Haechan yang sedaritadi hanya diam menatap kosong jalanan di depan nya, kini memutuskan untuk pergi ke basecamp bloodies yang sudah lama tidak ia kunjungi.
Entah kenapa haechan sangat merindukan tempat itu, lebih tepat nya kenangan yang pernah haechan lalui di tempat itu, terutama saat bersama renjun.
Haechan ingat saat dia sedang sakit dan renjun datang ke basecamp hanya untuk memastikan keadaan haechan. Haechan juga ingat saat dia dengan brengsek nya melakukan itu pada renjun hanya karena ingin memiliki pria kecil itu se utuhnya.
Haechan merindukan semua tentang pria kecil nya itu. Hingga rasanya dada nya terasa sangat sesak dan bisa meledak kapan saja.
Dengan kecepatan tinggi, haechan pun melesat membelah jalanan menggunakan motornya. Dia ingin segera sampai di sana hanya untuk mengingat kembali kenangan nya bersama renjun.
Tak lama kemudian haechan pun sampai di basecamp dan memyerit bingung saat melihat motor mark yang sudah terparkir di sana. Namun ternyata bukan karena itu haechan kebingungan, tapi karena ia melihat sebuah mobil yang ikut terparkir di sana.
Dengan perlahan haechan membuka helm nya dan turun dari motornya kemudian melangkah masuk untuk memastikan mobil siapa itu.
Baru saja haechan masuk, tiba tiba saja mata nya terbelalak saat melihat pemandangan yang ada di depannya. Sangking terkejutnya dia, tubuhnya pun gontai hingga haechan sampai menyenggol buku yang ada di rak samping pintu.
Kedua orang yang ada di depan haechan juga tak kalah terkejutnya dengan haechan. Hingga....
"Chan... Gue___"
"Satu kata lagi keluar dari mulut lo, gue pastiin lo ga akan bisa ngomong lagi seumur hidup lo mark." Haechan memperingatkan dengan nada yang sangat tajam begitupun tatapan nya.
Tangan nya terkepal kuat di samping tubuhnya. Rahang nya mengeras dan tatapan nya seolah olah bisa membunuh siapapun kapan saja.
Bukannya taku, mark justru malah semakin mendekat dan yang terjadi.....
"Chan___"
Bugh...
Mark jatuh tersungkur setelah mendapat pukulan telak di wajah nya hingga kini darah segar terlihat mengalir di sudut pipi nya.
"Gue udah peringatin lo." Ucap haechan dengan suara yang tertahan namun penuh penekanan di setiap katanya.
Renjun yang sedaritadi hanya diam pun segera berlari menghampiri mark dan berlutut di depan mark untuk membantu pria itu.
"Kak.. D-darah." Lirih renjun dengan suara yang kembali bergetar.
"Aku ga papa ren." Ujar mark mencoba untuk menenangkan renjun.
Mark segera berdiri dan di ikuti oleh renjun yang masih memperhatikan luka di sudut bibir mark.
Kemudian perhatian keduanya pun kembali pada haechan yang terlihat sangat tenang namun berbeda dengan tatapan matanya yang terlihat sangat tajam.
"Kalo lo ga mau dengerin kak mark. Gue mohon dengerin gue chan." Pinta renjun dengan mata yang mulai berkaca kaca.
Haechan tertawa miris mendengar permintaan renjun. Lantas ia pun kembali berucap yang membuat renjun semakin membeku
"Kalo gue ga mau dengerin mark, apa yang buat lo yakin kalo gue mau denger omongan lo... Huang renjun. Kemarin jaemin, dan sekarang mark. Tsk.. Apa abis ini lo juga akan tidur sama jeno."
"LEE HAECHAN!"
kini giliran mark yang hilang kendali hingga ia tak sadar menggunakan nada tinggi pada haechan yang sudah ia anggap sebagai adik nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE | Hyuckren [END]
Novela JuvenilSesuatu yang kau anggap berharga justru bisa menjadi penyebab luka terparah dalam hidupmu.