"WIN! Sampahmu, loh! Berantakan! Buang sana!"
Pagi di kos SGM sudah diwarnai teriakan Kemal yang menggema dari lantai dua.
"Lah?! Siapa nih, yang berantakin sampah gue?!"
Disusul teriakan Win tak lama kemudian.
"Gak usah kakehan bacot! Buang sana!"
Aiden yang selesai siap-siap berangkat ke kampus membuka kamar setelah menyambar tas yang tergeletak di meja belajar.
"Mas Kemal kenapa teriak-teriak?" Tanyanya pada Mars yang lewat sambil gigit tempe mendoan.
"Kagak tahu. Dari pagi udah ngamuk gak jelas." Jawab Mars sambil lalu. Lanjut duduk di karpet depan TV sambil main HP.
"Sampah ki nek wes numpuk mbok ndang dibuang (Sampah tuh kalau udah numpuk cepetan dibuang). Timbang berantakan begitu, ngundang lalat. Bau juga." Kemal turun dari tangga sambil ngomel-ngomel. Dibelakangnya Win mengekor sambil menenteng kresek sampah. Mukanya ditekuk.
"Iya... Iya, Mal! Udah kali ngomelnya." Sungut Win sambil manyun.
Kemal tiba-tiba balik badan. Melotot ke Win yang jadi jiper ditatap tajam begitu.
"Nek dibilangi jawab terus!" Maki Kemal galak.
Aiden yang masih di depan kamar ikutan bergidik. Satu pelajaran yang didapatnya pagi ini : Jangan pernah bikin kemal marah! Serem soalnya.
"Permisi... Permisi!!" Mick yang gak tau apa-apa main nyelonong aja di antara Kemal sama Win yang masih ada di tengah tangga. Membuat keduanya tersenggol. Untung saja nggak pada kepleset terus jatuh.
"Jangan lari-lari ditangga, Mick!! Nek kepleset terus jatuh piye (kalau kepleset terus jatuh, gimana)?!!" Sentak Kemal keras. Membuat Mick yang sudah di dasar tangga jadi kaku. Terus menatap Kemal yang menatap tajam padanya. Membuatnya bergidik ngeri.
"Sorry, Mas! Sorry! Lagi buru-buru." Ucapnya sambil menangkupkan tangan. Lantas, buru-buru kabur sambil menyeret Aiden yang masih terdiam melihat kejadian barusan.
"Mas Kemal kenapa, dah? Tiba-tiba marah begitu?" Ucap Mick begitu keduanya berada di parkiran. Menyerahkan helm pada Aiden.
"Gak ngerti. Dari tadi wes ngamuk-ngamuk. Ko Win wae habis dimaki-maki tadi." Aiden berjalan ke pagar kosan. Membuka pagar dan membiarkan Mick mengeluarkan motornya. Lantas kembali menutup pagar dan mengunci slotnya.
"Lagi PMS apa, ya?" Tebak Mick ngawur. Mulai menyalakan mesin motor.
"Ngawur. Emange Mas Kemal cewek, iso PMS."
"Ya kali aja, kan." Mick mengendikkan bahu acuh.
Percakapan keduanya berhenti begitu dilihat Kemal keluar kosan sambil menjinjing kresek sampah. Dibelakangnya, Win masih mengikuti sambil bawa hal serupa.
"Durung budal (belum berangkat)? Pada pengen telat apa gimana?" Ucap Kemal datar. Yang justru membuat Aiden dan Mick merinding.
"I-iya, Mas. Iki arep budal, kok (ini mau berangkat, kok)!"
Aiden buru-buru naik ke boncengan motor Mick. Memakai helmnya dan menepuk pundak Mick brutal. Menyuruhnya cepat kabur sebelum jadi sasaran omelan Kemal selanjutnya.
🏡Anak Kos SGM🏡
Kantin fakultas ramai siang ini. Mahasiswa yang sedang pergantian jam mata kuliah memanfaatkan waktu untuk mengisi tenaga. Pun Aiden dan Mick yang sudah menempati meja yang terletak di luar kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kos 🏡
Teen Fiction"Adek mau ngekos!" -Adek. "Gak boleh." -Mas. "No way!" - Abang. "Skip!" -Kakak. "Au ah! Semuanya jahat sama adek!!" - Adek T^T . . Tentang anak bungsu yang pengen mandiri. Tentang tiga kakak yang posesif. Tentang drama anak kos yang--- Ah, sudahlah!