23

320 49 17
                                    

Pikirannya berkecamuk setelah mendapat 'sedikit' clue dari Winter. Taehyun menggaruk kepala bagian belakangnya yang tak gatal, berpikir keras memahami maksud tertentu ucapan dari si sulung Hamada. Kakinya terus melangkah di koridor yang sepi, karena kelas sudah dimulai. Bisa dibilang sekarang Taehyun, si anak ambis dengan iq tergolong tinggi tengah membolos, tanpa khawatir dipergoki oleh guru piket.

"Oittt teh matcha lo kemana aja anjir!" panggil seseorang dari arah depan, membuat lamunan Taehyun terbuyar. Gadis dengan potongan rambut pendek di atas bahu, menghampiri Taehyun, dan menepuk pundak itu keras, hingga menimbulkan suara 'Bugh'.

Taehyun sedikit meringis dibuatnya, tapi sifat bodo amatan yang tertanam membuatnya hanya melewati, tanpa membalas ucapan gadis itu.

"Anjink, bisa-bisanya lo mengacangi seorang Shin Ryujin yang cakep paripurna jodoh Wonpil deysik ini" teriak Ryujin, si gadis pelaku pemanggilan Taehyun di koridor yang sepi.

"Berisik, setan" balas Taehyun dingin. Milirik sinis pada Ryujin yang entah sejak kapan sudah berdiri disebelahnya.

"Ya maaf" cicit Ryujin.

"Lagian, lo habis dari mana? Trus sekarang mau kemana? Bu Wendy nanyain loh. Trus trus, lo lihat Asahi gak? Atau Jaehyuk gitu? Mereka ngilang anjrit" tanya Ryujin udah kaya wartawan televisi.

𖧵 Patung 𖧵

"TEHYON!" teriak Jaehyuk menggema diikuti oleh suara gedubrak pintu yang dibuka secara paksa. Membuat atensi seluruh orang yang berada di dalam ruang kelas itu, jatuh kepada si pemanggil, Yoon Jaehyuk.

"Diem anjink" sahut Ryujin melempari buku ips ke arah Jaehyuk.

"Sialan lo, untung gak kena wajah sempurna gue ini" balas Jaehyuk yang berhasil menghindar dari lemparan maut Ryujin. Beruntung sih, karena kalau kena bisa merah-merah itu wajah.

"Asahi mana?" tanya Taehyun tak menghiraukan perdebatan dua teman setannya itu.

"Lo dari tadi nanyain Asahi mulu, suka lo sama Asahi?" tanya Ryujin menimpali, membuat Jaehyuk yang mendengarnya melebarkan mata itu seakan-akan keluar dari tempatnya.

"LO JANGAN MACEM-MACEM YA SAMA ASAHI, GU—"

"Berisik dedemit!" potong Ryujin menyomot tisu milik Lia, dan menjejal benda putih lembut(?) itu ke mulut Jaehyuk. Membuat si pemuda bermarga Yoon membelak kaget, dan langsung menyemburkan beberapa tisu yang sudah memasuki rongga mulutnya.

Abaikan pertengkaran mereka, kembali ke tokoh utama.

Taehyun berdiri dari tempatnya, melangkahkan kakinya keluar dari ruang kelas, dengan tangan kanan yang mengeluarkan benda persegi panjang tipis dari kantong celananya.

Jari-jari panjangnya sibuk mengotak-atik handphone yang memiliki kecerahan maksimal, bisa membuat siapa saja sakit mata melihatnya.

𖧵 Patung 𖧵

"Gue pulang" ucap Taehyun kala menginjakkan kakinya ke dalam rumah minimalist tapi nyaman itu. Dilihatnya sang kakak yang saat ini tengah terbaring di atas sofa dengan posisi yang elit, kaki di atas dan kepala di bawah hampir menyentuh lantai. Sangat aesthetic.

Taehyun menghela nafasnya, berjalan melewati raga kakaknya tanpa mempedulikan racauan random yang keluar dari bibir sang kakak.

"Air panas, air panas, awas gue mau ngantri!"

Kurang lebih begitulah.

"Dominan ayah masih melekat" gumam Taehyun sebelum membuka pintu kamarnya.

"Sekarang... Gue harus ngapain?" tanya nya entah pada siapa sembari bersandar pada pintu dengan menutup kedua manik hitamnya. Pikirannya masih berkecamuk, tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini.

"Sialan" gumamnya, memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing.

"Persetan dengan teori yang tidak masuk akal" lanjutnya berjalan ke arah kasur, kemudian merebahkan dirinya tanpa mengganti seragam sekolah yang sudah bau apek—oke gak usah diperjelas kasihan kasurnya jadi bau.

𖧵 Patung 𖧵

"Hampir... Gue harus lebih hati-hati sama Asahi..." gumam sosok berpakaian serba hitam bersandar pada pintu rumah kosong tempatnya saat ini.

"Ketahuan ya?" sahut sosok laki-laki berpakaian serba hitam yang tiba-tiba muncul dari kegelapan, sembari melipat kedua tangannya di depan dada, menatap malas ke arah lawan bicaranya.

"Hampir. Setidaknya gue gak berdusta kaya lo, Yoon Jaehyuk" ucapnya menatap tajam laki-laki serba hitam yang diketahui bernama Jaehyuk itu.

Jaehyuk terkekeh pelan, "Bisa-bisanya mereka ketipu sama gue" balasnya kemudian menyeringai, membuat sosok yang lain mendengus kesal.

"Tapi ada baiknya lo jangan terlalu gegabah. Kalau lo terus gini, lama-lama kita bakal ketahuan" ucap Jaehyuk, dengan wajah serius.

"Ya maaf, habisnya gue gak sabar mau lihat dia hancur" balasnya tersenyum tipis dengan manik yang kian menajam.

"Terserah lo. Tapi kalau ketahuan, jangan harap gue mau bantu" sahut Jaehyuk menatap malas ke arah lawan bicaranya.

"Jaehyuk yang sekarang bedanya 1000° Celcius, sama Jaehyuk yang ada disekolah" balasnya dengan kekehan di akhir, tak lupa seringaian khasnya.

"Setidaknya gue gak kayak lo, yang mainnya gak rapi" sahut Jaehyuk membela diri. Sosok itu mendecih pelan, ia berjalan melewati Jaehyuk dan memasuki satu-satunya ruangan yang memiliki pencahayaan.

"Dasar cewek, spek setan semua, baperan" gumam Jaehyuk, sebelum mengikuti langkah sosok itu, dan mengunci pintu yang sudah berkarat dengan rapat.

TBC bukan penyakit

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Apa kabar? Hehe, maaf nge-ghosting
\( ̄▽ ̄;)/

Selamat membaca~

Patung || TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang