Prolog: Kematian dan Kelahiran

312 14 36
                                    

“Huuh! Akhirnya selesai juga,” Ujarnya.

Gadis tersebut merenggangkan tubuhnya mencoba tuk menghilangkan rasa pegal di tubuhnya karena terlalu banyak duduk, matanya juga sudah cukup lelah karena terlalu lama melihat komputer.

“Aku harus memberitahu perusahaan itu untuk mengganti orang yang bertugas membuat keamanan servernya, Firewall mereka cukup mudah untuk ku bobol, mereka memiliki terlalu banyak celah pada keamanannya.” gumamannya.

Dia cukup sibuk menyelesaikan pekerjaannya sampai tak sempat membersihkan kamarnya, ruangannya terlihat cukup berantakan dengan banyak barang berserakan, salah satunya adalah pakaiannya.

Tinggal sendirian tanpa orang tua dan teman membuatnya harus melakukan semua tugasnya sendiri, jadi ketika dia memiliki banyak pekerjaan sering kali dia mengabaikan kebersihan kamarnya.

“Sudah jam 12 malam ya, aku terlalu fokus sampai lupa waktu, aku bahkan belum makan sama sekali,” ucapnya sambil mengelus perutnya yang rata.

“Lebih baik aku makan dulu, lagi pula walau pekerjaanku sudah selesai tapi aku tak bisa melaporkannya sekarang, klien ku pasti sudah tidur.” kata gadis itu.

gadis tersebut bangkit dari duduknya tuk keluar dari kamar mencari makanan.

Elena, nama gadis tersebut yang merupakan seorang mahasiswi dari salah satu fakultas ternama di kotanya, selain itu dia juga bekerja sampingan sebagai Hacker.

Jika kalian menganggap kala Hacker adalah sebuah pekerjaan yang melakukan kejahatan seperti meretas Software, Website, atau jaringan komputer seseorang tanpa izin dan mencuri data milik orang lain, kalian salah besar.

Hal ilegal tersebut hanya di lakukan oleh segelintir orang saja. berbeda dengan mereka, pekerjaan Elena sebagai Hacker terbilang legal karena dirinya mendapatkan izin dari sang pemilik perusahaan yang di retas olehnya.

Banyak perusahaan yang menyewa jasanya sebagai Hacker untuk memeriksa Cyber Security milik perusahaan tersebut, kemampuan Hacking miliknya di gunakan untuk mencari celah dalam Firewall nya dan juga memberikan solusi untuk memperbaikinya.

Karena kemampuannya ini lah banyak perusahaan yang menyewanya, mereka ingin memastikan keamanan dari data-data perusahaan mereka yang tersimpan di komputer perusahaan, akan gawat jika seseorang bisa membobol pertahanan Cyber mereka dan mencuri data-data perusahaan.

“Ah sial, aku lupa mengisi kembali persediaan,” Elena kembali mengeluh ketika melihat isi kulkasnya yang hanya memiliki air dan beberapa minuman kaleng.

Pada akhirnya Elena harus keluar rumah untuk mencari bahan makanan atau setidaknya warung makan yang masih buka, tetapi sepertinya di daerah tempat tinggalnya tidak ada warung makan yang buka sampai tengah malam jadi terpaksa dia harus ke toserba atau minimarket tuk membeli makanan.

“Sepertinya hari ini aku akan makan mie instan lagi.”

Elena pergi tuk mengganti pakaiannya sebelum keluar dari rumahnya, jarak rumahnya dan minimarket tak terlalu jauh jadi dia memutuskan tuk berjalan kaki ke sana.

***

“Dasar tidak sopan, bisa-bisanya dia menggodaku seperti itu!” ucapnya kesal.

Di minimarket tadi dia sempat di goda oleh kasirnya yang kebetulan seorang lelaki, kasir itu terus menggodanya dan memaksanya tuk memberikan nomor nya, dia bahkan mungkin tak di biarkan pergi kalau dia tak mengancam menendang kemaluannya.

Elena berhenti di persimpangan jalan menunggu lampu merah agar bisa menyeberang, walaupun jalan tak terlalu ramai tapi dia tidak mau mengambil risiko mengalami kecelakaan hanya karena terburu-buru.

Lampu lalu lintas berubah merah pertanda kalau dirinya bisa menyeberang, dia berjalan santai melewati zebra cross tanpa di sadarinya ada sebuah Truk yang melaju kencang ke arahnya.

Truk tersebut sepertinya mengalami rem blong atau sopirnya sedang mabuk, bisa dilihat dari laju Truk tersebut yang terlihat oleng.

Merasa ada yang aneh, Elena menoleh ke samping. “Sialan!” ucapnya dengan mata terbelalak.

Dia mencoba untuk menghindari dari Truk itu, tetapi karena lajunya yang cepat membuatnya kesulitan. Truk tersebut menghantamnya dengan keras  hingga membuat dirinya terlempar beberapa meter dari tempatnya.

Tubuhnya terluka cukup parah, dia bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. matanya redup dan terlihat kosong tetapi kekesalan terlihat pada sorot matanya ketika dia berhalusinasi melihat dewa kematian menari gembira sambil membawa sabitnya.

Sepertinya hidupku hanya sampai di sini saja ya, aku bahkan tak sempat tuk memakan makananku,’ pikirnya.

Banyak orang menghampirinya mencoba untuk menyelamatkannya, beberapa orang menelepon memanggil ambulans dan lainnya hanya datang
untuk merekamnya saja. Mereka berbicara padanya menyuruhnya agar bisa bertahan.

Bertahan? Aku sudah tak sanggup mempertahankan kesadaranku lagi, jadi tak perlu repot memanggil ambulans, huuh jadi ini akhir hidupku ya? Mati tertabrak Truk... sungguh kematian yang menyedihkan.’

Kesadarannya mulai meredup, Elena menutup matanya dan mengembuskan nafas terakhirnya, perjalanan hidupnya berakhir sampai di sini atau setidaknya itu yang di pikirkan olehnya.

***

Di sebuah rumah sakit, lebih tepatnya di sebuah ruang persalinan VIP, terlihat seorang pria yang berjalan mondar-mandir di depan ruangan menunggu persalinan istrinya selesai.

Hari ini istrinya akan melahirkan dan harus menjalani operasi sesar dikarenakan pendarahan yang dialaminya karena terjatuh ketika di kamar mandi. Sebagai suaminya dia seharusnya menemani istrinya tetapi dokter menyuruhnya agar menunggu di luar.

Suara bayi terdengar dari dalam ruangan membuat pria tersebut berhenti, pandangan haru terlihat di wajahnya. Dokter akhirnya keluar dari ruangan dan memberi tahunya kalau dirinya bisa masuk untuk melihat istri dan anaknya.

Dia masuk ke dalam ruangan mendapati istrinya tengah menggendong anaknya, dia tersenyum bahagia walaupun wajahnya terlihat cukup kelelahan.

“Sayang, liat anak kita, dia begitu cantik dan manis,” ucapnya sambil tersenyum pada suaminya.

“Ya, sama seperti ibunya,” balas sang suami.

“Hihi, jadi sayang, kamu sudah menentukan nama untuk anak kita kan?” tanya nya.

“Tentu saja, aku akan menamai anak kita... Karisha Beryl Giustina.”

To Be continued

Author note: hallo semua, terima kasih telah membaca ceritaku, jangan lupa berkomentar

Karisha: I Am Vilains (Open Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang