Siapa yang nungguin?
Kebetulan aja sih ini, hehehe.
Happy reading and sorry for typo!!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Acara rapat dadakan itu selesai tepat setelah bel jam istirahat pertama berakhir. Sekarang Taehyun, Sungchan, sama Winter udah dalam perjalanan menuju kelas masing-masing.
Di persimpangan koridor pembatas antara kelas IPS dan IPA, Winter sempat menarik kerah baju Taehyun dan Sungchan, yang mana membuat kedua anak Adam itu otomatis tercekik dan memberhentikan langkah mereka.
"Ingat, jangan percaya sama siapapun, kecuali keluarga Jung, gue, Asahi, si jamet perindapan, sama kak Seulgi. Oh ya, korbannya juga deh" bisik Winter sepelan mungkin. Takut-takut ada yang menguping, apalagi dengan keadaan koridor tergolong sepi karena udah pada masuk kelas.
Aneh emang, koridor sepi bukannya leluasa buat gibah, malah harus waspada. Skip, back to story.
Taehyun dan Sungchan mengangguk, mengiyakan ucapan si gadis musim dingin. Dengan segera, cewek itu langsung melepaskan tangannya dan berjalan menuju deretan kelas IPS, meninggalkan Taehyun juga Sungchan yang plonga-plongo kayak dora kehilangan peta.
"Lo tau apa yang harus dilakukan sesudah ini 'kan, Kang?" Tanya Sungchan dengan suara rendahnya. Manik rusanya melirik ke arah Taehyun yang berada disebelah kirinya.
Taehyun sendiri mengangguk mantap.
"Tanpa lo tanya, gue juga tau" balas Taehyun. Iris tajamnya menyorot tak bersahabat ke arah ruang kelasnya yang terlihat dari tempat mereka berdiri saat ini. Laki-laki dengan marga Kang itu cukup kaget ketika mengetahui beberapa fakta yang agak diluar perkiraannya.
𖧵 Patung 𖧵
Taehyun melangkahkan kakinya menuju pekarangan rumah. Iris tajamnya tak sengaja menangkap sebuah siluet yang berlari kecil menuju halaman belakangnya. Pemuda Kang itu awalnya tidak terlalu peduli, tapi rasa penasarannya kian meninggi saat mendengar pekikan walaupun samar. Dan itu berasal dari halaman belakangnya.
Mau gak mau, Taehyun harus melihat apa yang sebenarnya terjadi. Pencuri? Emang apa yang mau di curi dari rumahnya ini? Toh semua barang berharga dibawa mulu sama kakaknya.
Taehyun berjalan santai, seolah tidak ada apa-apa. Tapi iris kelamnya memicing saat melihat proporsi tubuh yang ia kenal, tengah membelakanginya.
"Beomgyu." Panggil Taehyun.
Oknum yang dipanggil menoleh, memperlihatkan senyum lebarnya. Untuk sesaat, Taehyun tertegun, terpesona dengan senyum manis itu. Tapi setelahnya, pemuda Kang itu langsung menggeleng pelan, agar tersadar dari pikirannya itu.
"Hehe. Tyun, lihat! Ada anak kucing!" Sahut Beomgyu, dengan tak berdosanya malah menunjuk ke arah kucing kecil berwarna oranye yang berada tak jauh dari semak-semak.
Wajah Taehyun yang tadinya datar, langsung berubah jadi sepet. Dia kira ada ular atau binatang buas lainnya, eh ternyata hanya anak kucing.
Taehyun yang moodnya emang gak begitu bagus, langsung berlalu meninggalkan Beomgyu seorang diri bersama kucing kecil itu di halaman belakang.
Sedangkan cowok cantik duplikat Taeyong itu memiringkan kepalanya tak paham. Lalu menatap kucing kecil itu sedih.
"Tenang aja kitty, nanti Tyun pasti mau jagain kamu." Ucap Beomgyu, kemudian menghilang entah kemana.
𖧵 Patung 𖧵
Brugh!
"Aduh!"
Taehyun menoleh ke arah sumber suara, netranya bertemu dengan binar coklat terang milik Beomgyu yang kini tersungkur di sofa ruang tamunya.
Pemuda Kang itu sedikit meringis, saat melihat keadaan Beomgyu yang jatuh dengan posisi tak elit. Jujur saja, Taehyun sedikit takut jika dahi Beomgyu terkena ujung meja yang terbuat dari kaca runcing nan tajam itu.
Taehyun yang masih memiliki rasa simpati(?) Simpati atau empati tuh? Intinya itu deh. Langsung aja membantu Beomgyu untuk berdiri dari posisinya.
Lagi, Beomgyu cuma nyengir. Taehyun menghela nafasnya panjang, tak paham dengan jalan pikir cowok di hadapannya ini.
"Kenapa?" Tanya Taehyun mendudukkan dirinya di sofa, diikuti oleh Beomgyu.
"Kamu... Mau gak jagain anak kucing tadi?" Tanya Beomgyu sambil menundukkan kepalanya. Takut dikira ngelunjak.
Taehyun mengernyitkan dahinya.
"Maaf, gak bisa. Gue punya hubungan buruk sama hewan." Jawab Taehyun menyenderkan punggungnya.Beomgyu semakin tertunduk dalam.
"Kalau gitu... Bisa nggak, kasih kucingnya ke Sungchan? Bilang aja dari Beomie." Ujar Beomgyu mendongak, memperlihatkan puppy eyesnya.
Taehyun yang melihat itu, kembali menghela nafasnya panjang. Oke, sekarang dia mengalah.
Pemuda Kang itu melepaskan tas punggungnya, meletakkannya disembarang tempat dan kembali melangkahkan keluar rumah, menuju halaman belakangnya. Iris kelamnya melirik kesana-kemari mencari seekor kucing kecil berwarna oranye tadi.
Setelah menemukannya, Taehyun segera membawa kucing kecil itu ke dalam gendongan tangan besarnya. Aduh, sekarang Taehyun gemes sendiri. Tapi teringat jika ia tidak begitu menyukai hewan, cowok itu kembali mendatarkan raut wajahnya.
Taehyun segera membawa kucing itu ke dalam rumahnya. Beomgyu yang melihat itu tersenyum manis. Taehyun melakukan apa yang ia suruh. Ahh, senangnyaa. Begitulah pikir Beomgyu.
"Kasih tau alamat lo. Gue gak bisa lama-lama ngebiarin hewan ini berkeliaran di dalam rumah." Tunjuk Taehyun pada anak kucing yang sudah ia lepaskan beberapa detik lalu.
Beomgyu mengangguk cepat, cowok duplikat Taeyong itu langsung saja menyebutkan alamat rumahnya pada Taehyun.
𖧵 Patung 𖧵
Taehyun menatap datar ke arah rumah besar yang ada di hadapannya. Oh, ini tempat tinggal keluarga Jung. Mengesankan.
Entah sejak kapan, pemuda Kang itu berdiri sendiri disini. Awalnya ada Beomgyu yang setia menemaninya selama perjalanan, tapi anehnya setelah beberapa detik sampai di depan mansion besar ini, laki-laki cantik itu menghilang bak bunga dandelion yang tertiup angin.
Taehyun merogoh saku celananya. Mencari benda persegi panjang gepeng, untuk menghubungi Sungchan. Jujur saja, ia malas berlama-lama disini, apalagi tidak memiliki tujuan tertentu. Hanya ingin memberi kucing kecil atas keinginan Beomgyu. Dan itu pun dilakukan dengan terpaksa.
Tak mau di kira gembel, Taehyun memutuskan untuk mampir ke cafe yang berada tak jauh dari sana. Baru saja melangkahkan kakinya memasuki cafe itu, auranya sudah sangat berbeda.
"Orang-orang disini punya selera yang tinggi, ya." Batin Taehyun saat iris tajamnya menangkap cafe yang terlihat seperti ruang makan ala-ala kerajaan. Jatuhnya malah kayak restoran bintang lima.
Taehyun mendudukkan dirinya di kursi dekat jendela. Jari-jari sibuk menari di atas layar handphone, memberitahu pada Sungchan lokasi tempat ia berada saat ini, serta maksud dan tujuannya untuk bertemu dengan laki-laki Jung itu.
"Permisi, tuan. Ini buku menunya, ingin memesan apa?" Tanya seorang pelayan menghampiri meja Taehyun, dan menyodorkan buku berisi daftar makanan dan minuman yang tersedia.
"Cappucino latte satu." Ujar Taehyun. Menurutnya hanya minuman itulah yang namanya terlihat paling waras diantara seluruh menu tersebut.
TBC bukan penyakit
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━See yaa kapan-kapan!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Patung || Taegyu
Acak[ on hold ] Patung misterius penuh kejutan. ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Note:: Cerita ini mengandung unsur BxB atau boys love. Dan bahasa yang digunakan juga 'campur aduk'. Jadi, jikalau TIDAK NYAMAN ataupun TIDAK SUKA, silahkan KELUAR. Saya juga TIDAK...