[19] Ingatan Terdalam Yoshino (1)

108 42 35
                                    

Rina melangkah untuk meneliti wajah anak yang menurutnya asing itu. Siapa anak ini? Batinnya bertanya-tanya.

Ternyata ada anak lain yang selamat selain dirinya saat insiden panti asuhan itu. Rina kecil menghampiri anak yang pingsan itu, lalu mengguncangkan tubuhnya.

"Bangun! Ayo bangun! Cepet selamatin Shino!" teriak Rina kecil dengan suara tersedu-sedu.

Rina menutup mulutnya menggunakan tangannya. Tanpa bisa di tahan, air matanya menetes dari kelopak matanya. Ia merasa sangat sesak melihat dirinya sendiri yang seperti itu.

Ia merasakan kembali perasaan yang di rasakannya saat itu. Ia begitu putus asa melihat orang-orang yang di sayanginya menghilang dalam kobaran api itu.

"Reza bangun!"

Rina tersentak saat dirinya di masa lalu itu meneriakkan nama si anak laki-laki itu. Reza? Rasanya Rina pernah mendengar nama itu, namun di mana?

Saat Rina masih bergelut dengan pikirannya, kobaran api yang berasal dari bangunan panti asuhan itu tiba-tiba berhembus ke arahnya. Rina membelalakkan matanya.

Dengan segudang pertanyaan yang belum terjawab, Rina berlari menjauhi kobaran api itu ke arah hutan. Panti asuhan itu terletak di tengah-tengah hutan yang terpencil.

Sekeras apa pun Rina berlari, kobaran api itu masih mengejarnya. Rina melewati pepohonan yang menjulang tinggi. Lama ia berlari, akhirnya ia menemukan seseorang di dalam hutan.

Rina hendak berteriak memanggil orang itu, namun matanya membelalak seketika saat menyadari bahwa orang itu adalah Yoshino.

Di belakang Yoshino, seorang wanita berwajah gosong memeluknya erat seolah tidak ingin melepaskannya.

Yoshino menengadah dengan tatapan kosong. Wanita itu tampak terus menerus membisikkan sesuatu ke telinga Yoshino.

"Yoshino!!!" Rina berteriak kencang hingga mengalihkan atensi wanita itu. Wanita itu menyeringai ke arah Rina. "Nak Rina, kamu sudah datang?"

Rina mematung di tempat. Sosok itu baru saja memanggil namanya? Ia tidak dapat mengenali sosok itu karena wajahnya yang gosong, namun suaranya terasa sangat familier baginya.

Suara hangat itu terdengar seperti suara Bu Mina, kepala pengurus di Panti Asuhan Sejahtera.

"Bu Mina?" lirih Rina pelan.

"Hihihihihi!" Sosok itu tiba-tiba terkikik dengan suara yang melengking nan memekakkan telinga. Rina menutupi telinganya dengan takut.

Sosok itu tiba-tiba melemparkan Yoshino kepada Rina hingga mereka terjatuh bersamaan di atas tanah.

"Yoshino! Yoshino!" Rina menepuk-nepuk pipi Yoshino, namun mata Yoshino tetap kosong dan tidak meresponnya. Yoshino seolah sedang tidak sadarkan diri dengan mata terbuka.

"Yoshino!" Teriak Rina sekali lagi dengan suara yang lebih kencang.

"Hihihihi... kalian akan segera tahu kebenarannya. Ibu harap kalian dapat mengatasinya," Sosok itu tiba-tiba berbicara dengan nada lembut walau masih terdengar menyeramkan akibat suara melengkingnya.

Rina tertegun. Sosok itu tersenyum lebut ke arahnya. Apa mungkin sosok itu tidak berniat jahat? Apa mungkin sosok itu sengaja muncul di perpustakaan untuk menunjukkan kebenarannya?

Kobaran api yang mengejar Rina akhirnya menelan Rina dan Yoshino. Rina memejamkan matanya, namun ternyata api itu tidak membakarnya. Api itu justru membawanya masuk ke dalam ingatan terdalam Yoshino.

***

12 Tahun yang lalu...

"Mama, ayo bacain buku!" seru Yoshino kecil seraya menyodorkan buku bergambar miliknya.

Thread of Death ✔️ [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang