ch. thirteen

1.2K 148 2
                                    

Happy Reading

.
.
.










__

Kanza terpaksa membuka matanya tak kala sentuhan lembut pada bahunya menyapa, dia mengedarkan pandangannya dan mendapati jika kini mereka sudah berada di basemant Apartemen Winston.

Setelah panggilan dari Kanza yang terdengar menangis, Winston lantas menghampiri rumah milik sang kekasih, Kanza yang tahu Winston berada didepan rumahnya, diam diam keluar dan meminta Winston membawanya pergi. Winston membawa Kanza berkeliling sekedar melihat lalu lintas malam, hingga malam barganti dini hari barulah Winston memilih membawa gadisnya ke Apartemen, mereka butuh istirahat.

"Turun dulu yuk, mau digendong atau jalan sendiri?". Tawar Winston yang sudah berada didepan pintu bagian Kanza.

Yang lebih tua terlalu malas untuk berucap, hingga hanya kedua tangannya yang terulur meminta gendong. Winston tentu paham gesture itu.

"Sini, hati-hati kepalanya". Kanza segera beringsut dalam gendongan Winston. Digendong ala koala.

"Aku gak mau nikah sama Mahesa". Lirih Kanza menduselkan kepalanya pada bahu lebar Winston.

Winston suka dengan Kanza yang mulai menerimanya dan bertingkah manja. Kanza yang sudah menganggapnya pacar, Kanza yang tidak lagi menolak akan sentuhan fisik.

Winston menurunkan Kanza diranjangnya, dia baru sadar jika penampilan kekasihnya ini begitu rapih hanya riasannya sedikit rusak karena air mata.

"Kok dandan? Tadi mau pergi ya..". Suara lembut Winston mendapatkan anggukan dari sang gadis.

"Aku mau ketemu Jijel, mau minta maaf buat semua kekeras kepalanya aku, ternyata Gama emang sebrengsek itu. Aku gak suka marahan sama Jijel, aku kangen dia". Dan demi Tuhan kali ini Winston merasa berdosa karena melihat Kanza yang begitu menggemaskan ditengah air matanya.

Tak tahan melihat wajah dengan tatapan sedih tapi menggemaskan itu, Winston memilih memeluk Kanza dan mengusap punggung Kanza.

"Udah ya jangan nangis terus, nanti pagikan ngajar kelas aku.. masa  matanya sembab". Kanza hanya mengangguk dengan sisa air mata, Winston menuntunnya untuk berbaring dan mengusap kepala gadisnya agar segera terlelap.



..

Sudah tiga hari Kanza tinggal di Apartemen sang kekasih, begitupun Winston yang juga tidak pulang untuk menemani sang gadis. Kanza dengan sengaja tidak pernah menerima panggilan orangtuanya bahkan semua pesan Mama dan Papanya hanya dibaca tanpa niat membalasnya.

Mahesa yang terus mendatangi sekolah tempat Kanza mengajar namun gadis itu bahkan tidak pernah sudi menemuinya.

"Jir bego banget dah lo, kena damprat Bu Mega kan". Yehezkiel tertawa puas melihat Winston dimarahi Guru Biologi, bagaimana tidak jika pelajaran tentang reproduksi hewan Winston malah menanyakan reproduksi manusia dengan sangat gamblang.

Winston yang muak melihat Yehezkiel tertawa sejak pelajaran tadi, hanya memasang wajah datar tanpa menanggapi celotehan sang sahabat.

Mereka berjalan diselasar lapangan karena Raden yang tengah bermain basket disana dan tanpa sengaja pandangan Winston jatuh pada Kanza yang sedang ngobrol bersama Kris, sesekali Kanza akan tersenyum setelah mendengar Kris berbicara.

Winston mengabaikan Yehezkiel yang kini bergabung ditengah lapangan untuk bermain basket bersama Rajen. Sementara dirinya mengepalkan tangannya melihat pemandangan yang membuat perasaannya tak karuan, bahkan dengan lancang Kris menyentuh rambut Kanza, menyingkirkan daun kering diatas puncak kepala Kanza.

Kenakalan, Perjodohan, dan Cinta [ Tidak Di Lanjut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang