ch. seven

1K 113 1
                                    

Happy Reading

.
.
.











__


Bukk.


Pintu mobil tertutup kembali setelah Winston masuk dengan membawa kresek sedang berisi berbagai cemilan dan es krim.


Winston menatap gadis disampingnya yang masih terus menangis sejak tadi, bahkan mobilnya kini dipenuhi tisu bekas.


"Karna ini diluar sekolah gue gak mau ngomong sopan. Bu Kanza lo cukup bikin mobil gue kotor, mending lo makan ini dulu". Winston membuka satu es krim dan menyodorkannya pada Kanza yang tentu saja tidak langsung gadis itu terima.


Winston dapat melihat hidung merah Kanza, serta mata merah gadis itu ketika menoleh padanya. "Gue masih lebih tua asal lo inget, sopan dikit".


Winston meraih tangan Kanza dan memberikan es krim pada tangan itu. "Diem dan abisin aja". Kanza mendengus. Dia mulai mejilati es krimnya walau masih dengan air matanya.


"Udah gak usah nangis lagi mata lo bisa bengkak". Winston tanpa peringatan mengusap mata Kanza membuat gadis itu terdiam menghentikan jilatannya pada es krim.


Usapan Winston makin turun hingga pipinya, Kanza- dia menoleh membuatnya menatap Winston.


"L-lo ngapain". Kanza segera membuang muka dan tangan Winston terlepas dari sana.


Entahlah, Winston juga hanya refleks melakukannya. Dia menarik tangannya menuju kemudi mobilnya dan kembali menjalankannya perlahan, sementara kesunyian memenuhi kabin mobil.


Range Rover putih Winston hanya berputar putar disekitar taman, cukup membuat Winston akhirnya mengeluarkan suaranya kembali. "Lo mau kemana, gue anterin".


Kanza mendengus, dia juga malas pulang pasti Mamanya akan banyak tanya soal kondisinya saat ini, belum juga, pasti akan menanyakan Mahesa. Membuatnya malas.


"Kali ini gue bakal diem ajal lo bawa kemanapun asal jangan bawa gue pulang. Jangan aneh-aneh juga lo". Winston terkekeh geli dengan tatapan tajam serta ancaman Kanza yang entah akan melakukan apa jika dia macam-macam.


"Gue pengen ajak main timezone tapi mata lo bengkak". Lirih Winston yang masih mampu Kanza dengar, tapi gadis itu hanya mengabaikannya.


20 menit berlalu selama perjalanan yang hanya diisi oleh obrolan kecil dari Winston. Kini Range Rover itu berhenti dibasemant gedung sebuah Apartemen.


"Lo ngapain ajak gue kesini, lo gak lagi manfaatin kesedihan gue ini kan?". Kanza mendelik curiga dan dibuat kesal saat Winston hanya menggedikan bahu seraya turun mengitari bagian depan mobil.


"Ayo gue gak bakal aneh-aneh kok. Tapi gak janji". Winston berseru membukakan pintu mobil, menatap Kanza dengan senyum manisnya.


Kanza turun dari mobil meski sangat ragu, dia masih mengekor Winston hingga kini mereka sampai disebuah unit Apartemen yang sangat luas dengan fasilitas mewahnya, berada dilantai teratas.

Kanza turun dari mobil meski sangat ragu, dia masih mengekor Winston hingga kini mereka sampai disebuah unit Apartemen yang sangat luas dengan fasilitas mewahnya, berada dilantai teratas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenakalan, Perjodohan, dan Cinta [ Tidak Di Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang