"Rasanya kaya mau mati."
"Boleh langsung skip selesai ospek aja gak sih, Mick?"
"Kalau bisa, udah sujud syukur gue."
Vano, Naka, dan Neo yang berada di ruang santai hanya menatap cengo dua member termuda mereka yang macam hidup segan mati tak mau.
Aiden dan Mick baru pulang dari ospek hari pertama mereka. Keduanya langsung rebahan di karpet ruang tamu masih dengan pakaian ospek lengkap. Tas dan sepatu dibiarkan tergeletak begitu saja. Wajah kusut sudah macam panglima kalah perang.
"Podo lapo, seh (pada ngapain, sih)?" Celetuk Neo.
"Capek, Mas." Keluh Aiden, cemberut.
"Bisa gak sih, ospek dibikin santai? Ada aja perasaan kegiatannya. Udah macem kerja rodi." Dumel Mick.
"Lho, justru itu sing bikin seru. Suka duka ospek. Nanti lak jadi kenangan kalo udah lewat." Vano menanggapi.
"Tapi, capek Mas Van." Mick berguling tengkurap. Menempelkan pipi di karpet, merentangkan tangan dan kaki. Udah macam bintang laut.
"Pas Mas Vano ospek dulu yo capek kaya gini ndak?" Mulut Aiden bertanya, tapi matanya merem. Capek dia, ngantuk juga.
"Sama. Lebih parah malahan. Fakultas teknik ospeknya main fisik. Opo maneh (apa lagi) teknik mesin sing mahasiswane kebanyakan cowok. Wes macam militer."
"Haaaah... Mesti lebih capek." Aiden mengeluh, tapi nadanya datar. Karena dia udah setengah tidur.
"Sek talah (bentar deh), kalian lagi hari pertama wae wes macem pulang perang. Padahal sek empat hari lagi. Belum lagi ospek jurusan malah satu semester. Opo ndak mati kalian." Naka berucap geli.
"Nggak tau deh. Atur sendiri." Sewot Mick.
Ketiganya cuma tertawa melihat penderitaan dua mahasiswa baru mereka. Membiarkan Mick dan Aiden tidur sejenak sebelum nanti dibangunkan untuk beli makan malam diluar.
🏡Anak Kos SGM🏡
"Den, esai lu tentang Tokoh Mahasiswa Indonesia udah selesai belum?" Mick menerobos masuk kamar Aiden.
"Kurang dikit. Lapo (kenapa)?" Aiden tak mengalihkan pandangan dari esainya.
"Gue nyontek. Udah buntu otak, gak tau mau ngarang apa lagi." Menyeret kursi plastik di ruang santai ke kamar Aiden, Mick lantas melanjutkan esainya dengan mencontoh punya Aiden.
"Udah ngapalin Mars Mahasiswa?" Tanya Aiden begitu selesai menulis. Membiarkan Mick mencontoh dengan leluasa.
"Udah. Sampai muak gue ngapalin."
"Ajarin, Mick. Aku lupa-lupa terus e."
"Oke. Habis ini latihan bareng. Bentar, gue selesaiin ini dulu."
"Oke."
Menunggu Mick selesai, Aiden keluar kamar. Melihat Kemal, Mars dan Win nonton TV, dia memutuskan bergabung.
"Lain e podo kemana, Ko?"
"Mas Vano balik ke kampus, bantuin juniornya nyiapin ospek buat besok. Bastian sama Neo main ke kosan sebelah. Kalo Bang Zico keluar sama Naka beli martabak." Win menjelaskan. Tapi, matanya fokus ke layar ponsel. Terlihat serius, entah cewek mana lagi yang sedang ngobrol dengannya disana.
"Oh."
"Wes selesai ta tugasmu, Den?" Kemal bertanya.
"Udah, Mas. Sek dicontoh sama Mick."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kos 🏡
Teen Fiction"Adek mau ngekos!" -Adek. "Gak boleh." -Mas. "No way!" - Abang. "Skip!" -Kakak. "Au ah! Semuanya jahat sama adek!!" - Adek T^T . . Tentang anak bungsu yang pengen mandiri. Tentang tiga kakak yang posesif. Tentang drama anak kos yang--- Ah, sudahlah!