Windy memainkan pena di tangannya. Buku berisi soal-soal matematika yang belum di kerjakan ia biarkan terbuka begitu saja di atas mejanya. "Rina ke mana sih? Kok dia udah dua hari gak sekolah?" gumamnya dengan wajah tertekuk.
Windy membuka aplikasi chatnya. Pesannya bahkan belum di baca sejak dua hari yang lalu. "Lo kemana sih Rin? Kangen gue," ucapnya pelan seraya menghentak hentakkan kaki ke lantai.
"Tapi aneh banget gak sih? Kok mereka bertiga bisa barengan gak sekolah gitu?" Windy menatap bangku Yoshino, Rina dan Julian penuh selidik. "Haish apa sih? Kok gue gak di ajak?" Windy memukul mukul meja belajarnya sendiri. Teman-teman sekelasnya hanya bisa menggelengkan kepala.
"Kenapa sih Win? Berisik banget!" tegur salah satu temannya yang mejanya berada di sampingnya.
"Bestie gue ngilang Bun!" Windy memeluk temannya yang bernama Nita itu dengan tangisan yang di buat-buat.
"Ya elah lebay lo! Si Rina kan sakit, lo tinggal jenguk aja ke rumahnya," Nita mendorong Windy menjauh darinya. Gina teman sebangku Nita tidak memedulikan drama yang terjadi di sampingnya, karena menurutnya MV boyband kpop di layar ponselnya lebih layak untuk di tonton.
"Kyaa! Gila! Ayang gue ganteng banget! Ih ayang lucu banget!! Kemasan sachet! Aaaaa! Yoshi trejo is the best!" Teriaknya tiba-tiba hingga Windy yang sedang merengek pun berhenti karena saking terkejutnya.
"Any*ng! Berisik bat lo!" Nita menggeplak tangan teman sebangkunya itu keras, sementara Windy mengintip layar HP Gina. "Eh apa tuh? Lo nyebut nama Yoshi barusan?" tanyanya penuh antusias.
Gina menjauhkan ponselnya dari Windy seraya mencebik, "Ini Yoshi dari grup trejo, idola gue! Bukan temen sekelas kita yang aneh itu!" Gina tampak merenung sejenak sebelum kembali berkata, "Tapi di pikir pikir tuh orang mirip banget sih sama ayang gue. Mayan lah buat di pake ngehalu," gumamnya dengan ekspresi serius yang di buat-buat.
"Apaan sih? Pasti gantengan Yoshino ah! Dia itu mirip husbu gue di anime! Gue pengen sekali aja liat dia cosplay anime. Kyaa! Kayaknya bisa pingsan gue!" ujar Windy dramatis.
Nita menatap dua temannya itu aneh. Di pikir-pikir, hanya dia dan Rina lah yang paling waras di antara mereka berempat. Mereka sudah bersahabat sejak awal masuk SMA dan sering berkumpul bersama sehingga sudah saling mengenal satu sama lain.
"Emang kalian gak takut sama Yoshino? Setelah kejadian rooftop dan semua rumor-rumor ngeri tentang dia?" heran Nita.
"Takut sih, tapi justru itu daya tarik dia. Banyak rumor justru nambah kesan misterius dia. Di tambah lagi, ada rumor kalo dia itu indihom, red flag, atau apa lah. Wuih, kayak karakter-karakter idaman gue di anime!" sahut Windy antusias yang diangguki setuju oleh Gina.
"Woy para manusia ogeb! Kalian gak lupa Rina jadi agak pendiem gara gara nyaksiin langsung dia lompat dari rooftop?" Nita menoyor kepala Windy dan Gina hingga sang empu meringis.
"Julian juga ngilang guys. Dia kemana ya?" Sebuah suara laki-laki mengagetkan mereka, terutama Windy. Pasalnya, orang itu berbicara tepat di belakangnya.
"Anjir! Ngagetin aja lo! Gue kira setan!" Windy refleks memukul dada Hendra, teman sebangku Julian itu.
"Aduh mba, mulutnya mba!" Hendra mengusap dadanya sendiri.
"Ya lo ngagetin dodol!"
Kriett...
Seseorang masuk ke dalam kelas mereka. Windy, Nita, Gina, Hendra dan semua yang ada di kelas itu terdiam seketika. Panjang umur sekali, karena orang itu baru saja di gosipkan oleh mereka.
Seperti biasa, Yoshino berjalan lurus ke bangkunya dan segera menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya, lalu tertidur. Kedua tangannya yang di baluti perban membuat Windy heran, "Tuh orang kenapa sih? Luka mulu perasaan?" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thread of Death ✔️ [DITERBITKAN]
Mystère / ThrillerKutukan yang menjeratnya membuatnya tidak bisa menjalani kehidupan dengan normal. Ada banyak rahasia dan tragedi yang tersembunyi di baliknya. Bersama dengan orang-orang yang juga terhubung dengan masa lalu kelamnya, dia berusaha mengungkap kebenara...