Double update... Hihihi...
.
.
."Astaga... Kaget!"
Aiden mengelus dadanya. Menenangkan detak jantungnya yang menggebu akibat suara guntur barusan. Matanya mengedar ke sekeliling kamarnya yang jadi gelap gulita. Dari luar terdengar suara-suara heboh penghuni lain.
"Pemadaman apa saklare turun?" - Vano.
"Pemadaman. Rumah laine yo mati soale." - Zico.
"Kan, apa gue bilang. Kalau badai gini mesti terus mati listrik." - Win.
"Wah, suwi iki mesti (wah, lama nih pasti)" - Naka.
"Neo, sing bener nyenteri ne. Gosong ntar ini ayam." - Suara kemal dari dapur.
"Wes bener iki loh, Mas Mal." - Neo ngeyel.
Dan suara-suara lain saling bersahutan.
Aiden mengerjabkan mata. Menyesuaikan pandangan yang tiba-tiba gelap. Mencoba menyalakan ponselnya yang ternyata sudah mati total kehabisan daya.
Menghela nafas. Perlahan-lahan, dia mencoba menuju pintu kamar dengan meraba-raba barang disekitarnya. Serem juga sendirian di tengah kegelapan begini.
"Den, lu dimana?"
Itu suara, Mick. Entah sejak kapan pemuda itu tiba di kosan.
"Di kamar. Aku di kamar, Mick." Balas Aiden sedikit berteriak. Takut suaranya nggak terdengar dari luar.
Tak lama, dilihatnya pintu kamar yang terbuka, dibarengi sinar dari ponsel Mick.
"Buruan keluar. Ngapain lu di kamar sendirian?"
"Tadi sek telfonan sama Kak Bri." Aiden mengikuti Mick keluar kamar. Ikut berkumpul sama yang lain di ruang santai, "Kamu kapan dateng e?"
"Barusan. Pas sebelum mati listrik."
🏡Anak Kos SGM🏡
"Widih, iki penghuni barunya?"
Aiden cuma kedip-kedip bingung ditodong pertanyaan dari orang yang baru dilihatnya ini.
"Yo'i. Kenalan sana." Mick yang balas.
Pemuda yang baru dilihat Aiden itu tersenyum tengil. Mengulurkan tangannya.
"Valen. Kamar 206. Maba Teknik."
Aiden membalas uluran tangannya.
"Aiden. Maba Manajemen. Tuh, kamar 105." Balas Aiden. Lantas melepas jabatan tangan mereka.
"Makin rame aja kos kita ketambahan bocil tiga biji." Itu suara Mars.
"Biji... Biji... Dipikir kita biji kedelai kaya malika." Balas Valen.
"Iya. Lu kan item, kek malika." - Mars.
"Bang Mars sialan." Maki Valen.
Bukannya baku hantam, dua orang itu malah ketawa sama lelucon aneh mereka. Membuat Aiden sadar. Di kosan ini emang gak ada yang gak aneh.
"Makanan datang!"
Neo keluar dari dapur sambil bawa nampan berisi lauk.
"Mars, Naka.. Bantuin bawain makanan di dapur." Kemal mengikuti dibelakang bawa tempat nasi sambil menyenteri langkah Neo.
"Sini, sini. Taruh sini." Vano sama Zico bantuin terima makanan dari tangan Neo sama Kemal terus di tata di atas karpet.
"Den, pegangin lilinnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kos 🏡
Teen Fiction"Adek mau ngekos!" -Adek. "Gak boleh." -Mas. "No way!" - Abang. "Skip!" -Kakak. "Au ah! Semuanya jahat sama adek!!" - Adek T^T . . Tentang anak bungsu yang pengen mandiri. Tentang tiga kakak yang posesif. Tentang drama anak kos yang--- Ah, sudahlah!