Kini mereka semua sedang berada di rumah duka. Jeno jaemin dan mark masih sibuk membantu bunda renjun untuk mempersiapkan pemakaman renjun. Sedangkan haechan, pria berkulit tan itu hanya diam menatap kosong pada bingkai foto yang menampakan sesosok pria cantik yang sedang tersenyum manis.
Tangan haechan perlahan bergerak lantas mengambil bingkai foto itu untuk kemudian ia usap dengan sangat lembut menggunakan ibu jarinya.
"Kamu cantik banget ren. Ternyata hati aku ga salah udah milih kamu buat jadi pemiliknya." Gumam haechan sambil tersenyum tipis.
Mata pria itu terlihat sangat sayu dan juga sembab. Wajahnya terlihat pucat dan lebih kurus dari sebelumnya. Infus di tangannya tak membuat pria itu membaik sedikitpun. Karena sejatinya bukan fisik nya yang sakit melainkan hati dan fikirannya.
"Ini belum sampe 24 jam dan aku udah kangen sama kamu ren. Aku harus apa sekarang tanpa kamu di sini?" Suara haechan terdengar begitu lirih di tambah tetesan air mata yang kembali jatuh di pipinya.
"Maafin aku ren. Semua salah aku. Maafin aku."
Tubuh haechan ambruk di lantai yang dingin sambil memeluk erat foto renjun. Tangisan yang tadi sudah reda kini kembali deras membasahi wajah pucat nya.
Tanpa haechan sadari, ketiga sahabatnya tengah memperhatikan dia dari kejauhan dengan mata yang juga berkaca kaca.
"Gue ga pernah liat dia sampai kaya gini. Renjun udah bener bener ngambil hati nya haechan." -jeno-
"Bukan cuma hati, gue rasa renjun udah ngambil hati dan jiwa nya haechan. Liat aja gimana hancur nya bocah itu sekarang." -Mark-
"Renjun udah berhasil ngerubah haechan yang dulu keras sekarang malah jadi lemah kaya gini." -Jaemin-
"Pokoknya setelah ini, gue akan cari bajingan itu sampai dapet dan gue abisin pake tangan gue sendiri." Tegas jeno dengan kedua tangan yang terkepal kuat dan rahang yang mengeras begitupun dengan tatapannya yang terlihat sangat tajam.
"Gue juga bakalan ancurin basecamp dan semua anak xavier sampai abis."
Jaemin menoleh pada mark saat mendengar pria itu berucap dengan nada yang terdengar tak main main. Raut wajah nya pun begitu tajam penuh amarah.
Selama mereka berteman, baru kali ini jaemin melihat amarah yang begitu besar di raut wajah mark.
Berbeda dengan jeno dan mark, jaemin justru hanya diam tak mengatakan apapun. Namun tatapannya terlihat sayu dan kosong.
"Maafin gue ren. Gue ga bisa jagain lo. Harusnya dari awal gue ga biarin lo hubungan sama haechan. Mungkin dengan gitu lo masih ada di sini sekarang. Maafin gue udah jadi pengecut karena ga berani buat ungkapin perasaan gue. Gue sayang sama lo ren, lo akan jadi cinta pertama dan terakhir buat gue. Tenang di sana yah. Gue akan terus berdo'a sama Tuhan supaya di kehidupan selanjutnya lo bisa jadi milik gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE | Hyuckren [END]
Ficção AdolescenteSesuatu yang kau anggap berharga justru bisa menjadi penyebab luka terparah dalam hidupmu.