"Ren. Gue mohon percaya sama gue. Gue ga akan biarin mereka nyakitin lo. Gue janji."
*******
Perlahan tapi pasti, haechan dan renjun pun turun dari motor dan haechan langsung menggenggam tangan renjun untuk kemudian dia menyembunyikan renjun di balik punggung nya.
Tatapan haechan menyalang tajam pada orang orang di depan nya yang terlihat tersenyum angkuh dan terkesan meremehkan.
"Dikit banget. Cuma sisa segini anak buah lo?" Haechan tersenyum miring dengan nada meremehkan dan ternyata itu berhasil menyulut kembali emosi haje.
"Kalo gue bawa yang lebih dari ini kasian lo nanti kewalahan. By the way, siapa cwk manis di belakang lo? Kenapa lo umpetin? Padahal gue pengen menikmati wajah cantiknya. Kalo bisa gue juga pengen nyobain tubuhnya."
Tangan haechan yang bebas terlihat mengepal kuat hingga buku buku jarinya memutih saat mendengar ucapan brengsek yang keluar dari mulut haje.
Renjun yang sedaritadi berada di belakang haechan entah kenapa terlihat sangat tenang. Ia tak menunjukan raut wajah ketakutan sedikit pun padahal ia sadar betul kondisi mereka saat ini seperti apa.
"Mending lo kubur dalem dalem fantasy liar lo itu. Karena gue pastiin lo ga akan pernah bisa nyentuh dia barang satu inchi pun." Tegas haechan penuh emosi dan penekanan di setiap katanya.
"Lo masih percaya diri di saat kaya gini? Okay, kita liat apa yang bisa lo lakuin buat jaga cwk lo itu."
Tepat setelah mengatakan itu, haje langsung memberi isyarat pada anak buah nya untuk melakukan tugas mereka dan saat itu juga haechan langsung menarik tangan renjun dan membawa renjun lari ke dalam hutan.
Renjun yang terkejut hanya bisa pasrah saat haechan menarik tangannya dan renjun pun harus mengeluarkan tenaga ekstra saat langkah haechan yang sulit untuk di imbangi oleh kaki mungil milik renjun.
"Sialan. Kejar mereka!" Titah haje pada anak buah nya yang langsung berlari mengejar haechan dan renjun ke dalam hutan.
"CHAN GUE CAPE, KAKI GUE UDAH KEBAS BANGET." Renjun berteriak kencang yang membuat haechan sedikit demi sedikit memelankan langkahnya hingga dia pun berhenti dan langsung melihat ke arah renjun dengan nafas mereka yang sama sama memburu.
Haechan melepas genggaman tangannya saat melihat wajah renjun yang penuh dengan keringat dan sedikit pucat. Haechan bahkan mengabaikan rasa perih di luka nya yang terkena oleh keringat.
"Maaf." Sesal haechan benar benar merasa bersalah karena sudah melibatkan renjun dalam masalah yang dia buat.
"Lo kalo mau pergi, pergi aja deh, gue udah pasrah mau di apain aja sama mereka. Gue udah ga sanggup lari lagi." Ujar renjun terengah sambil mencoba untuk menormalkan nafasnya yang masih terdengar sangat cepat.
Haechan tak menjawab, dia mengedarkan pandangannya dan akhirnya bernafas lega saat ia melihat semak semak yang di rasa bisa menjadi tempat persembunyian untuk renjun.
"Ayo." Ajak haechan dan mencoba menarik kembali tangan renjun namun dengan kasar langsung renjun tepis.
"Lo ga denger yah tadi gue bilang apa?!" Sentak renjun.
"Gue denger. Gue ga akan ajak lo buat lari lagi, tapi sebagai gantinya lo harus sembunyi dulu dan biarin gue selesaikan masalah gue sama anak buah haje." Jawab haechan mencoba untuk meyakinkan renjun.
Renjun menatap dalam mata haechan yang terlihat sangat sayu. Dan akhirnya renjun pun menuruti apa yang haechan inginkan.
Renjun bersembunyi di semak semak itu dengan posisi berjongkok. Dan kini haechan tengah berlutut tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE | Hyuckren [END]
Teen FictionSesuatu yang kau anggap berharga justru bisa menjadi penyebab luka terparah dalam hidupmu.