ch. fiveteen

1.3K 146 5
                                    

Happy Reading

.
.
.











__


"Sekali lagi aku mau nanya serius, kamu cinta aku atau enggak?". Winston menatap serius sosok Kanza yang duduk disampingnya.


Pertanyaan yang sama sebelumnya terucap namun yang lebih tua hanya terdiam seakan enggan untuk menjawabnya, bahkan kali ini Winston harus menarik nafasnya dalam karena Kanza yang masih tak kunjung memberikan jawabannya.


"Okey kamu ragu, kamu gak cinta sama aku. Aku ganti pertanyaan, kamu lebih pilih aku atau Mahesa yang jadi suami kamu?".


"Win..".


"Jawab Za biar aku bisa ambil keputusan. Kita pacaran karna kamu mau lepas dari perjodohan, tapi kalo emang sampai sekarang kamu gak ada rasa apapun sama aku, aku pilih buat lepasin kamu, aku mulai cinta sama kamu, dan sebelum perasaan aku makin jauh aku mau jawaban pasti". Selama mengenal Winston baru kali ini Kanza melihat sosok Winston tampak begitu serius juga jika dilihat dari sikapnya ini seperti bukan remaja 18 tahun.


Jujur saja Kanza merasa bingung pada perasaannya untuk Winston, tapi entah kenapa ada perasaan tak rela saat mendengar Winston akan melepaskannya, apa karena perjodohan belum sampai di batalkan jadi dia masih membutuhkan Winston, tapi Kanza merasa bukan karena itu..


Dia suka, dia nyaman ketika berada didekat Winston, dan perasaan aman yang tidak pernah dia rasakan pada Gama dulu kini hadir pada Winston. Dia merasa aman bersama Winston, tapi dia tidak yakin apa itu karena dia cinta pada Winston..


"Za?".


"Aku gak tau, aku bingung. Plis jangan lepasin aku, bantu aku bales perasaan kamu Win". Suara rendah Kanza membuat Winston mengulum senyum tipis. Dia sadar Kanza mulai bisa menerimanya sebagai pacar sungguhan tapi dia juga tahu jika Kanza memang belum merasakan perasaan yang sama.


"Besok masuk ya? Aku bakal bantu kamu cari tau perasaanmu buat ku". Winston memegang kedua bahu Kanza memberikan senyum manisnya yang seketika Kanza balas dengan anggukannya. "Sekarang aku anterin kamu pulang".


..


Seperti perkataan sang kekasih kemarin malam, akhirnya Kanza kembali masuk sekolah untuk mengajar, dia berangkat dengan Mahesa, tentu saja akibat paksaan orangtuanya karena mereka mengancam akan membuatnya keluar dari Laurent HS jika tetap ingin berangkat sendiri.


Kanza mengatur nafasnya, mengangguk kecil ketika menerima sapaan dari para muridnya.


"Kanza? Kemana aja aku khawatir kamu gak masuk beberapa hari". Di selasar koridor Kris menahan langkah Kanza.


Kanza yang sebenarnya malas berurusan dengan Kris terpaksa harus menanggapi pria dihadapannya ini.


"Maaf Pak kalau bikin Bapak khawatir, saya hanya sedang ada sesuatu dengan keluarga saya".


"Nomor kamu juga gak bisa dihubungi".


"Iya hape saya rusak". Jawabnya seadanya.


"Astaga Za, aku bersyukur kalau gak ada apa-apa". Kanza membalas dengan senyum tipis namun mendadak wajahnya terlihat datar begitu dari arah depan dia melihat Winston dengan kedua temannya dan kembarannya asyik bergurau bahkan saat mata Winston mengarah padanya lelaki itu hanya acuh seolah mereka adalah orang asing.


Kenakalan, Perjodohan, dan Cinta [ Tidak Di Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang