27

250 30 4
                                    

Eyyow listen up! Udah lama banget yak.

Happy reading and sorry for typo!!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Beomgyu, laki-laki imut duplikat Taeyong itu kini terlihat mondar-mandir di teras rumah Taehyun. Niat ingin bertemu Taehyun, tapi tetangganya bilang anaknya sekolah, trus kakaknya, si Seulgi juga lagi keluar.

Betapa pelupanya Beomgyu, ia tak ingat jika hari ini masih termasuk hari kerja, dimana semua orang masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Kemana..." Gumam Beomgyu. Sebenarnya bisa saja ia ke sekolah Taehyun. Tapi sayangnya, Sungchan melarang keras dirinya untuk menginjakkan kaki kembali ke sekolah kembarannya itu dalam waktu dekat. Katanya bahaya, apalagi dengan wujudnya saat ini.

Menyerah, pada akhirnya si bungsu Jung itu kembali menghilang. Tak tampak oleh netra siapapun, kecuali bagi mereka yang memiliki penglihatan khusus.

"Kalau gini, kapan bisa kembali?"

𖧵 Patung 𖧵

"Jadi, lo partnernya Winter?" Tanya Taehyun pada perempuan sedarah setanah air dengannya itu. Ya, orang yang Taehyun temui adalah kakaknya sendiri, Kang Seulgi.

Seulgi terkekeh, kemudian menepuk dadanya bangga. "Intel keluarga Jung nih, bangga dong punya kakak intel" ujar Seulgi dengan wajah songongnya. Taehyun hanya memutar bola matanya malas.

Kemudian si laki-laki Kang itu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang kini mereka tempati. Cukup besar dan tidak terasa sesak, bahkan ada pendingin ruangannya, elit sekali bukan.

"Kenapa gue?" Tanya Taehyun pada akhirnya. Bagi orang biasa, mungkin tidak akan paham apa maksudnya, tapi bagi orang-orang bersangkutan, pasti sangat paham dan bahkan pertanyaan itu seolah memiliki makna yang sangat dalam.

"Lo bakal tau Ter. Sekarang kita tinggal nunggu ketuanya aja" jawab Seulgi seadanya, kemudian menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi itu.

Di tempat yang sama namun berbeda ruangan, Sungchan dan Winter masih terjebak dengan sosok yang sedari tadi memperhatikan pergerakan mereka.

Sungchan jengah sendiri, hampir sepuluh menit ia berdiri dengan menumpu bobot tubuhnya pada rak perpustakaan itu. Winter sendiri pun sudah lelah karena harus berpura-pura mencari buku.

"Handphone lo" celetuk Sungchan tiba-tiba. Winter menoleh, tanpa sepatah katapun, gadis itu langsung memberikan handphone miliknya yang tentu sudah dibuka dari sandi-sandi mautnya.

Layaknya tengah memainkan handphone sendiri, Sungchan mengotak-atik benda itu dengan santai. Mengetik beberapa huruf hingga merangkai sebuah kata, kemudian mengirimkannya pada nomor milik Seulgi. Setelah terkirim, ia langsung menghapus ruang percakapannya, dan mematikan handphone dengan casing berwarna baby blue itu, tak lupa mengantonginya.

Winter berdecak kesal. "Ck, bukunya gak ada!" Kesalnya. Tanpa ba-bi-bu, gadis itu menarik tangan Sungchan paksa, keluar dari perpustakaan, meninggalkan sosok yang mengekori mereka.

Sosok itu berdecih. "Cih, ternyata emang cuma mau cari buku" gumamnya, sebelum ikut keluar dari ruangan penuh buku itu.

𖧵 Patung 𖧵

"Anjing banget" kesal Winter, gadis itu misuh-misuh sepanjang lorong gelap yang kini tengah ia dan Sungchan lalui. Kok mereka udah bisa sampai disana? Jawabannya adalah gudang olahraga. Yup, tempat penyimpanan peralatan olahraga itu juga memiliki pintu rahasia penghubung antara ruang olahraga dengan perpustakaan.

Jadi, bisa dibilang mereka bolak-balik dari perpustakaan ke ruang olahraga, terus lanjut lagi jalan dari pintu penghubung, ke perpustakaan, dan barulah bisa masuk itu ruangan rahasia yang ada Seulgi sama Taehyun di sana. Ribet banget emang, tapi cuma itu satu-satunya cara biar gak diintilin lagi.

Perjalanan mereka panjang banget, sampai telinga Sungchan pengen pecah aja rasanya karena dengar ocehan gak jelas Winter.

Brak!

Pintu ruangan itu dibuka kasar oleh si gadis musim dingin. Seulgi yang kebablasan tidur pun terkaget, sampai-sampai hampir terjungkal dari tempat duduknya.

"Monyet bekantan!" Latahnya.

Winter mendengus. "Lo bekantannya, kak!" Serunya, menghampiri yang lebih tua. Jari-jari lentiknya mulai bergerak lihai di atas keyboard komputer yang menyala sejak beberapa jam lalu.

Berbeda dengan Taehyun dan Sungchan yang sekarang tengah saling menatap satu sama lain. Awas jatuh cinta, oke bercanda.

Kedua pemuda itu hanya diam, sibuk menyelam dan mengarungi manik gelap satu sama lain. Berusaha mencari celah berupa kesalahan ataupun petunjuk di setiap sisinya. Ajang tatap-tatapan itu tak bertahan lama hingga sebuah suara lain menginterupsi mereka.

"Yo, lihatnya jangan lama-lama, ntar naksir" ujar orang itu santai, sembari bersandar pada pintu yang masih terbuka lebar.

"LO KAPAN SAMPAINYA, ANJAY?!" kaget Winter.

𖧵 Patung 𖧵

Masih dengan wujud transparannya, Beomgyu menatap nanar ke arah sekolah besar dihadapannya saat ini. JinHit senior highschool, tempat dimana sang kembaran juga sang penyelamatnya berada.

Beomgyu penasaran, kira-kira sekarang kedua orang tersayangnya itu lagi ngapain ya. Belajar menyimak guru, tiduran dikelas, nyolong pena teman sekelas, atau malah bolos ngantin?

Beomgyu terkekeh geli membayangkan gimana jadinya kalau Sungchan nyolong pena teman sekelasnya. Gak elit banget, katanya anak bapak Jung, tapi kok nyolong pena. Pengen ngakak aja dia, kalau benaran kejadian.

Berbeda dengan Beomgyu yang sedikit bahagia karena isi pikirannya sendiri, diruang rahasia perpustakaan sekolah berisik banget. Oknum pembuat masalahnya sih sosok yang tadi. Panggil saja dia si inisial 'PJS', yang datang tak diundang spek itu... Ya itu, pasti tau lah apa.

"Berisik amat, bela-belain gue datang kesini buat bantu, eh anjing gak dihargain" ucapnya menggelengkan kepala, berpose layaknya sedang kecewa berat.

"Tapi benaran, gue bela-belain kesini bukan cuma buat bantu, tapi gue punya beberapa informasi penting terkait si neng nong dalangnya"

TBC bukan penyakit
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

See ya kapan-kapan!

Semoga hari kalian selalu kamis

Patung || TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang