Chapter 20: [Resmi di batalkan]

89 5 1
                                    



“Daniel, papa kecewa padamu. Bisa-bisanya kau berselingkuh dengan perempuan lain padahal kau sudah punya tunangan,” ucap Leon murka.

“Pah, ini mungkin salah paham, anak kita tidak mungkin mendekati perempuan biasa sepertinya dan melakukan hal seperti itu,” bela Sindiya.

“Tante, bukti sudah ada, tante mau menyangkal apa lagi?” tanya Karisha.

Ternyata benar, seorang ibu memang akan selalu ada untuk anaknya. Sayang sekali keadaannya kurang tepat karena posisi sang anak adalah orang bersalah, sesayang apa pun seorang ibu pada anaknya tetapi tidak sampai membenarkan perilaku salah dari anaknya.

“Karisha ini—“

“Mah cukup, ini memang kesalahan Daniel, dia mungkin diguna-guna oleh perempuan itu,” potong Leon.

“Pah, Liliyana tidak mungkin melakukan hal itu. Aku cinta pada Liliyana, aku tidak menahan perasaan ini,” balas Daniel.

Leon sangat kecewa dan malu dengan kelakuan dari anaknya, bisa-bisanya dia mengatakan hal seperti itu di depan rekan kerja yang juga ayah dari tunangannya.

“Daniel, setelah ini kita harus bicara,” ucap Leon dingin.

“B-Baik pah,” balas Daniel gemetar.

Papanya cukup menyeramkan ketika marah, dia hanya bisa berharap kalau di rumah nanti Papanya tidak menghajarnya karena perbuatannya ini.

Daniel menatap benci ke arah Karisha, dia berpikir kalau semua ini adalah salahnya Karisha. Kalau saja Karisha bisa tutup mulut perihal hal ini mungkin semuanya tidak akan menjadi sepeti ini, Karisha hanya membawa sial pada hidupnya.

“Jhonatan, aku minta maaf atas semua ini, aku benar-benar malu dengan kelakuan dari anakku, aku sudah gagal dalam mendidiknya,” ucap Leon menundukkan kepalanya.

“Jujur saja Leon, aku kecewa dengan anakmu itu, aku juga sangat marah padanya karena berani selingkuh dari anakku. Aku tidak bisa membiarkan pertunangan ini berlanjut, aku harap kau menandatangani itu,” balas Jhonatan.

Sedari tadi dia harus menahan amarahnya, kalau saja dia bukan anak dari temannya mungkin dia akan langsung menghajarnya saat ini juga, dia juga bisa melihat kemarahan dari anak dan istrinya.

Istrinya pasti sangat marah karena hal ini, dia bisa melihat istrinya mengepalkan tangannya sambil menatap dingin ke arah Daniel. Di pancing sedikit saja mungkin dia akan mengamuk.

Awalnya dia tidak percaya ketika Adam mengatakan kalau Daniel berselingkuh, dia tahu anak temannya itu pasti di didik dengan baik oleh keduanya tetapi dia tidak menyangka kalau anak temannya ini akan melakukan sesuatu yang dibencinya, dia sangat kecewa pada keluarga Daniel.

Leon menghela nafas sebelum membalas, “aku mengerti Jhonatan, aku akan menandatanganinya. Tetapi, aku harap kejadian tidak merusak kerja sama kita.”

“Kau tahu aku tidak suka mencampur adukan kehidupan pribadi dan pekerjaan, tetapi soal kerja sama kita itu tergantung kinerja perusahaanmu,” jelas Jhonatan.

Sebenarnya Jhonatan sangat ingin memutuskan kerja sama mereka, tetapi karena rasa profesional dan kinerja perusahaan Leon yang lumayan membuatnya harus mengurungkan niatnya terlebih dahulu.

Leon menandatangani surat perjanjian tersebut dengan enggan, semua rencananya yang disusun olehnya bisa hancur berantakan karena hal ini, untung saja Jhonatan tidak memutuskan kerja sama mereka, jadi dia masih bisa menjalankan rencana miliknya.

“Sepertinya pertemuan kali ini kita sudahi aja,” ucap Karisha setelah mengambil surat perjanjian itu.

“Ya, aku mungkin akan menghajar seseorang jika terlalu lama si sini,” komentar Adam sambil menatap sinis Daniel.


Keluarga Karisha kemudian pergi meninggalkan restoran tersebut, untung saja mereka sudah makan kalau tidak mungkin malam ini mereka tidak akan makan malam karena mood yang hancur.


***


“Anak sialan, kau hampir menghancurkan segala hanya demi perempuan jalang,” bentak Leon.

“Ugh! Maaf pah,” ucap Daniel pelan.

Dia menampar Daniel hingga tersungkur dan meringis kesakitan, pipinya mungkin akan bengkak karena tamparan tersebut. Sindiya menatap khawatir pada anaknya, walaupun dia juga kecewa padanya tetapi dia tidak ingin melihatnya di hajar oleh suaminya itu.

“Sayang sudah, kau harus tenang. kasihan Daniel,” ucap Sindiya menenangkannya.

Leon menenangkan emosinya, nafasnya masih memburu karena amarahnya yang meluap-luap. Dia hampir saja kehilangan akalnya dan menghajar anaknya tersebut.

“Daniel, Papa harap kamu tinggalkan perempuan itu,” perintah Leon.

Membayangkan anaknya menikah dengan perempuan biasa seperti itu membuatnya merasa kesal, dia tidak akan merestui anaknya bersama dengan perempuan dari keluarga yang biasa saja.

“Tapi Pah...”

Leon langsung memotong ucapan Daniel, “cukup, Daniel. Papa tidak ingin mendengar ini lagi.”

Leon kemudian pergi meninggalkan anaknya yang masih terduduk di lantai. Sindiya kemudian membantu anaknya bangun dan membawanya pergi untuk di obati, dia tidak tega melihat kondisi anaknya seperti ini tetapi dia juga tidak bisa berbuat banyak.



***


Berada di kamarnya, Karisha duduk bersandar di meja belajarnya sambil menatap kertas surat perjanjian tadi, seringai tidak luntur dari bibirnya. Dia sangat senang karena salah satu masalahnya telah terselesaikan.

“Memutuskan pertunangan selesai, sekarang aku hanya perlu mengamankan perusahaan ayahku dan juga menyingkirkan Liliyana,” gumam Karisha.

“Ah sial, sepertinya aku cukup dekat menuju jalan antagonis,” lanjutnya sambil terkekeh pelan.

Dia tidak masalah menjadi antagonis sekalipun asalkan keluarganya tetap aman, dia akan menjadi antagonis untuk mereka yang bermacam-macam pada keluarganya.

Jika itu menyangkut dirinya sendiri dia tidak akan terlalu mempermasalahkannya, tetapi jika itu menyangkut keluarganya dia tidak akan segan-segan pada mereka.

“Aku cukup penasaran dengan reaksi Liliyana. Apakah dia akan senang, sedih atau marah ketika mendengar kabar ini?” batin Karisha.

Perempuan itu pasti akan senang karena sekarang tidak ada yang menghalanginya untuk mendapatkan Daniel, tetapi sayang sekali dia tidak akan mendapatkan harta apa pun dari Daniel karena rencananya selanjutnya akan mengakhirinya.

“Jika Daniel tidak menjadi orang kaya lagi, apakah Liliyana masih akan mau bersamanya? Haha alu sangat tidak sabar untuk menontonnya nanti,” ucap Karisha sambil tertawa.


***


“Apa? Kau membatalkan pertunanganmu dengan Karisha? Kenapa?” tanya Liliyana tidak percaya.

Dia cukup syok mendengar kabar tersebut, pasalnya kejadian seperti ini sama sekali tidak ada dalam jalan ceritanya, sepertinya semuanya semakin melenceng dari yang seharusnya. Usahanya mengembalikan alur cerita sepertinya gagal.

Jika seperti ini, bagaimana cara keluarga Daniel untuk memorot harta keluarga Karisha? Hubungan kedua perusahaan ini juga pasti akan gagal kan?’ batin Liliyana bingung.

“Iya, pertunangan kami batal, tapi keluargaku masih tetap berhubungan walaupun hanya sebatas pekerjaan saja,”

“Begitu ya,” balas Liliyana.

Tapi bukankah itu bagus,”

“Hah? Bagus bagaimana, pertunanganmu batal?” balas Liliyana heran.

Ya bagus, dengan begitu aku bisa mendekatimu dengan terang-terangan,”

“D-Daniel?”

Wajah Liliyana memerah mendengar ucapan Daniel barusan, sepertinya pembatalan pertunangan tersebut tidak buruk juga, lagi pula keluarga Daniel cukup kaya.


***



Sudah seminggu sejak pertunangan Karisha dan Daniel di batalkan, berita tentang hal ini dengan mudah menyebar di seluruh sekolah. Tentu saja banyak siswi yang senang akan berita itu karena mereka sekarang bisa mendekati Daniel tanpa khawatir lagi.

“Aku masih tidak percaya kau membatalkan pertunanganmu,” ucap Alena.

“Bukannya kau sudah tahu kalau aku memang akan membatalkannya?” tanya Karisha heran.

Dia telah mengatakan hal tersebut dulu padanya, tepatnya beberapa minggu setelah dia mendapatkan kembali ingatannya yang tersegel.

“Iya sih, tapi kukira waktu itu kau hanya main-main saja,” balas Alena.

Alena tahu bagaimana perasaan Karisha pada Daniel jadi waktu itu dia berpikir ucapan Karisha hanya sebuah kebohongan dan hanya akan dijadikan ancaman untuk Daniel saja.

“Aku tidak pernah main-main kalau untuk urusan seperti ini Ale, yah sekarang aku tidak terikat lagi padanya. Apa pun yang terjadi padanya nanti tidak akan ada hubungannya denganku lagi,” jelas Karisha.

Perasaannya pada Daniel sekarang sepertinya sudah sepenuhnya menghilang dan dia bersyukur akan hal itu karena dia tidak perlu lagi merasa sakit hati ketika Daniel dekat dengan perempuan lain.

Kebetulan sekali tidak jauh dari tempat duduk mereka ada Daniel dan Liliyana yang sedang makan siang bersama. Alena menatap mereka sebelum menoleh ke arah Karisha untuk melihat reaksinya.

“Sekarang Daniel dan Liliyana sudah resmi berpacaran, apa kau tidak cemburu?” tanya Alena.

“Tidak, dia berhak bersama dengan siapa pun,” balas Karisha.

“Tapi sepertinya Daniel tidak mengidahkan perintah ayahnya. Setahuku ayahnya melarang Daniel untuk dekat dengan Liliyana,” lanjutnya.

Dia sendiri tahu bagaimana sifat dari ayahnya Daniel yang tidak suka kalau ada keluarganya yang berhubungan dengan orang yang memiliki kasta di bawahnya, sifatnya itulah yang sangat dibenci Karisha.

“Yah mungkin mereka melakukan Backstreet?” tebak Alena.

“Mungkin saja, aku penasaran bagaimana tanggapan ayahnya jika mengetahui hal ini,” ucap Karisha sambil menyeringai.

“Sha, senyummu itu menakutkan,” komentar Alena.

Karisha langsung menghilang senyuman dari wajahnya.











To Be Continued

Karisha: I Am Vilains (Open Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang