[8] Misteri yang Tak Terungkap

164 56 58
                                    

Yoshino menatap Johan dan Reza secara bergantian. Amarah Reza yang memuncak dan Johan yang sekarat membuatnya bimbang. Jika dia melakukan tindakan yang salah, maka semuanya akan berakhir.

Pada akhirnya, Yoshino mungkin harus melakukan hal nekat lagi. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Meski hanya secuil informasi tentang panti asuhan itu, dia membutuhkannya dari Reza.

Yoshino berlari ke arah Reza, lalu mengangkat kepalan tangannya tinggi tinggi di udara sebelum melayangkannya pada wajah Reza.

Bugh!

Suara pukulan kencang terdengar, dan Reza jatuh tersungkur di lantai. Yoshino mengernyit karena merasakan sakit luar biasa di tangannya.

Darah mulai mengalir dan menetes ke lantai dari kepalan tangannya. Itu lah yang akan terjadi jika menyentuh makhluk yang dipenuhi dendam.

"Sudah ku bilang jangan ikut campur!!!"

Dengan kecepatan yang luar biasa, Reza menyambar Yoshino dan membenturkannya ke pembatas rooftop. Yoshino merasa seluruh tubuhnya remuk karena serangan tiba-tiba itu.

Tangan Reza bergerak perlahan untuk mencengkeram leher Yoshino. "Jika kau mengganggu, akan kubunuh juga kau!" Teriaknya lantang.

"Kenapa lo bisa selamat dari pembantaian panti asuhan sejahtera 12 tahun lalu?" Pergerakan tangan Reza terhenti saat kalimat itu terlontar dari mulut Yoshino.  

Yoshino mencengkeram kerah seragam Reza, lantas berteriak dengan suara kencang, "Jawab!"

Tatapan tajam Yoshino terarah kepada Reza, tanpa memedulikan tangannya yang semakin berdarah karena menyentuh Reza.

"Kau..."

"Hihihihihi! Siapa yang berani menyentuh milikku?"

Ucapan Reza terpotong dengan kemunculan sesosok wanita bergaun merah polos. Wanita itu memiliki paras cantik dan kulit yang putih pucat. Rambut hitam legamnya yang menjuntai hingga kaki dan senyuman misteriusnya menambah kesan elegan dan cantiknya.

Seharusnya, siapa pun akan terpikat dengan wanita semacam itu. Namun, Yoshino justru gemetar saat melihatnya. Tidak dia sangka, wanita itu akan datang secepat ini.

"Hihihihi!!!!!"

Wanita itu tiba-tiba mendorong Reza hingga terlempar jauh dan menabrak pintu rooftop hingga hancur, padahal wanita itu hanya mendorongnya menggunakan sebelah tangannya.

Wanita itu perlahan melayang mendekati Yoshino. Yoshino membeku di tempat, dengan netra bergetar menatap wanita itu.

Wanita itu membelai pipi Yoshino lembut. "Lihatlah dirimu yang terluka ini!" ucapnya seraya menyeka darah yang mengalir dari tangan Yoshino.

Lantas, tangannya beralih mengusap benang hitam yang mengikat leher Yoshino. Itu adalah benang yang mengikat Yoshino selama ini, yang hanya bisa di lihat olehnya dan akan selalu terhubung dengan wanita itu selamanya.

"Ikatan kita sudah tidak akan pernah bisa di putuskan oleh siapa pun lagi. Hanya aku yang boleh menyakitimu Yoshino... Hihihihihi!"

Wanita itu memainkan benang yang mengikat Yoshino, lalu perlahan, benang itu mengerat hingga leher Yoshino tercekat.

Yoshino merasa situasinya semakin berbahaya. Dia benar-benar bisa mati jika wanita itu sudah muncul di hadapannya. Wanita yang selalu merasukinya untuk bunuh diri itu tidak akan pernah menyerah untuk membunuhnya. Dan di dimensi ini, dia bisa bergerak secara leluasa.

"Kenapa kamu selalu berhasil lolos? Ayo hidup bersama Yoshino! Kamu harus mati agar kita bisa hidup bersama! Kenapa kamu tidak mau?!" Teriak wanita itu penuh amarah di hadapan wajah Yoshino.

Thread of Death ✔️ [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang