Anak bloodies terlihat begitu cemas saat sang ketua tak kunjung datang dan tidak bisa di hubungi. Pasalnya, malam ini mereka harus menghadiri acara yang di bicarakan jeno tadi pagi.
"Anj. Kemana sih tuh bocah? Kalau sampai kita ga dateng, bisa bisa kita jadi bahan ejekan karena di kira takut dateng ke kandang musuh." Jeno terlihat sudah sangat kesal. Sedangkan mark dan jaemin masih berusaha untuk menghubungi haechan.
"Gue coba tanya renjun dulu deh. Siapa tau lagi bareng dia." Usul jaemin dan segera menekan kontak renjun pada ponselnya.
Begitupun dengan mark yang terus mecoba untuk menelfon haechan.
"Hallo renjun. Ini gue, jaemin temennya haechan."
"Ya, ada apa kak?" Sahut renjun di sebrang sana.
"Haechan lagi sama lo ga? Daritadi anak itu ga bisa di hubungin." Tanya jaemin to the point.
"Ngga ada kak. Dia ga ada sama aku." Jawab renjun yang membuat jaemin langsung memejamkan matanya frustasi.
"Oh.. Oke kalo gitu. Thanks yah buat info nya. Maaf udah ganggu lo."
"Iya kak."
Setelah itu, jaemin langsung memutuskan panggilan itu dan melihat jeno dan mark sama frustasinya.
"Ga mungkin kan kita berangkat ke sana tanpa haechan." Ujar jaemin.
"Kaga lah anjir. Bloodies ber empat itu udah harga mati. Apalagi ini haechan." Celetuk jeno.
Mark pun kembali menghela nafas panjang. Dia masih mencoba untuk menghubungi haechan. Dan saat percobaan entah keberapa, akhirnya haechan pun menjawab panggilan dari mark. Mark pun langsung menyalakan loudspeaker di ponselnya.
"HEH ANAK SETAN, LO DIMANA SIH ANJ? KENAPA BARU ANGKAT TELFON GUE?" sentak mark saat panggilan itu mulai terhubung.
"Gue ada urusan tadi. Lo pada mau berangkat jam berapa ke acara si bngst Simon? Ini gue udah nunggu di depan basecamp." Tanya haechan dengan tidak tau dirinya. Padahal sejak tadi ketiga temannya itu sedang menunggu dia.
"SETAN! LO FIKIR KITA LAGI NUNGGU SIAPA DARITADI HAH?" Timpal jeno dengan nada suara yang tinggi.
"Iya iya sorry. Udah cepetan keluar. Kita berangkat sekarang."
Akhirnya ketiga orang itu pun hanya bisa menahan emosi mereka pada sang ketua yang kelakuannya seperti anak dajjal tidak tau diri itu.
Di lain tempat
Renjun yang sedang duduk di balkon kamarnya pun terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Lalu ia pun melihat ponselnya dan mengecek apakah haechan ada menghubunginya atau tidak. Karena jujur, renjun sedikit khawatir saat jaemin bilang kalau haechan tidak bisa di hubungin.
Tiba tiba saja renjun teringat akan kejadian tadi pagi saat haechan terlihat murka saat melihat tangannya yang terluka.
Lalu renjun juga ingat saat haechan bilang kalau dia ada urusan setelah mengobati renjun.Fikiran renjun langsung tertuju pada celine saat itu juga. Ia merasa kalau celine dalam bahaya. Mengingat haechan yang sangat murka jika ada yang mengusik renjun.
Renjun juga mengingat peringatan dari junhui tentang pacar celine yang di kenal sangat posesif dan bringas. Kalau sampai haechan benar melakukan sesuatu pada celine, itu berarti haechan akan berurusan dengan pacarnya celine.
"Gue harap lo ga ngelakuin sesuatu yang membahayakan diri lo sendiri lee haechan." Gumam renjun dengan suara yang sangat rendah.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE | Hyuckren [END]
Ficção AdolescenteSesuatu yang kau anggap berharga justru bisa menjadi penyebab luka terparah dalam hidupmu.