usah nuduh gue, lagian gue terpaksa bareng dia".


"Terpaksa kenapa, biasa juga lo bisa pergi sesuka lo sama siapa aja.. jujur sama gue Za lo udah mulai suka sama dia".


"Win plis gue lagi gak mau debat, terserah lo mau anggap apa yang jelas gue gak pernah suka sama Mahesa". Winston mengacak rambutnya, dan memilih duduk disofa mengatur emosinya.


"Gue cemburu Za, gue gak suka liat lo deket sama cowok lain, gue tertarik sama lo sejak awal tapi sekarang gue suka bahkan cinta sama lo". Jujur Winston dengan frustasi. Kanza berbalik badan dan mendekati Winston, duduk disebelah pria yang berstatus kekasihnya.


"Win dengerin gue, gue emang belum suka sama lo tapi ketimbang Mahesa gue gak akan ragu buat pilih lo". Winston mengubah arah pandangnya pada Kanza, ada gelenyar bahagia dengan jawaban Kanza terlebih ketika gadis itu secara sadar menangkup kedua pipinya.


"Tapi setelah pertunangan lo sama Mahesa batal lo juga bakal ninggalin gue". Dan kemudian nada suara Winston terdengar sedih, mengingat fakta terjalinnya hubungan mereka berdua, adalah untuk membatalkan pertunangan Kanza dan Mahesa.


Kanza hanya diam karena dia merasa bingung untuk menjawabnya, tapi.. "kalo gitu buat gue jatuh cinta sama lo balik". Kanza sadar ucapannya mungkin terlalu gegabah keduanya terpaut usia lima tahun, mungkin jika lebih tua sang pria akan baik-baik saja tapi ini kebalikannya, dan Kanza tidak yakin untuk itu, tapi mengingat bahwa Winston orang yang jauh lebih baik dari semua pria yang pernah dekat dengannya, Kanza dengan berani mengatakannya kalimat diatas.


"Baik, tapi jangan pernah nolak apapun yang bakal gue lakuin atau kasih ke elo". Kanza mengangguk ragu, Winston segera menarik Kanza duduk menyamping dipangkuannya.


Winston merangkul erat pinggul Kanza sementara Kanza memegang pundak Winston, mata keduanya saling bertemu.


"Mulai sekarang jangan pake gue elo lagi". Kanza mengangguk.


"Jangan nolak buat gue antar jemput". Kanza kembali mengangguk dengan senyum tipisnya.


"Tadi katanya gak boleh pake lo gue, itu kamu masih pake". Koreksi Kanza pada ucapan Winston, Winston merasa perutnya menggelitik ketika mendengar Kanza mengatakan 'kamu'. Pria itu tercengir dengan dimple menisnya.


"Iya sayang". Dan kali ini Kanza yang melebur dalam ucapan Winston.


Dia sudah benar-benar memutuskan untuk coba menerima Winston dalam hubungan yang normal layaknya orang pacaran. Kanza tidak akan menolak lagi saat Winston meminta pelukan atau ciuman mungkin..


"Oh iya satu lagi akk--".


Krukkkkk...


Dan kalimat Winston terpotong oleh bunyi perut Kanza yang membuat sang empu menelungkupkan wajahnya diceruk leher Winston karena malu, tapi membuat Winston tersenyum manis.


"Sayangnya aku lapar ya? maaf ya tadi ganggu makannya. Kamu sih deket deket tuh guru nyebelin". Kanza benar-benar malu dan geli mendengar ucapan super lembut dari Winston, apalagi penggunan kata sayang dan wajah merengut Winston dikalimat terakhir.


"Kok gue geli ya hahah". Kanza tertawa namun segera dapat remasan keras pada bokongnya. "WINSTON!".


Winston dan Kanza akhirnya memilih keluar dari cyber setelah beberapa candaan, keduanya keluar secara terpisah dan Kanza segera menuju Kantin sementara Winston memilih ke lapangan untuk bermain basket.




..



"Kanza kamu mau kemana sayang? Mahesa mau kesini loh". Seru Mama Tiff saat mendapati sang anak sudah rapih dan berjalan menuju pintu keluar.


"Aku mau ketemu Jijel Ma".


"Tapi Mahesa kasian sayang dia udah mau luangin waktu sibuknya buat ketemu kamu loh". Kanza mendesah berat "Gak ada yang nyuruh dia luangin waktunya, lagian sampe kapanpun aku gak bakal mau sama dia". Tiffany yang sebelumnya duduk dengan santai kini mulai bediri. "Kanza kamu itu udah tunangan sama dia, dan kamu bakal nikah sama dia. Kamu gak bisa egois, kalian udah tukar cincin".


"Iya karna Mama sama Papa yang maksa aku! Dan perlu Mama tau aku udah punya pilihanku sendiri-".


"Siapa? Laki laki tidak berguna itu". Nada Tiffany meninggi, wanita baya ini begitu membenci parasit yang putrinya akui sebagai kekasihnya.


"Enggak. Aku udah putus sama Gama".


"Oh bagus dong, itu artinya kamu bisa mulai buka hati kamu buat Mahesa".


"Ma.. ".


"Masuk kamar kamu." Bentak Tiffany.


"Gak! Aku bakal tetep pergi". Kanza melangkahkan kakinya keluar rumah namun teriakan sang Mama menghentikannya. "Sekali lagi kamu melangkah Mama bakal majuin pernikahan kalian".


Kanza berbalik arah dengan pandangan yang mulai berair, hatinya terasa kacau tanpa sepatah katapun Kanza kembali berlari kekamarnya dan mengurung diri disana bahkan ketika Mamanya mengetuk pintu memintanya menemui Mahesa yang sudah tiba dibawah sana ia tetap mengabaikannya.



..


"Halo sayang kamu kenapa kok suaranya serak gini". Winston dengan nada khawatirnya berujar ketika panggilan Kanza masuk.


Bukannya menjawab Kanza malah menangis membuat sosok di sebrang sana semakin khawatir.


"Aku kerumah kamu sekarang ya".


"Jemput aku Win hikss.. aku gak mau nikah sama Mahesa". Dan Winston disana dengan tergesa meraih jaketnya lantas segera menuju rumah Kanza.


"Sayang tunggu aku, aku gak bakal biarin kamu sama dia".






Bersambung..

By. Alnaranish

Dt. 12'11'23

Kenakalan, Perjodohan, dan Cinta [ Tidak Di Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang